8

29K 2.1K 205
                                    

Hai...
Ternyata percakapan sambil lalu mama Elang membuat readers tersayangku tertarik. 
Hmmm.... Setelah "Kita" aku tambah partnya sampai beneran finis,  aku akan pertimbangkan untuk membuat story mereka..

Doakan aja semoga tidak ada kendala dan ideku mengalir lancar.

Nah!!  Udah siapkan membaca pembalasan  Elang Jilid 2 nya?

Selamat membaca...

Aku membuai Febi dengan belaianku di rambutnya. Setelah dia nyaris histeris tadi,  dia tertidur dengan gelisah.  Sesekali alisnya berkerut menandakan dia tengah bermimpi buruk.  Aku menggertakkan gigiku menahan emosiku yang seolah kembali butuh pelampiasan.

Getar ponselku di nakas membuat aku menghentikan kegiatanku membelai rambut Febi.  Sebuah notif pesan masuk dan aku tak dapat menyembunyikan senyumku saat papa mengabariku kalau perempuan iblis itu sudah diketahui lokasi persembunyiannya.

Aku mengecup puncak kepala Febi dan membelai wajahnya yang terlihat gelisah dalam tidurnya.  Dia terbangun dan terlihat takut sejenak lalu memelukku.

"Peluk aku Lang...aku takut"

Aku memeluknya dengan erat dan membiarkan dia menelusupkan kepalanya ke dadaku. 

"Kau tidak akan meninggalkanku kan Lang?"

"Kenapa kau tanyakan itu?  Aku sudah katakan kalau aku akan selalu bersamamu apapun keadaanmu.  Kau istriku sekarang Sayang... "

Febi menangis dan mengeratkan pelukannya.  Dia pasti bermimpi buruk dan ketakutan. Aku ingin sekali menghapus traumanya dan membuat dia menjadi Febiku yang dulu tapi aku tahu Febilah yang punya kemampuan itu.  Dia harus kembali bangkit dari keterpurukannya dan mengembalikan harga dirinya lagi.

Beberapa saat kemudian,  dia mulai tenang . Sebenarnya aku ingin menyelesaikan urusanku dengan para bajingan yang sudah Ruben kembalikan ke gudang.  Tapi Febi lebih membutuhkanku. Aku akan biarkan mereka istirahat dulu sebelum besok aku memberi mereka hukuman final.

Aku memperbaiki posisi Febi dan memejamkan mataku sambil tetap mendekapnya. Tak lama setelahnya aku tertidur dengan berbagai skenario indah untuk perempuan iblis yang sudah membuat Febiku jadi seperti ini.

Elusan ringan kurasakan di sepanjang alisku membuat aku terbangun. Aku tahu siapa pelakunya. Kubiarkan dia dan tetap berpura pura tidur.

"Kenapa aku tak bisa pergi darimu?"

Aku reflek memegang tangannya yang hendak menghentikan kegiatannya mengelus wajahku.  Dia terkejut saat mata kami bertatapan.

" Kau tidak akan kemana mana Sayang...kau sudah mengikat sumpah di hadapan Tuhan dan aku akan memastikan kau tetap bersamaku"

Dia hanya menatapku sendu dan membiarkanku mendekapnya dengan posesif. Kurasakan tubuhnya bergetar diikuti isakan lirihnya.

"Jangan menangis lagi Sayang..."

"Aku mengacaukan semua..."

Aku melepaskan pelukanku dan menatap wajahnya yang terlihat sedih.

"Semua diluar kehendakmu Sayang...jangan bebani dirimu dengan hal remeh seperti itu. Aku memang ingin keintiman kita kembali seperti dulu tapi aku punya waktu seumur hidupku untuk menunggu kau siap"

"Aku istri yang buruk"

Hatiku menghangat mendengar dia mengakui kalau dia istriku.

"Kau percaya padaku? "

"Aku selalu percaya padamu Lang"

"Maka kau pasti percaya juga kalau kukatakan aku tak mempermasalahkan semuanya kan?"

Cinta Tanpa SyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang