Ketika sedang fokus melihat jalanan tiba-tiba Natta memintanya untuk berbalik badan. "Key boleh balik badan dulu nggak?"
"Mau ngapain?"
"Mau ganti baju doang bentar."
Gadis itu pun menuruti permintaan Natta untuk berbalik badan. "Jangan lama-lama!"
"Ok."
Natta sudah menyiapkan baju gantinya terlebih dahulu, lalu ia segera membuka baju yang saat ini sedang dikenakannya.
Tidak lama kemudian Natta sudah rapih dengan pakaian gantinya yang kini mengenakan kaos hitam berlengan pendek. "Udah Key."
Tanpa menjawab sepatah duapatah gadis itu langsung berbalik badan seperti semula. Sedetik kemudian, cewek itu kembali mengalihkan tatapan ke depan. Sesaat, keduanya sama-sama terdiam. Keyra mengernyit heran saat melihat Natta hanya diam di sebelahnya sambil bermain ponsel.
"Kita nyari bakso yang ada mie ayamnya kan?" tanya Ardi memecahkan keheningan.
"Iya," balas Natta masih dengan posisinya.
Ardi hanya mengangguk kecil. Cowok itu fokus mencari keberadaan tukang bakso pada setiap perlintasan yang dilewati.
Nindi lalu berdeham kecil. "Cari tempatnya yang strategis ya,"
Anya mengangguk. "Tenang aja Nin, abang Ardi mah pinter nyarinya."
"Tau Nindi, bawel banget." sambar Yenni tiba-tiba.
Nindi langsung berdecak jengkel. "Netijen ikut-ikutan aja!"
Nindi hanya bisa mengumpat saat sadar Yenni sengaja mengatakan kalimat itu untuk membuatnya kesal. Padahal, sejak awal mereka tak henti-hentinya sibuk ngobrol berdua di kursi belakang.
Hujan turun dengan deras, diiringi oleh petir yang menggelegar dan disertai angin yang kencang. Membuat udara disekitar menjadi lebih dingin dari biasanya. Apalagi di dalam ruangan ber-AC terasa begitu beku sehingga berasa menusuk ke tulang.
Keyra nampak tidak bisa diam ditempatnya, sesekali menggosokan telapak tangannya bermaksud untuk membuat sedikit kehangatan disana.
"Kedinginan ya Key?"
Gadis itu mengangguk. "Iya,"
Jawaban itu membuat Natta membuang napas pelan. Ia pun mengikuti apa yang dilakukan gadis di sampingnya itu, menggosokan telapak tangannya agar terasa lebih hangat. "Sama Key, gua juga kedinginan."
Tidak ada tanggapan apapun dari Keyra. Hanya Natta yang menanggapi hal itu dengan senyuman tipis.
Sadar akan ucapannya dihiraukan, akhirnya Natta memilih diam dan kembali berkutat dengan ponsel di tangannya.
Sementara itu, Keyra menghela napas dalam diam. Sebenarnya bukan karena sengaja tidak ingin menjawab, namun cuaca dingin ini membuat bibirnya beku, segan untuk berbicara.
Nindi dan juga Yenni langsung menoleh, lalu tersenyum jail. "Sum-pah Natt, kalo gua jadi lu malu banget. Aseli!" ucap Nindi tanpa beban.
Rasanya benar-benar menyesal punya sahabat seperti mereka berdua. Natta mengumpat dalam hati. Namun, umpatan tanpa ucapan itu terhenti saat mendengar tawa kecil dari cewek yang duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Keyra! (On Going!)
RomansaLo dan gue memang pernah menjadi kita, kita yang selalu menjaga, kita yang selalu bersama dan kita yang selalu bahagia. Tapi itu hanya sebatas pernah, bukan masih. Lantas untuk apa lo tiba-tiba hadir layaknya jailangkung yang datang tak diundang pul...