Untuk readers tersayangku yang merindukan Elang...
Maaf barusan aku batal publish soalnya aku masih belum ngasih tbc di bagian akhir part ini..heheheSelamat membaca...
Tak terasa, sudah 3 bulan aku menjadi kekasih Elang. Selama waktu itu, kami saling menceritakan tentang diri kami dan keluarga kami. Ternyata Elang adalah putra dari pemilik Darmawan Group yang merupakan salah satu perusahaan properti terbesar di negaraku. Mulanya aku minder, karena orang tuaku hanyalah petani kopi. Tapi Elang meyakinkanku kalau keluarganya tidak pernah memandang seseorang dari harta benda yang dimiliki.
Aku percaya tapi masih enggan saat dia mengajakku ikut dalam pertemuan rutin keluarga besarnya tiap akhir bulan. Elang mengerti dengan keenggananku. Aku hanya dikenalkan pada para sahabatnya.
Aku juga tahu, Elang punya hoby yang kadang membuatku khawatir. Beberapa kali dalam sebulan, dia ikut duel ilegal. Ternyata duel catur yang dikatakan Doni dulu itu bohong. Bukan duel catur tapi duel sungguhan yang kadang membuat Elang luka atau lebam. Elang memang mengurangi frekuensi duelnya sejak aku menangis melihat dia terluka. Tapi tetap saja aku khawatir.
Siang itu, aku kesal padanya karena lagi lagi dia melarangku untuk menontonnya. Aku berlari menuju parkiran karena kebetulan hari itu aku membawa motor sendiri.
"Sayang...tunggu!!"
"Gak...!"
Dia menyusulku ke parkiran saat aku memasang helmku. Dengan cepat aku menyalakan motorku dan meninggalkannya di belakangku.
"Sayang...berhenti!"
Aku mengabaikannya dan dalam beberapa menit dia sudah menyusulku dengan motornya.
Aku kesal padanya dan menambah kecepatan motorku. Elang mensejajari motorku saat jalanan sepi."Sayang...pinggirin gak motornya!"
"Bodo! aku mau pulang.... !!"
Aku menambah lagi kecepatanku membuat Elang panik.
"Oke...oke...pulang kan? Aku ikutin kamu. Tapi please...jangan ngebut"
Aku mengurangi kecepatan motorku karena sebenarnya aku juga takut ngebut. Elang mengikutiku dari belakang dan langsung merampas kunci motorku begitu aku menghentikan motorku di gerbang kost. Aku mencoba mengambilnya tapi kalah cepat. Elang sudah mengantongi kunci motorku.
"Balikin gak?!"
"Gak ada naik motor sendiri lagi!!"
Aku kesal karena usahaku gagal. Aku berbalik meninggalkannya tapi dia menahanku aku meronta tapi dia memelukku menahan geliatanku.
"Oke...kamu boleh nonton"
Aku langsung menghentikan geliatanku dan menatapnya penuh harap. Dia mencium bibirku gemas membuat kemarahanku menguap.
"Beneran?"
"Iya...asal jangan pernah jauh dari Doni dan Aldi , lalu.."
"Pakai pakaian tertutup, jangan sok akrab dan laporkan kalau ada pria mengganggu"
"Good girl"
Elang mendekapku dan menciumi puncak kepalaku. Aku membalas pelukannya dan menikmati aroma tubuhnya yang selalu membuatku betah berlama lama dalam dekapannya.
"Ke apartemenku? Kita pesan go food..kamu belum makan siang"
Aku mengangguk dan menjauh darinya. Elang memasukkan motorku ke garasi kostan dan memasang gembok ke roda motorku. Aku mengerang kesal karena lagi lagi dia mengantogi kuncinya.