Hari ini sekolah sedikit riuh, karena diadakannya acara tahunan sekolah maka siswa dan siswi yang berpartisipasi di suguhkan dengan kegiatan banyak hal.
Kelas yang biasanya ramai menjadi agak sepi, karena kebanyakan lainya di luar untuk acara-acara yang akan di adakan.
Jimin dan Tae yang memang hanya duduk-duduk di meja masing-masing merasa bosan karena tak ada yang bisa di lakukan.
" Jim, aku bosan, bagaimana kalau kita bolos saja "
" Tae sudah aku bilang kan,kita jangan terlalu sering bolos, sebentar lagi kita akan naik kelas 3, jadi berhenti bermain-main "
" Iya iya, kau sensitif sekali " Tae mengerucut kan bibirnya sambil meluruskan tangannya kemudian membaringkan kepalanya di atas meja.
Seketika menjadi hening kembali, sekelabat pertanyaan konyol di kepala Tae datang, mulutnya memang tak bisa diam saat otaknya berpikir aneh.
" Jim, bila kita sudah dewasa nanti, kau ingin jadi apa ? "
" Kau menanyakan cita-cita ku ? "
Tae mengangguk, mungkin maksudnya bila sudah memasuki usia dewasa Jimin mungkin ingin bekerja seperti apa nantinya.
" Emm, aku ingin jadi polisi "
" Polisi ? "
" Iya polisi, aku ingin menjadi orang yang kuat,pemberani,dan membantu orang lain, selama aku hidup aku selalu bergantung pada Hyung dan juga kalian, aku ingin menjadi orang yang juga bisa melindungi kalian dan juga orang lain, aku ingin appa juga bangga di sana melihat anaknya yang manja ini menjadi sosok yang kuat.
Kau tau Tae, aku sedih saat melihat Hyung menderita dan kecewa, di saat appa meninggal, semua aset perusahaan di berikan padanya, karena dia anak pertama dan juga seorang kakak bagiku maka dia menerima nya, padahal aku tau Hyung sangat ingin menjadi seorang polisi, dia sangat bekerja keras untuk itu, itu sebabnya aku ingin membuat Hyung bangga padaku dengan memberikan sesuatu yang dia impikan "
Jimin larut dalam ceritanya sehingga tak sadar Tae memperhatikan nya dengan raut sedih, dia tau pasti Jimin merasa bersalah pada Hyung nya.
" Itu sangat bagus Jim, aku dan teman-teman selalu mendukung mu,apapun yang kau pilih itulah yang terbaik "
Tae tersenyum, dan melihat Jimin dengan tatapan menyemangati, terkadang persahabatan lelaki memang jarang di ketahui orang-orang ya !!
" Kalau kau Tae, kau ingin menjadi apa ? "
" Emm, kalau aku mungkin akan menjadi detektif, aku selalu tau apapun, benarkan "
" Hei kau itu orangnya sok tau,bukan tau apapun, tapi kalau kau ingin jadi detektif maka lakukanlah, tapi ingat kau itu suka main-main, jadi mulai sekarang belajar yang giat "
Jimin berbicara sambil mencibir Tae, sedikit rotasinya gerak bola mata Tae bergulir saat mendengar ejekan Jimin.
" Tidak usah mencibir juga, kau tau banyak yang bodoh tapi tetap sukses "
" Apa kau pikir dengan begitu kau bisa sukses Tae ?, Orang bodoh itu bisa sukses karena tidak malas, sedangkan kau sudah bodoh malas pula, bagaimana bisa sukses "
" Hey aku tidak malas, hanya berusaha santai dan tenang "
" Ahh terserah kau saja "
Jimin jengah mendengar ucapan Tae, memang jalan pikiran orang aneh begitu, pikirannya tidak dapat di bayangkan dengan jelas, hanya dia sendiri yang mengerti.
" Eh Jim, aku ingin bertanya denganmu ? "
" Bertanya tentang apa ? "
Jimin sedikit takut saat tiba-tiba Tae bertanya padanya, apa mungkin Tae tau tentang penyakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APPORTUNITY
General FictionAndai waktu terulang, aku pastikan kita tak melewatkan sedetikpun kebahagiaan. JIMIN, YOU ARE ONE OF THE MIRACLES IN THE WORLD, YOU ARE AMAZING PARK JIMIN Area friendship