Sudah jam 3 pagi, dan Elias masih belum bisa tidur, kecemasannya sudah menghantui dirinya sejak ia memutuskan pergi ke New York. Elias pikir, setelah kembali ke London urusannya dan segala hal yang ia cemaskan akan berakhir, tapi dugaannya meleset setelah ia mengetahui bahwa ada seorang wanita yang tidak ia kenal tengah berusaha mengusiknya.
Ia tatap Sheinna yang tertidur pulas di sampingnya."Maaf." Gumamnya, lalu Elias mengecup kening Sheinna dengan tulus dan mengusap rambutnya dengan kasih sayang.
Dulu Elias pikir ia sudah jatuh terlalu dalam ketika mencintai sosok Violetta, hingga ia merasa tidak bisa lepas darinya. Elias merasa harus bertanggung jawab kepada Vio atas apa yang telah ia putuskan sejak awal hingga akhir, walaupun kekecewaan yang ia dapat dan kepahitan yang ia rasakan. Dia pun merasa sudah terjebak di sana dan tidak bisa kembali.
Namun secercah harapan itu muncul saat Sheinna datang dan seolah menariknya keluar dari lubang yang dalam itu. Perlahan, tapi pasti. Hingga akhirnya ia benar-benar bisa keluar dari sana, dan Sheinna dengan sukarela membukakan pintu untuk singgah.
"Bisa nggak aku menetap di sana, Na?"
Elias menggenggam tangan Sheinna, memandanginya yang sama sekali tidak terganggu, tidur begitu damai dengan mulut yang sedikit terbuka.
"Tolong, jangan jauhkan aku dari mereka Tuhan." gumam Elias. Kemudian matanya mulai terasa berat, hingga akhirnya ia jatuh terlelap.
🔥
Sheinna sedikit terkejut saat ia bangun dan sadar bahwa Elias menggenggam erat tangannya. Sheinna kemudian teringat kejadian semalam dimana ia dan Elias kembali bertengkar namun setelah itu mereka kembali berbaikan. Hal yang terus terulang, hingga rasanya Sheinna merasa muak.
Sheinna melepaskan genggaman tangan Elias dan turun dari tempat tidurnya, berjalan masuk ke kamar mandi. Sekarang dia sudah memiliki pekerjaan, dan disanalah kini ia dapat memusatkan perhatiannya tanpa harus pusing memikirkan masalahnya yang tak pernah selesai dengan Elias.
Tapi kemudian ia sadar, di tempat ia bekerja masih ada hal yang mengusiknya. Dia harus memikirkan cara, agar Cleo berhenti mencari tahu tentang Elias. Setidaknya sampai pernikahan mereka.
Pernikahan!
Sheinna lalu melempar sikat giginya, ia kesal dengan pernikahannya. Ia kesal dengan semuanya, ia ingin pulang ke Jakarta dan hidup tanpa kekhawatiran.
Setelah selesai mandi, Sheinna keluar dan mengedarkan pandangannya ke seisi kamar mencari keberadaan Elias. Ia sudah bangun, dan entah ada di mana. Sheinna mengambil pakaiannya kemudian berganti dengan pakaian kerja.
Suara burung yang merdu ditambah suara hembusan angin mengalihkan fokus Sheinna saat ia memakai riasan tipisnya. Suaranya begitu menenangkan, dan ia tahu bahwa suara itu bukan suara burung dan angin yang asli. Sheinna pun kemudian mengambil tasnya dan berdiri mengecek kembali penampilannya sebelum ia keluar dari kamar.
"Selamat pagi." sapa Elias saat melihat bayangan Sheinna berjalan menghampirinya yang tengah duduk menghadap jendela.
"Selamat pagi." Sheinna berdiri di dekat jendela dan menatap kabut yang menyelimuti gedung-gedung tinggi di hadapannya.
Elias bangkit dari kursinya, dan meminta Sheinna duduk di sana.
"Duduk! Aku buatin kamu kopi."
"Enggak usah! Aku minta punya kamu aja."
Elias tersenyum lalu menyerahkan kopi di tangannya kepada Sheinna. Dan Sheinna langsung meminumnya.
"Biar apa putar musik kaya gini?" tanya Sheinna.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, More! [Completed]
Romance[Konten Dewasa] Mereka tahu hidup bersama adalah akhirnya.. Mereka tahu hidup bersama adalah kebahagiaan.. Tapi mereka lupa, bahwa kebahagiaan itu masalah.. [Disarankan Baca dulu Kiss Me More!]