Happy Reading.
+
Untuk kesekian kalinya Jimin menghela nafas saat kepalanya berdenyut nyeri, memikirkan tuduhan yang ia lontarkan pada Aliya hingga membuat Aliya masuk kedalam hidupnya. Ini semua membingungkan baginya. Ini sekarang jadi senjata untuk Jimin sendiri.
Munafik jika Jimin tidak melibatkan hatinya sekarang. Entah karena terlalu sering Aliya keluar masuk dalam kamarnya, atau keseringan baik Aliya padanya, hati Jimin mulai menghangat. Kembali seperti dulu, sama saat masih ada ibunya.
Jimin tidak menyembunyikan kebenaran jika Aliya mirip dengan mendiang ibunya. Aliya sangat mirip, sikap dan tata Krama. Belum lagi senyum yang mirip dengan ibunya. Kehadiran Aliya mulai menghangat Jimin yang beku.
Bukankah perasaan akan tumbuh dengan seiringnya waktu yang berjalan? Dan Jimin merasakan itu sekarang.
"Tuan?" Jimin menoleh dan menemukan Kim Jung Hyun yang masuk kedalam ruangannya.
"Ada apa Paman?" Kim Jung Hyun mendekatkan dirinya pada Jimin dan memberikan sebuah amplop.
"Alan terlihat kerja sama dengan dia. Alan ingin mencari uang 500 juta untuk mengganti uang anda!" Wajah Jimin yang awalnya datar berubah tajam. Matanya menggelap dengan tangan yang terkepal disisi tubuhnya.
"Tapi Alan tidak tau identitas dari dia yang sebenarnya. Dia hanya bekerja sama untuk mendapatkan uang agar bisa membebaskan Kakaknya. Alan ingin Nona Aliya bebas!" Mata Jimin semakin menggelap. Bocah tengil itu! Sialan.
Jangan kira Jimin diam dan membiarkan Alan tanpa pengawasan. Jimin tau seperti apa sosok Alan Kim. Laki-laki muda yang ambisius dan Jimin tau jika Alan akan melakukan apapun untuk Aliya. Termasuk melepaskan Aliya dari genggamannya. Alan punya karakter sama seperti dirinya. Tidak akan diam melihat orang yang disayangi tersakiti.
"Bawa bocah itu kedepanku!" Kim Jung Hyun Mengangguk mengerti. Dirinya cukup faham dengan karakter Jimin jika menyangkut dia. Seseorang yang tidak pernah mau Jimin sebut namanya. Seseorang yang menjadi alasan Jimin seperti ini. Penuh kebencian dan dendam.
"Kupastikan kau akan mati jika berada di sekitarku!" Jimin mendesis penuh emosi. Dirinya tidak akan memaafkan orang itu. Tidak untuk kedua kalinya.
+
Aliya diam termenung didalam kamarnya. Aliya tidak keluar untuk sekedar makan atau bersih-bersih. Aliya tidak dalam keadaan hati yang baik. Pertengkarannya dengan Jimin masih membebani Jimin sampai saat ini.
"Apa~~~"
Brakk! Tubuh Aliya tersentak kaget saat mendengar pintu kamar yang diterjang dengan kuat. Dan saat melihat sosok pemuda dengan pakaian serba hitam tersungkur dilantai Aliya langsung memekik.
"Alan!" Aliya berlari menghampiri adiknya. Membantu adiknya berdiri dan Aliya semakin terkejut saat melihat wajah adiknya.
Babak belur.
"Siapa yang melakukan ini?"
"Aku?" Jimin berteriak dengan lantang dan masuk kedalam kamar mereka. Menatap tajam Alan yang sudah ada dibelakang Aliya. Melindungi adiknya?
"Apa yang kau lakukan pada adikku!" Aliya berteriak lantang pada Jimin. Jelas Aliya menuntut penjelasan dari Jimin yang membuat adiknya seperti ini. Aliya tidak akan terima jika sudah seperti ini. Alan babak belur.
"Noona!" Alan memanggil Aliya dengan lirih.
"Diam!" Alan mengatupkan mulutnya mendengar teriakkan dari Jimin dan Aliya secara bersamaan. Keduanya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret 21+ ✅
FanfictionKebenaran itu terungkap dengan berjalannya waktu. Dan rasa itu tumbuh diantara kebencian. Kebencian dan dendam. "Lakukan apapun padaku? Aku tidak akan mengeluh atau menolak!" + Sad Story'.