11. saran aja nih kak

2K 314 34
                                    

Mata kuliah siang ini baru saja selesai, betapa kesalnya Sooyoung karena hari ini Wendy memilih untuk tidak masuk kelas dan mengambil jatah bolosnya padahal ini masih di awal semester. Jadilah hari ini dia harus kelas sendirian, dan yang membuatnya lebih kesal lagi adalah ada Taehyung bersama temannya berada di kelasnya.

Anak-anak berhamburan keluar karena sekarang bertepatan dengan jam makan siang, Sooyoung masih duduk di tempatnya dan merapihkan barang-barangnya. Taehyung yang duduk di dua bangku belakang Sooyoung pun mengambil kesempatan ini untuk menghampiri Sooyoung.

"Eh, ngapain lo ke cewek gue?" Tanya Jimin saat melihat Taehyung berjalan menghampiri Sooyoung dan duduk di bangku di depannya.

Taehyung tidak langsung menjawab Jimin, tapi dia memutar badannya agar menghadap ke arah Sooyoung lalu menopang dagunya, memperhatikannya. "Gue bilangin Seulgi."

"Yee," Jimin bangkit dari duduknya menghampiri mereka. "Udahlah gue keluar aja, kalo berduaan kan ketiganya setan."

"Lo setannya." Balas Taehyung sebelum Jimin keluar dari pintu kelas.

Gadis di depan Taehyung sudah selesai dengan barangnya lalu berdiri dan menggunakan tasnya. Seperti tidak ada orang di depannya, Sooyoung langsung berdiri dan bergegas pergi. Tapi belum sempat Sooyoung melangkah, lengannya di tahan oleh Taehyung dan mendorongnya duduk ketempatnya kembali.

Sooyoung menghembuskan nafas lelah, malas harus berurusan dengan Taehyung lagi. Kemarin, setelah Sooyoung menanyakan siapa Taehyung, pria itu langsung melepaskan tangannya yang di letakan di pinggang Sooyoung dan mereka langsung melanjutkan menata belanjaan mama Taehyung. Saat pulang pun Sooyoung menolak di antar pulang dengan alasan dia sudah memesan ojek online padahal, dia baru saja memesan saat berada di luar rumah Taehyung.

"Apa lagi?" Tangan Sooyoung melepaskan lengannya yang masih di pegang oleh Taehyung.

Tangan Taehyung kembali menopang kepalanya. "Masih marah?"

Pembahasan itu lagi, rasanya Sooyoung sudah bosan mendengar kata-kata itu. "Lo pikir aja sendiri deh, gue jelasin juga lo gak bakal ngerti sampe 7 turunan."

"Kan 7 turunannya nanti bareng kamu." Setelah itu Taehyung tersenyum lebar menampilkan giginya.

"Mimpi aja lo sana."

"Semua berawal dari mimpi, Soo. Gak ada yang gak mungkin."

Sudah cukup rasanya Sooyoung meladeni Taehyung yang tidak jelas, akhirnya ia berdiri dari bangkunya dan kali ini tidak di tahan oleh Taehyung. Kakinya mulai melangkah menuju pintu tapi dalam hatinya Sooyoung sedikit-sedikit berharap Taehyung akan memberhentikannya dan mau meminta maaf tentang masalah kemarin.

Panggil.

Ayo panggil.

Cep—"Soo, jangan lupa makan ya. Kalo ada apa-apa telpon aku," Taehyung yang ternyata sudah berdiri di sampingnya mengelus kepala Sooyoung beberapa kali. "Aku cabut dulu."

Setelah mengatakan itu Taehyung langsung pergi meninggalkan Sooyoung di dalam kelas yang masih menatapi punggungnya sampai hilang di balik pintu.

"... Dari sponsor sih udah gitu aja."

Seulgi mengakhiri perkembangan dari divisinya sambil menutup catatannya. Divisi sponsor menjadi divisi terakhir yang berbicara di rapat inti acara seminar karena Seulgi yang datang terlambat karena ada urusan keluarga sebelumnya.

Sebagai sekertaris, Sooyoung bertugas sebagai notulensi. Setelah selesai dengan tulisannya Sooyoung mendongak melihat ke arah teman-temannya yang ternyata sedang memperhatikan Hoseok si ketua pelaksana, menunggu kelanjutan apakah rapat ini akan di lanjut apa akan di akhiri karena waktu sudah menunjukan pukul 8 malam.

mantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang