Hope.

15.1K 846 14
                                    

Happy Reading.

-

Aliya masih dirumah adiknya, hari ini Alan libur dan Aliya ingin terus disini seharian. Lagi pula Jimin bilang akan pulang malam dan Aliya tidak risau jika Jimin Marah. Toh Jimin sudah memberi ijin padanya tadi.

"Noona?" Aliya memfokuskan pandangannya pada Alan yang menatapnya.

"Wae Alan-a?"

"Apa Jimin Hyung bersikap baik padamu?" Untuk beberapa detik Aliya sempat terpaku dan berakhir dirinya tersenyum manis.

"Seperti apa baiknya Jimin? Dia memang seperti itu. Tidak banyak bicara kan? Kami hanya bertegur seadanya. Yah kau Taulah seperti apa hubungan pelayan dan majikan?" Alan menyimpitkan matanya curiga. Jika hanya hubungan pelayan dan majikan kenapa saat itu Jimin mencium Aliya. Itu bukan hubungan majikan dan pelayan.

"Benarkan?" Aliya mengangguk yakin walaupun dalam hatinya dia berdoa agar Alan tidak menangkap kebohongan yang dirinya coba tutupi. Aliya takut jika Alan tau apa yang Jimin lakukan padanya.

"Noona tidak bohong kan?" Aliya menggeleng yakin dan Alan semakin curiga. Mendekatkan dirinya pada Aliya.

"Wae Alan-a?" Tanya Aliya yang sedikit ketakutan. Apa yang ingin Alan lihat.

"Lalu apa biru-biru itu?" Aliya hampir saja memekik saat Alan menyingkap sedikit kerah bajunya kebawah.

"Ini kiss Mark bukan?"

Shit. Ini jejak beberapa hari yang lalu, seharusnya Aliya lebih waspada. Bagaimana bisa Alan melihat ini?

"Noona tidak tidur dengan Jimin Hyung bukan?" Aliya kelabakan mendengar pertanyaan Alan.

"Aku?"

"Apa kalian tidak berniat membukakan pintu untukku?" Keduanya terkejut mendengar suara seseorang yang terdengar marah pada keduanya. Sontak keduanya berbalik dan menatap pintu.

"Jimin Hyung!"

"Jim?"

-

"Ayolah Jina-ya, kenapa aku tega sekali padaku?" Jina terkikik geli mendengar suara manja Eun Woo yang melarang dirinya menginap dirumah Bibi-nya.

"Masa kau pergi sendiri? Nanti yang menyambutku dari kantor siapa?" Jina masih saja tersenyum dan memeluk Eun Woo. Mengusap punggung Eun Woo dengan lembut.

"Hais jangan coba merayuku, tidak mempan!" Jina terkekeh dan masih saja tersenyum.

"Jangan lama-lama. Aku menunggumu!" Jina mengangguk dalam pelukannya.

"Hati-hati"

-

Aliya berdiri kikuk saat Jimin merangkulnya, sementara Alan masih saja melongo atas apa yang Jimin tunjukkan padanya. Keduanya berani menunjukkan skin ship Didepannya. Kejutan bukan? Apa itu artinya Jimin tidak main-main dengan kakaknya.

"Apa yang ingin kau tanyakan Alan-a? Aku akan menjawabnya dan lagi jangan tanya Noona-mu. Dia itu pemalu, dia tidak akan jujur disetiap pertanyaan yang kau lontarkan!" Alan tersenyum kikuk dan menatap Jimin.

"Apa Hyung dan Noona berhubungan lebih dari pelayan dan tuan?" Jimin menaikkan satu alisnya. Pertanyaan apa ini?

"Hubungan dalam hal?" Alan menunjuk dada Aliya. Aliya langsung melotot dan Alan menunduk.

Jimin yang sadar langsung tertawa. "Kiss Mark itu?" Aliya berganti melotot pada Jimin. Apa-apaan Jimin?

"Jangan marah. Aku hanya sedikit memberi tanda pada Noona-mu dan ya dia tidak marah. Justru dia menikmatinya!" Demi Tuhan Aliya ingin lari dari sini. Bagaimana bisa Jimin membongkar semuanya, apa Jimin bermaksud membongkar hubungan ranjang mereka didepan adiknya. Jimin gila.

My Regret 21+ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang