Sebelas🌻

370 60 17
                                    


"Ini mau kemana?"

"Udah, temanin gue keliling. Gue suntuk dirumah. Mama gue ngomongin lo mulu"

"Emang mau kita satpam keliling segala. Iya kalo pergi itu seenggaknya tau tempat tujuan dong"

"Tujuan gue ya? Hmm, elo" sahutnya cepat.

Jujur, Yena kaget. Melting dirinya saat itu juga.

"Merah banget tuh muka"

Kemudian Yena menyikut Yohan.

"Lagian ngapain sih, keliling kompleks gini malam-malam"

"Pengen aja"

Yena saat ini sedang menyumpah serapahi Yohan dalam hatinya.

"Apa liat-liat? Gue tau gue ganteng. Gak usah gitu juga liatnya"

Yena mendengus. "Gue punya mata kali, makanya ngeliat"

"Ngejawab aja"

"Gue punya mulut makanya ngejawab"

"Ngejawab lagi gue cium ya Na"

Mata Yena membulat. Langkahnya terhenti. Saat itu juga Yohan merasakan aura dingin seorang Yena.

"Heheh, nggak bercanda"

Mereka melanjutkan langkah sambil mengobrol.

"Gue senang kalo malam-malam habis hujan gini. Udaranya tu lebih segar. Makanya gue ajak lo jalan, naik motor tu nggak baik"

"Iyaa deh iya"

"Jangan iya-iya aja, iya-iya tapi masih aja ngumpat"

Yena menggeleng cepat. "Nggak. Gue nggak ngumpat lagi"

Hening beberapa saat.

"Han"

"Apaan?"

"Gue mau nanya tapi jangan kesinggung ya"

Yohan berhenti, begitupun dengan Yena.

"Soal apa?"

"Sebenarnya gue mau nanya ini dari lama sih"

Yena terdiam sesaat.

"Lo kan populer disekolah, terlebih dikalangan kakak kelas. Tapi kenapa sih sampe sekarang lo betah sendiri gini? Yang cantik-cantik juga banyak naksir lo. lo tinggal pilih aja tapi kenapa gue sekalipun nggak pernah liat lo pacaran atau nembak cewek disekolah? Atau jangan-jangan lo.... homo?"

"Eh, sembarangan ngatain gue. Gue normal tau"

"Terus, kenapa masih betah sendirian sih? Lo kan tinggal pilih"

Yohan diam sejenak.

"Gini Na. masalah memilih itu gampang. Tapi kita gak bakalan tau, apakah pilihan kita tepat kalo cuma ngeliat atau tau sifat seseorang itu hanya sekali dua kali aja. Gue bukan tipe orang yang mudah suka sama orang"

"Jadi, itu alasan lo?"

"Sebenarnya, gue suka seseorang. Gue nunggu dia. Tapi orang itu nggak pernah peka. Setelah semua yang gue buat untuk dia. Kekonyolan gue dan semuanya"

"Lo sih nggak terbuka kali sama tuh cewek"

"Nggak terbuka gimana. Berulang kali gue ngomong, dia tu inilah, itulah pokoknya ngomongin yang baik-baik tentang dia, tapi dia anggapnya bercanda"

OUR STORY •because I Love You•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang