Cuplikan Part :
Andrean masuk kedalam rumah Marsha melalui pintu garasi yang berada disamping rumah. Pengajian masih berlangsung, tidak mungkin ia masuk melalui pintu depan.
Sampai ke dalam, ia melihat Catherina baru turun dari tangga. Yang memberinya isyarat agar langsung naik ke atas saja. Sempat ia melihat Marsha, wanita itu terlihat melamun diantara orang-orang yang tengah mengirim do'a.
Andrean langsung masuk ke kamar Cio. Dan betapa terkejutnya ia, kamar itu terlihat sangat berantakan.
"Cio .." Andrean menghampiri Cio yang duduk sambil memeluk kedua kakinya dan memnyembunyikan wajahnya di atas lutut.
"Kamu baik-baik saja?"
Cio mendongak, kemudian memeluk Andrean erat. Tubuhnya bergetar.
"Cio, takut" adunya dalam dekapan Andrean.
"Sstt... Cio tenang saja, ada Papa disini"
"Cio, takut"
Andrean pun berinisiatif menggendong Cio, mengajaknya keluar dari kamar tersebut. Ia kemudian mengambil duduk di sofa panjang di ruang keluarga. Tepat berada di depan pintu-pintu kamar dilantai dua.
"Cio tenang ya. Sudah tidak apa-apa. Cio aman sama Papa" ujar Andrean sembari mengelus kepala belakang Cio sampai ke punggung.
Perlahan isak tangis Cio mereda.
"Cio kenapa?" Andrean mulai bertanya. Saat ia merasa kondisi anaknya lebih baik dari sebelumnya.
Cio mendongak menatap Andrean, papanya sedang menatapnya sembari menghapus air matanya yang mengalir di pipi. Hanya memperhatikan sang Papa tapi tidak menjawab.
Andrean tersenyum, ia memaklumi kediaman putranya.
"Yaudah kalau Cio tidak menjawab. Sekarang Cio mau apa? Nonton Tv, bermain atau belajar. Biar Papa temani" ajak Andrean mencoba mengalihkan pada hal lain. Ia hanya tidak ingin memaksa Cio untuk bercerita. Tidak bagus untuk anak itu nantinya.
Cio menggeleng, "Tadi teman Cio marah" akunya,
"Hmm"
"Suruh Cio turun, suruh hentikan ribut-ribut dibawah kalau gak dia gak mau berteman sama Cio tapi mereka gak mau berhenti ribut"
"Teman Cio siapa?"
"Tadi ada.."
"Dimana?"
Cio kembali menggeleng, "gak tau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengganti 2 ( Selesai ✓ )
ChickLitSakit dan hancur, itulah yang Marsha rasakan saat ini. Indahnya pernikahan harus berakhir begitu cepat. Keutuhan keluarga kecil yang dibangunnya demi anak-anak, nyatanya hanya sesaat. Kini hanya ada dirinya dan anak-anak serta bayi dalam kandunganny...