23. intinya, risih

1.2K 246 128
                                    

"Taehyung masih di depan?"

Jimin melemparkan pertanyaan saat melihat Sooyoung kembali ke dalam. Tapi ada yang berbeda di raut wajah Sooyoung, memang tadi raut wajahnya sudah kesal saat tau ada tamu yang tidak undang ikut di meja mereka, tapi sekarang raut wajah Sooyoung benar-benar menyeramkan di tambah dengan tatapan matanya yang sinis. Jimin yakin ada sesuatu yang terjadi sebelumnya.

"Temen lo cabut tadi bilang gue."

Tangan Sooyoung sibuk merapihkan barang-barangnya yang ada di meja dengan kasar sampai menimbulkan bunyi yang berisik. Seulgi yang melihat itu menatap temannya heran. "Lo kenapa sih?"

"Diem, gue males ngomong sama orang kelewat pinter." desis Sooyoung, dia juga kesal dengan kelakuan Seulgi yang terlapau cerdas itu.

"Lo mau kemana?" Hoseok bertanya saat melihat Sooyoung sudah selesai membereskan barangnya dan memakai tasnya.

"Balik."

"Gak ngabarin kak Sehun dulu?" tanya Seulgi lagi.

Sooyoung berdecak kesal saat mendengar nama Sehun. Bahkan mendengar namanya saja membuatnya malas di tambah dengan Seulgi yang menanyakan itu, teman yang terlalu menginginkannya berakhir bersama Sehun. Mood Sooyoung sudah terlalu hancur untuk hari ini, jadi dia lebih memilih untuk langsung pergi tanpa menjawab Seulgi.

Saat sudah berada di depan kafe Sooyoung mengeluarkan ponselnya untuk memesan ojek online, tapi belum sempat memesan lengannya sudah di tarik ke arah parkiran oleh seseorang. "Gue yang anterin balik."

Pandangan Sooyoung beralih ke orang yang menariknya, dengan segera dia melepaskan lengannya yang di tarik. "Gak mau nanti lo suruh gantiin bensin, mending gue naik ojek sekalian."

"Enggak, bensin gue masih banyak."

"Gak usah sok baik deh."

Jungkook memutar matanya jengah. "Duh, gue juga gak mau nganter lo sebenernya tapi— udah elah, kalo di ojek online lo gak bisa nangis, kalo sama gue kan lo bisa nangis."

Sooyoung menyunggingkan sedikit senyumnya. "Coba gue dulu pacarannya sama lo aja ya, Kook."

Mendengar itu Jungkook langsung tersenyum lebar dan membuka kedua lengannya. "Sini sama abang, abang masih available."

"Jijik!"


Dua hari berlalu begitu saja tanpa ada yang berarti bagi Sooyoung. Sudah dua hari ini pula dia menghindari Sehun dan Seulgi. Dia sadar seharusnya Sehun tidak bisa terkena dampak kekesalannya, tapi tetap saja ada rasa kesal terhadap Sehun karena setiap nama lelaki itu di sebut, Taehyung dan dirinya akan bertengkar.

Untuk Seulgi, Sooyoung kesal karena temannya terlalu memaksanya bersama Sehun membuatnya tidak nyaman dan jangan lupakan kelakuan Seulgi yang memfoto Taehyung tetapi dia juga lupa mensilent ponselnya. Sooyoung tidak habis pikir kenapa dia bisa berteman selama ini dengan Seulgi.

Karena menghindari Sehun, ponsel Sooyoung akhir-akhir ini cukup berisik karena notifikasi Sehun yang menanyakan kabarnya. Sooyoung tidak sejahat itu, dia masih membalas tetapi dengan jeda waktu yang cukup besar, tidak seperti dulu.

Kemudian Taehyung, setelah cekcok di kafe tempo hari, Sooyoung benar-benar tidak pernah mendengar kabar cowok itu. Kemarin seharusnya dia bisa bertemu dengan Taehyung, tapi karena ujian yang di berikan hanya take home jadi mahasiswa hanya perlu datang untuk tanda tangan dan ternyata Taehyung sudah datang lebih dulu darinya. Padahal biasanya Taehyung akan memilih menjadi paling terakhir.

mantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang