sore ini jalanan kota seoul sedikit ramai, akibat hujan yang berhenti digantikan oleh matahari yang sedikit redup, membuat suasana orang-orang yang merasakannya menjadi damai.
sedamai bagaimana seseorang yang sedang terduduk di atas kursi roda di hadapan kaca yang tepat menghadap taman.
matanya lurus menatap seolah tak akan lagi ada hari esok walaupun ia beranjak sedikitpun, terkadang ia merasa cemas sekaligus khawatir akan hidupnya sendiri.
rencana-rencana besar sudah banyak ia rencanakan, dari menata cita-cita yang tinggi hingga menjadi dewasa dan memiliki keluarga serta tanggung jawabnya sendiri.
jimin rasa hari ini mungkin akan lebih banyak ia memikirkan hal yang tak penting.
serta rasa sakit di bagian hatinya saat terbangun dan mendapati kaki serta bagian lututnya tak bisa digerakan, rasanya ingin berteriak dan menangis.
tapi untuk apa, rasanya hal seperti ini akan lebih banyak ia rasakan, bagaimanapun jimin tau ia tidak bisa melakukan apapun, selagia ia mengamukpun tak akan ada yang berubah, semua hanya akan kembali pada sesuatu permohonan, permohonan pada tuhan dengan kata-kata kenapa ia semenderita ini.
jimin rasa itu sudah tidak perlu, ia hanya perlu diam dan kembali menjadi yang paling sakit.
pintu dibelakangnya terbuka, derap langlah kaki yang pelan tak lantas membuatnya menoleh, jimin tetap pada pandangan lurusnya.
dibalik punggungnya itu,seseorang sedang terdiam sambil berjalan menentang kantong plastik berisi apel merah.
" jim " tak ada sahutan ataupun gerakan kecil. membuat yang berbicara menghela nafas.
" kau butuh sesuatu ? " nihil, ia menyerah dan akhirnya berjalan menghampiri.
jimin yang diam sambil tetap menatap lurus, serta seseorang ini yang menatapnya dengan pandangan sendu.
" maafkan aku "
akhirnya sosok itu menoleh saat kata maaf itu keluar dengan nada keputus asaan yang terdengar sangat menyayat hatinya.
" hyung berhenti membuatku kembali merasakan bersalah, maafmu membuatku semakin terlihat mengecewakan kalian "
" tidak jim, aku benar-benar minta maaf atas segalanya, maafkan aku yang tak bisa membuat mereka merasa baik-baik saja, aku sudah berusaha sebisa diriku, aku menguatkan diriku sendiri dengan segala kata-kata yang perlahan aku rasa memang aku membodohi diriku sendiri, maafkan aku "
" berhenti bersikap kuat lagi Namjoon hyung, aku tau bagaimana perasaan mu, aku tidak akan pernah mau kau merasa menjadi yang selalu menyembunyikan hatimu "
" aku terlalu khawatir dengan perasaan diriku sendiri jim, ,setiap aku mengatakan bahwa kau akan baik-baik saja pada mereka hatiku tetap tidak tenang, aku membohongi perasaanku dengan berkata kau baik-baik saja, dengan begitu aku rasa keadaan akan memihak pada kita, aku hanya ingin tidak ada lagi kata-kata menyalahkan dari mereka, seolah-olah ini terjadi karena bukan jalannya takdir, ini membuatku seperti seorang yang kembali menjadi tak berguna, aku tidak bisa menenangkan perasaan mereka, aku menyembunyikan perasaanku agar mereka tidak cemas, aku menutupi semuanya karena aku takut mereka terpuruk, aku terlalu takut jim "
kali ini biarkan mentari redup yang menemani tangisan tenang Kim Namjoon, tangisan seseorang yang berusaha tegar sendiri, tangisan seseorang yang menahan takutnya sendiri, seseorang yang menguatkan orang lain tetapi ia sendiri hancur.
Namjoon terlalu kuat berusaha atas segalanya, sehingga presensi jimin sedari tadi menganggap Namjoon telah mengeluarkan semua yang ada di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APPORTUNITY
Ficção GeralAndai waktu terulang, aku pastikan kita tak melewatkan sedetikpun kebahagiaan. JIMIN, YOU ARE ONE OF THE MIRACLES IN THE WORLD, YOU ARE AMAZING PARK JIMIN Area friendship