~26~

9.3K 247 1
                                    

~Rumah Sakit~

Saat ini vanka sibuk dengan gadget nya karna dia sedang memantau perusahaannya di Amerika dan rayyan bosan melihat vanka yg sibuk dengan urusannya

"Tadinya gue disini biar gk ada yg bosen, tapi sekarang malah gue yg bosen karna dikacangi" Sindir rayyan

"Lu nyindir gue ray?" Tanya vanka

"Lu tuh ya. Dari tadi sibuk sama gadget mulu, gue disini berasa dinding" Kesal rayyan

"Bentar doang ray. Ini aku lagi liat perkembangan perusahaan" Ucap vanka

"Bentar? Tapi udh berapa lama lu sibuk gitu mulu. Lu tuh disuruh istirahat vanka. Klo kek gini lu gk gue kasih ijin pulang" Ucap rayyan

"Ikh kok jadi gitu sih. Ini kan urusan pekerjaan ray" Vanka

"Tapi lu tuh harus istirahat, bukan kerja. Kan bisa untuk saat ini lu suruh orang kepercayaan lu buat handle ini dulu. Kenapa sih susah banget dibilangin. Padahal ini juga buat kebaikan lu sendiri tapi lu gk menghargai ke khawatiran gue" Ucap rayyan dengan nada naik satu oktaf dan vanka sudah hampir menangis dan menunduk. Rayyan yg sadar klo vanka tidak bisa dibentak pun langsung menghembuskan nafas kasar dan mengusap wajahnya

"Van sorry aku gk berniat buat bentak kamu tadi" Ucap rayyan lembut tapi vanka tetap menunduk dan menggelengkan kepalanya

"Hey" Panggil rayyan lembut sambil memegang dagu vanka untuk melihatnya

"Maaf. Aku gk berniat bentak kamu tadi. Aku cuman khawatir dan gk mau kamu makin drop. Maaf ya aku kelepasan tadi" Ucap rayyan lagi dan membuat air mata vanka menetes

"Hiks aku yg minta maaf hiks karna gk dengerin kamu hiks" Ucap vanka sambil menangis dan rayyan langsung memeluknya

"Udh jangan nangis lagi ya. Sekarang itu kamu harus istirahat biar nanti bisa pulang" Ucap rayyan lembut sambil melepaskan pelukkannya

"Udh jangan nangis, tuh jelek mukanya" Ucap rayyan lagi sambil menghapus jejak air mata vanka

"Sekarang siniin gadget nya" Pintah rayyan dan vanka memberikannya

Saat rayyan dan vanka tengah asik bercerita. Tiba² ada yg membuka pintu dengan kasar dan terlihat keempat sahabat mereka

"VANKAAAAA." Teriak anes menghampiri vanka

"Astaga lin, pacar lu dong suruh kondisiin mulutnya" Omel rayyan

"Emang gitu mulutnya dia, gue gk bisa ngapa²in" Balas galeen

"Aduh Ta suara lu tuh kecilin. Sakit nih kepala gue" Keluh vanka

"Maklum van, dia gk tau tempat dan situasi" Ucap aurel dan menoyor kepala anes

"Ish lu mah rel. Gue kan lagi seneng ketemu vanka" Ucap anes dengan mendengus kesal

"Tapi liat tempat dan liat kondisi vanka juga dong Ta" Aurel

"Hehe iya maaf. Mulut gue suka kelepasan" Anes

Vanka yg melihat tingkah dua sahabatnya hanya menggeleng

"Gimana keadaan lu van?" Tanya zaidan

"Tanya aja noh sama rayyan" Jawab vanka menunjuk rayyan yg sedang duduk di sopa bersama galeen

"Ray gimana kata dokter?" Tanya zaidan

"Nunggu impus dia habis terus ntar dokter cek kondisinya. Klo udh mendingan dia boleh pulang hari ini tapi klo belum ya bakal ditambah lagi impusnya" Jawab rayyan dan semua mengangguk paham

"Ehh kalian kenapa udh disini aja? Ini kan belum jam pulang" Tanya vanka

"Kita cabutlah. Ngapain lagi coba" Jawab aurel santai

Cool Boy and Bad Girl CEO {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang