10. lo siapa gue?

1.9K 335 30
                                    

Sooyoung duduk di samping kursi pengemudi dengan diam. Di atas pangkuannya ada es krim yang tadi dia beli bersama Sehun yang tentu sudah meleleh, dan pandangannya menghadap keluar jendela. Matanya melihat ke arah kemacetan ibu kota karena sudah jam pulang kantor.

Taehyung yang duduk di belakang stir mobil pun ikut diam karena Sooyoung. Dia paham betul jika seperti ini Sooyoung akan tetap diam sampai dia sudah tidak begitu kesal. Sewaktu mereka masih berpacaran, Taehyung pernah di diamkan selama seminggu, dan dalam waktu seminggu itu Taehyung benar-benar berusaha meminta maaf pada Sooyoung ditambah dengan sogokan makanan yang tidak begitu mempengaruhi jika Sooyoung sudah dalam mode diamnya.

Terdengar helaan nafas di telinga Sooyoung, tapi dia tetap memilih untuk melihat ke arah jalanan yang mulai bergerak. Sooyoung tau kalau orang yang duduk di sampingnya ini sedang kebingungan karena dirinya, tapi Sooyoung memang kesal karena bagaimana bisa yang tadinya ia berangkat bersama Sehun sekarang bisa satu mobil dengan Taehyung, lalu perkataan-perkataan Taehyung terhadap Sehun. Pokoknya Sooyoung sangat tidak enak hati dengan Sehun yang sudah baik kepadanya.

"Sooyoung." Taehyung melirik sekilas ke arah gadis di sebelahnya. "Kamu mau aku anter pulang aja?"

"Gue masukin belanjaan mama terus langsung balik."

Taehyung diam kembali karena bingung harus berbicara apa. Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Taehyung. Sooyoung langsung keluar dari mobil tanpa mau repot-repot membantu Taehyung mengeluarkan belanjaannya. Seperti biasanya, kunci rumah Taehyung di simpan di salah satu pot kecil yang di dekat pintu masuk. Sooyoung sudah pernah memberi tau Taehyung kalau itu bahaya tapi Taehyung menyangkalnya.

"Ini kenapa kunci di taro di pot bunga sih?"

"Mama yang nyuruh, sayang."

"Tapi bahaya. Nanti kalo ada orang yang tau terus rumahnya di maling gimana?"

"Soo, kamu liat ada berapa pot bunga di depan, mama tiap hari naro kuncinya di beda-beda pot."

Setelah menemukan kunci rumah yang ternyata di letakan di pot yang lumayan jauh dari pintu, Sooyoung langsung membuka pintu dan menuju ke arah dapur untuk mengamankan es krimnya. Memang percuma dia memasukan es krimnya sekarang karena pasti sudah tidak berbentuk lagi.

Berbeda dengan di rumah Sooyoung, di rumah Taehyung sebenarnya ada bibi yang membantu membersihkan rumah tapi tidak menginap. Jadi kalau pekerjaan bibi itu sudah selesai, dia bisa pulang. Jadilah sekarang Sooyoung hanya berdua dengan Taehyung karena hari sudah cukup sore dan pasti bibi sudah pulang.

Sooyoung sekarang naik ke lantai atas ke arah kamar Taehyung berada. Kamar Taehyung masih sama seperti terakhir dia masuk ke dalamnya, masih berantakan dan masih ada beberapa foto Sooyoung atau foto mereka yang di pajang di kamarnya.

Menghela nafas lelah, Sooyoung memungut barang yang berada di lantai lalu ia letakan di tempat asalnya. Setelah meletakan barang-barang itu, dia membuka lemari Taehyung dan mengambil salah satu kaos milik Taehyung karena tidak nyaman rasanya dia memakai kemeja.

Dengan buru-buru ia melepas kemejanya dan menggantinya dengan kaos Taehyung yang tentu kebesaran di badannya, setelah itu Sooyoung kembali ke bawah menuju dapur.

"Kayak kenal kaosnya." Taehyung berkomentar saat melihat Sooyoung melangkah menuju dapur dengan kaos putihnya.

"Diem."

Tangan Taehyung mulai bergerak memasukan barang belanjaan ke kabinet. "Aku udah diem dari tadi, capek."

Sooyoung juga mengambil kotak sereal dan berjalan ke arah kabinet yang berada di depan Taehyung. Tangannya meletakan kotak sereal itu di pinggiran kabinet karena tangannya tidak sampai jika meletakannya di ujung kabinet.

"Soo, itu di taro pojok." Taehyung mengingatkan sambil menata telur ke kulkas.

Gadis itu akhirnya berjinjit berusaha mendorong kotak sereal agar bisa berada di pojok kabinet, tapi kotak sereal itu malah jatuh di tengah-tengah dan tangannya tidak sampai untuk meraihnya.

Tangan Sooyoung masih meraba-raba kabinetnya mencari kotak serealnya sampai tiba-tiba ada tangan yang terulur membantunya mengambil kotak sereal lalu meletakan di tempat seharusnya. "Makanya tinggi."

Setelah Taehyung berhasil meletakan kotak sereal tersebut, tangannya bergerak ke bahu Sooyoung lalu memutar badan gadis itu agar menghadap ke arahnya. Sooyoung mendongak karena perbedaan tinggi mereka, sedangkan Taehyung sedikit menundukan wajahnya.

"Kamu marah sama aku?"

Sooyoung memutar bola matanya, jengah. "Ya lo pikir aja."

"Marah kenapa?" Taehyung menyelipkan anak rambut Sooyoung kebelakang telinga.

"Gak usah pegang-pegang gue," Sooyoung menepis tangan Taehyung yang tadi menyentuh rambutnya. "Lo masih gak tau gue marah karena apa?"

"Gara-gara ompong?" Tanya Taehyung masih dengan suara yang halus. Karena di tau kalau dia juga menaikan suaranya, mereka tidak akan selesai bertengkar.

"Bisa gak sih nyebut namanya yang bener? Dia punya nama."

Taehyung menghembuskan nafasnya, mencoba untuk mengalah dengan Sooyoung meskipun dia tau, dirinya lah yang salah. "Gara-gara Sehun?"

"Pikir aja sendiri," Sooyoung mencoba mendorong Taehyung agar memberinya ruang tapi yang di dorong tidak mudur satu langkahpun. "Awas kek, gue mau cepet selesai biar cepet balik."

Tanpa Sooyoung sangka tiba-tiba Taehyung memeluknya, kepala Taehyung berada di atas kepala Sooyoung dan tangannya mengelus bahan kaos yang Sooyoung pakai. Tentu Sooyoung tidak tinggal diam, dia berusaha mendorong Taehyung tetapi Taehyung menahannya.

"Sebentar, kayak gini sebentar aja." Suara Taehyung terdengar pelan di telinga Sooyoung.

"Gue lagi marah, lo lupa?" Kembali, Sooyoung mencoba mendorong Taehyung menjauh darinya.

"Aku juga cemburu, Soo." Kini Taehyung meletakan kepalanya di bahu sebelah kanan Sooyoung. "Kamu bisa lembut sama dia, kamu bisa senyum sama dia, terus sejak kapan coba jadi aku-kamu sama dia? Kamu mau-mau aja dianter dia pulang."

"Lo lupa kita udah putus?"

"Aku inget kita putus Soo, tanpa kamu ingetin juga aku masih inget. Tapi aku masih sayang sama kamu."

Sooyoung merasakan tangan Taehyung membuat bentuk abstrak di punggungnya, kepala Taehyung pun masih setia di bahunya. Dia benar-benar tidak mengerti dengan situasi sekarang ini, seharusnya Sooyoung melepaskan pelukan Taehyung dan segera merapihkan belanjaan agar dia bisa cepat pulang, tapi dia juga merasa nyaman berada di pelukan Taehyung.

"Tae," Sooyoung berbisik karena dia yakin pria yang sedang memeluknya bisa mendengar suaranya. "Kalo lo sayang sama gue, kenapa lo waktu itu kayak gitu?"

"Maaf Soo, maaf. Aku tau aku salah waktu itu. Gak tau kenapa aku mau aja mereka ajak jalan."

"Lo aja yang gatel."

"Iya aku gatel, tapi aku cemburu kamu sama Sehun tadi."

Sooyoung sudah memundurkan kepalanya agar bisa melihat wajah Taehyung, Taehyung pun akhirnya membalas menatap Sooyoung yang sudah memasang wajah galaknya. Sekali lagi Sooyoung mencoba melepaskan pelukan Taehyung dan berhasil, tapi tangan Taehyung kembali memegang pinggang Soyooung sedangkan kedua tangan Sooyoung terlipat di depan dadanya. "Ya terus gue harus apa kalo lo cemburu, lo siapa gue?"

haii diriku kembali lagi setelah 2 minggu uas, selamat liburan ya semua!

btw, menurut kalian mv psycho gimana?

jangan lupa minum air putih, jaga kesehatan yaa?

mantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang