11. Don't not cry, believe me

1.7K 150 4
                                    



Tau tidak Jungkook itu seperti apa? dia itu usil, jahil dan suka mencari masalah.

Tapi dia adalah bagian yang paling membahagiakan di persahabatan mereka.

Bayangkan saja, siapa yang akan berteriak mengejek para hyung dan menjahili mereka sampai kesal kalau bukan Jungkook.

Tapi sesuatu yang membuat Jungkook merasa kesal dan sedih adalah sahabatnya sendiri.

Jungkook memang kekanakan, dia yang paling kecil jadi dia menganggap dia bebas melakukan apapun pada hyungnya.

Jungkook tipikal lelaki yang terlihat kuat di luar dan lemah di dalam, lemah dengan arti yang lembut.

Dia itu mudah menangis, mudah mengeluh, dan tentunya manja.

Contoh nya saat ini saat sedang sendirian, dia merenung kemudian bergumam sendirian.

Dia entah kenapa akhir-akhir ini merasa bahwa ada yang mengganjal pada dirinya.

Tentang Jimin, itu salah satunya.

Jungkook selalu kepikiran, bila mungkin rasanya belum jelas atau mungkin tak tepat Jungkook akan terus berusaha tau.

Sebab sudah berapa kali Jungkook memergoki Jimin yang aneh,  dari mulai obat-obatan, Jimin yang mimisan tetapi selalu di tutupinya, Jimin yang bilah berubah pucat akan permisi ke kamar mandi, Jungkook cukup pintar untuk tau bahwa Jimin sedang tidak baik-baik saja.

Jungkook tak mau berpikiran lebih jauh,dia tak mau apa yang di pikirkan nya benar-benar terjadi, kalaupun memang terbukti dan jelas, mungkin Jungkook akan menangis dan memohon pada tuhan agar semua yang terjadi benar-benar hanya ilusi.

Jungkook benar-benar menyayangi Hyungnya itu.


********

Rumah sedang sepi, Chan yang pergi kekantor dan Jimin yang kesekolah, saatnya sang eoma membersihkan rumah.

Dia berjalan ke arah lantai atas, menuju kamar Chan dan Jimin ingin mengambil baju kotor mereka.

Saat sudah di ambil dia kembali turun ke bawah, ingin mencucinya.

Saat sedang membalikan pakaian ada sebuah kertas yang terselip di celana kantor Chan, saat diambilnya dia agak terkejut karena itu surat rumah sakit.

Eomanya segera membukanya, karena ia mungkin khawatir apa mungkin Chan sakit, tapi apa yang dilihat nya mungkin lebih dari keterkejutan biasa, ia hampir saja terduduk kelantai kalau bukan tangannya masih bertumpu pada dinding.

Apa yang ada di tulisan itu benar-benar tidak bisa dipercaya, Jimin nya baik-baik saja, Jimin nya tak mungkin terkena penyakit mematikan seperti itu.

Ia merasa dunianya sedikit menekan dia lemas seketika, dan mungkin saat ini Chan juga terpikirkan dengan kertas itu.

Kembali lagi membaca, dan nihil itu benar-benar tertera nama Jimin.

Ia berlari ke tengah rumah dan segera menuju telepon, segera menghubungi nomor kantor dimana Chan berada.

Saat sudah beberapa detik, telepon pun tersambung

" hallo, eoma ada apa?  "

" chan bisakah kau pulang sebentar sekarang "

"ha!, memangnya ada sesuatu yang terjadi eoma? "

APPORTUNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang