Happy Reading.
+
"Aliyaaaaa Andwaeeee!" Teriakkan ketiganya menggema saat tubuh Aliya didorong dan jatuh kelantai.
"Mati kau!"
Dor!
"Akhhh!" Tubuh Jimin tumbang saat timah panas itu melukai lenganya. Rasanya sakit, demi Tuhan. Menahan ringisannya dan menatap Aliya yang sepertinya kesakitan.
"Bangsat kau Park Ji-Sung!" Teriak Han Kang Joo emosi. Mencoba menahan diri untuk tidak berlari mendekat.
"Appa!"
Park Ji-Sung mendecih sinis dan memperhatikan Jimin, bocah itu begitu dirinya benci. "Darah Park Jae Hwan mengalir sempurna didalam tubuhmu. Aku benar-benar malu mengakuimu sebagai anak selama ini. Kau anak pembantu!" Jimin mendesis sinis dan menatap muak pada Park Ji-Sung.
"Dan aku bersyukur karena tidak punya ayah seperti mu. Seandainya ayahku benar-benar dirimu sudah pasti itu kutukan~~~"
Dor! "Akhhh!" Jimin kembali meringis saat satu lagi timah panas menebus lenganya. Sialan.
"Anak bodoh!"
Han Kang Joo menatap Jimin terkejut. Apa maksudnya? Jimin bukan anak Park Ji-Sung.
"Bocah Bangsat! Kau memuakkan sama seperti keluarga mu. Tidak ayah, ibu dan kakak bisumu itu. Kalian sama saja. Ah andai saat itu aku tidak hanya membuat kakakmu bisu, seharusnya aku mengirim dia bersama ibu dan ayahmu benarkan?" Jimin tersenyum sinis dan menatap benci Park Ji-Sung.
"Kau iblis!"
"Aku memang iblis. Iblis yang akan membunuh wanita yang kau cintai. Benar kan?"
"Park Ji-Sung!"
"Tutup mulutmu Han Kang Joo!" Teriak Park Ji-Sung geram.
"Ini urusanku dengan anak sialan ini. Jadi tutup mulutmu!" Desis Park Ji-Sung emosi.
"Dia tidak akan menerimamu kembali apapun alasannya. Jadi lebih baik dia mati!" Jimin menutup mulutnya dan menatap Aliya yang terlihat kosong. Yang dikatakan Park Ji-Sung benar. Aliya membencinya.
"Tapi aku akan membunuhmu dulu. Park Jimin matilah~~"
Dorr-Dorr! Tubuh Park Ji-Sung tumbang ditempat saat dia timah panas bersarang sempurna dari belakang kepalanya.
"Jina?"
"Jimin?" Jina berlari kearah Jimin yang terbaring seperti orang bodoh disamping Aliya yang baru saja masuk kedalam pelukan Han Kang Joo.
"Noona!" Jimin memanggil Jina hanya saja matanya terus menatap Aliya. Jina menatap sekitar dan matanya terbelalak saat melihat Eun Woo yang berada disamping Aliya juga.
"Oppa?" Lirih Jina.
"Adiknya! Aliya adiknya. Aliya ku adiknya!" Suara Jimin seperti gumaman tapi Jina bisa mendengarkan itu dengan jelas.
"Jim!" Jimin menggeleng dan semakin memperhatikan Aliya.
"Ini salahku Noona!" Jina tersenyum sinis melihat mayat Park Ji-Sung yang tergeletak tidak jauh dari Aliya.
"Aliya ku Noona! Aliya ku!"
"Jina?" Jina mendongak dan menemukan Han Kang Joo yang memanggilnya. Jika tentu mengenal mertuanya.
"Abojie?" Han Kang Joo tersenyum penuh kepedihan.
"Kenapa kau tidak pernah jujur jika Park Ji-Sung bukan ayahmu?" Jina menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret 21+ ✅
FanfictionKebenaran itu terungkap dengan berjalannya waktu. Dan rasa itu tumbuh diantara kebencian. Kebencian dan dendam. "Lakukan apapun padaku? Aku tidak akan mengeluh atau menolak!" + Sad Story'.