3. warung pecel ayam

2.7K 433 74
                                    

Setelah membayar laundry, Sooyoung mengikuti Sehun masuk ke dalam mobilnya. Rasanya jantungnya dari tadi berdetak dengan cepat akibat perkataan Sehun. Mungkin Sehun cuma bercanda agar punya teman makan tapi tetap saja Sooyoung anaknya mudah luluh.

Hubungan Sooyoung dan Sehun bukan yang akrab, hanya sekedar ketua himpunan dan anggotan himpunan. Pernah beberapa kali Sooyoung ikut nongkrong bersama anak-anak himpunan lain dan di situ ada Sehun dan kalau mereka mengobrol juga gak jauh-jauh dari urusan proker.

"Ini mau makan di mana kak?" Sooyoung memecah keheningan karena dari tadi Sehun hanya diam sambil menyetir.

Sehun melirik Sooyoung sekilas sebelum kembali fokus ke jalanan. "Lo mau makan apa?"

"Apa aja gue masuk sih kak."

"Pecel ayam mau gak? Gue tau yang enak deket-deket sini."

Sooyoung bertepuk tangan sambil mengangguk. "Mau-mau, sumpah gue yang tinggal deket sini malah gak tau ada pecel ayam."

"Emang rumah lo di mana?" Sekali lagi Sehun melirik ke arah Sooyoung.

"Gue tinggal di apartment Blue Hills, rumah gue mah jauh dari kampus." Sooyoung menoleh ke arah Sehun. "Kalo lo di mana kak?"

"Di perumahan deket-deket situ, kenapa? Mau main?" Sehun menoleh ke arah Sooyoung.

Indah banget ciptaan Tuhan ya ampun..

Mengerjapkan mata beberapa kali Sooyoung segera menolehkan kepalanya ke arah jalanan di depannya sambil terkekeh. "Gak lah kak, mau ngapain juga."

"Ya siapa tau mau main gitu," Sehun memarkirkan mobilnya di pinggir jalan lalu membuka sabuk pengamannya. "Ayo turun udah sampe nih."

Tangan Sooyoung langsung bergerak melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil. Di luar, Sehun sudah menunggu Sooyoung sebelum mereka berjalan bersama untuk masuk ke warung tenda itu.

Keadaan di dalam warung tenda cukup brisik karena sekarang sudah waktunya makan malam dan warung ini dekat dengan kantor, jadi warung ini ramai dengan para pegawai kantoran.

"Lo makan apa?"

Sooyoung yang tidak mendengar suara Sehun hanya menyatukan kedua alisnya. "Hah?"

"Lo mau makan apa?" Sekali lagi Sehun mengulang pertanyaannya.

"Apa kak? Gak kedengeran."

Sehun mendekatkan badannya lalu memajukan kepalanya sampai ke dekat telinga Sooyoung. Sooyoung yang melihat gerakan Sehun hanya mampu menahan napas dan mengulum bibirnya.

"Lo mau makan apa, Joy?" Suara Sehun terdengar halus di telinga Sooyoung, membuat Sooyoung menahan jeritannya.

Tahan, harus jaga image.

"Sa-samain aja sama lo kak." Mendadak suara Sooyoung menjadi gugup.

Sehun menegapkan badannya lalu menepuk kepala Sooyoung dua kali. "Oke. Lo cari tempat ya."

Dengan begitu, Sehun lagsung berjalan ke arah si penjual sedangkan Sooyoung mencari tempat duduk yang kosong sambil memegangi kedua pipinya. Setelah menemukan tempat duduk kosong, Sooyoung langsung menempatkan dirinya dan mengelap meja dengan tisu karena ajaran Bundanya.

Sooyoung menunduk memperhatikan jari-jarinya. Di kepalanya timbul beberapa hal. Pertama, kenapa dia mau-mau saja di pegang dan di perlakukan seperti itu oleh Sehun padahal mereka tidak akrab, lalu kedua kenapa rasanya dia dari tadi mau meleleh setiap Sehun menatapnya atau bahkan lebih parahnya saat Sehun sedang mengpuk-puk kepalanya.

Ponsel yang ada di kantong hoodie Sooyoung bergetar. Tangannya langsung mengambil ponselnya dan mengecek notifikasi. Dia langsung memutar kedua matanya setelah membaca notif Line yang masuk.

mantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang