1

63.1K 2.8K 570
                                    

Halo...akhirnya aku muncul disini...hehehehe....

Selamat membaca...

Awal pertemuanku dengannya tanpa kesan. Elang Mahesa Darmawan, dia kakak tingkat di kampusku. Aku tidak begitu memperhatikannya karena saat itu aku sudah memiliki kekasih. Dia ketua panitia ospek yang jadi idola teman teman angkatanku. Wajahnya tidaklah tampan tapi menurutku dia punya kharisma seorang pemimpin yang kuat. Dia terlihat dingin dan irit senyum tapi malah itu yang membuat mahasiswi mahasiswi angkatanku tergila gila padanya.

Ah, sampai lupa mengenalkan diri. Namaku Feby Ariyanti. Sejak SMA aku sudah merantau meninggalkan tanah kelahiranku karena kualitas pendidikannya yang tidak sesuai dengan keinginanku. Orang tuaku memiliki kebun kopi yang lumayan luas membuat mereka mampu menyekolahkan aku di SMA Favorit.

Saat SMA aku tinggal dengan Paman Karta, adik ibuku. Tapi sejak kuliah, aku memilih kost karena rumah Paman Karta cukup jauh dari kampusku dan kegiatan awal masuk perkuliahan membuatku capek menempuh jarak tersebut. Meski berasal dari keluarga kaya, aku diajari mandiri dan hidup sederhana sejak kecil karena menurut cerita orang tuaku, mereka merintis usaha perkebunan dari nol.

Saat kelas 2 SMA, aku menjalin kasih dengan salah satu teman seangkatanku, Bayu Permana. Dia putra tunggal seorang pemilik percetakan di kotaku kala itu. Kami menjalin kasih sampai lulus dan kuliah di universitas yang sama meski beda kampus. Dia di fakultas hukum sedang aku di fakultas ekonomi. Hubungan kami berlanjut sampai tahun pertama perkuliahan kami.

Tapi memasuki tahun kedua, dia berubah. Dia sering memintaku melakukan hal lebih dari sekedar pelukan atau ciuman. Aku selalu mampu mengendalikan diri meski beberapa kali kami hampir melakukannya. Mungkin karena itu, dia berubah. Dan puncaknya adalah saat aku memergokinya tengah berciuman dengan seorang wanita di salah satu kafe yang biasa menjadi tempat nongkrong anak muda.

Siang itu , aku diajak Nadia, teman kampusku untuk menemui kakaknya yang bekerja paruh waktu di kafe itu. Tanpa sengaja aku melihat Bayu dan wanita itu berciuman. Dengan emosi aku mendatangi mejanya membuat kedua sejoli itu kaget terutama Bayu yang terlihat pucat.

"Bie..."

"Jadi ini alasan kamu menghindariku sebulanan ini Bay?"

Aku menyadari perhatian pengunjung kafe terarah padaku dan aku tidak suka itu. Ku usap air mataku dan berbalik mengabaikan panggilan Bayu yang mengikutiku keluar kafe. Dia meraih tanganku di parkiran kafe dan dengan emosi aku menyentaknya.

"Lepas!"

"Bie...Sayang...ini salah paham..."

"Aku melihatnya langsung tanpa editan kamera Bay...kamu mengkhianatiku...itu faktanya dan aku kecewa padamu"

"Bie...dengarkan aku dulu"

"Kamu yang harus dengar! Kita putus...aku tidak mau melanjutkan hubungan kita lagi"

"No!! Bie please..."

"Minggir...aku mau pulang!"

Bayu menahan tanganku yang hendak menaiki motor maticku. Aku menolak sambil berurai air mata.

"Kamu jahat Bay! Aku membencimu! Brengsek kamu Bay!"

"Jaga bicaramu Bie!"

Bayu marah saat aku memakinya membuat aku makin emosi.

"Lalu aku harus sebut apa pada pria tak setia sepertimu?!"

"Bie!!"

"Apa?! Brengsek ya kamu Bay!"

"Cukup! Kamu pikir siapa yang membuatku menjadi seperti ini? Kamu penyebabnya?"

"Apa? Kamu selingkuh Bay...dan kamu bilang aku penyebabnya?!"

Cinta Tanpa SyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang