Happy Reading.
*
Kehidupan keduanya gelap, dari kecil hingga dewasa hanya kegelapan yang menjadi jalan hidup mereka. Mereka punya takdir yang berbeda, takdir kesedihan yang membuat keduanya tegas dan mampu menjalani hidup.
Peristiwa dimana Jimin bunuh diri membawa dampak depresi pada Aliya, dimana tekanan batin kepergian adiknya dan percobaan bunuh diri Jimin membuatnya dalam masa-masa dimana kematian jauh lebih baik, setidaknya Aliya tidak akan merasakan kesedihan lagi.
Memutuskan untuk mengiris urat nadinya agar semuanya selesai, tapi semua tidak berakhir dengan mudah, dimana Jimin muncul dengan wajah terluka dan berada di sisinya. Itulah kesialan mereka karena melakukan sesuatu hal yang mengerikan padahal akan ada kebahagian.
Dimana yang Aliya tau hanya kegelapan setelah kejadian itu, meninggalkan Jimin yang siap gila karena Aliya yang sekarat. Apalagi dengan keadaan Aliya yang hamil, Jimin seperti orang bodoh yang tidak tau tujuan.
Penantian itu tidak sia-sia, kesabarannya membuahkan hasil, dimana Aliya bangun setelah 1 minggu terbaring seperti mayat diatas bongkar rumah sakit. Dimana mata Aliya berbuka untuk pertama kalinya, tepat Jimin ada disisinya. Kebahagian Jimin membuncah saat Aliya membuka matanya, dimana saat itu juga Jimin menyeret seorang Pendeta dan menikahkan mereka tanpa adanya persetujuan orang tua Aliya. Jimin menjadikan dokter dan perawat sebagai saksi. Dan menikahi Aliya.
Jimin gila dan Jimin tidak peduli dengan reaksi orang-orang tentang itu.
Han Kang Joo akhirnya angkat bicara dan merestui hubungan keduanya dan perceraian Jina serta Eun Woo berlangsung. Jina tetap pada keputusan pertama dimana dia akan bercerai dengan Eun Woo, walaupun Eun Woo tidak setuju tapi keputusan Jina sudah bulat.
Keduanya menjalani kehidupan bersama dengan jalannya waktu, dimana sekecil Jimin lahir dengan sempurna, awal dimana Aliya ketakutan dan terus memperhatikan Hyun Joon dan mengabaikan Jimin, berjalan 4 tahun hingga Aliya sadar jika apa yang dirinya lakukan salah. Tapi memperbaiki tidaklah salah, keduanya membuka lembaran baru lagi setelah sama-sama mengerti.
*
Didalam kolam renang Jimin memperhatikan istrinya yang hanya mengenakan bikini dan membaca majalah Fashion, keduanya benar-benar bulan madu dan meninggalkan sang buah hati. Mempasrahkan Joon pada Han Kang Joo, dan pergi tanpa beban. Aliya memang agak parno tapi tidak separah beberapa waktu yang lalu.
Ini hari ke 2 mereka di Roma dan hari ini hanya berenang di kolam yang tersedia dan menghabiskan waktu di dalam kamar. Aliya mengerti akan kebutuhan biologis Jimin hingga tidak menuntut waktu untuk mereka jalan-jalan. Aliya mengerti akan kesalahannya dimana tidak membiarkan Jimin menyalurkan hasratnya saat dirinya terlalu sibuk dengan anak mereka. Aliya faham.
"Sayang?" Mata Aliya beralih pada Jimin, menutup majalahnya dan fokus pada Jimin.
"Apa?" Tanya Aliya yang ikut masuk kedalam air. Cuaca cukup panas dan berenang adalah pilihan yang bagus. Ini masuk siang hari, jelas setelah pagi tadi mereka olahraga menari diatas ranjang. Tempat ternyaman mereka.
"Kufikir kau akan menghabiskan waktu dengan membaca majalah saja" Aliya tersenyum dan melompat ke pelukan Jimin. Mengalungkan kedua kakinya dipinggang Jimin dan Jimin dengan senang hati merangkul pinggangnya.
"Tidak juga. Hanya saja aku buruh sedikit cendera mata dan aku tidak sadar jika ada mahkluk indah yang sedang berenang disini. Ah aku bodoh ya" Jimin terkekeh dan mencium bibir Aliya, hanya kecupan-kecupan ringan dan sebentar. Aliya hanya tertawa dan membalas kecupan-kecupan Jimin.
"Hei" Aliya tersenyum mendengar suara Jimin yang menginstruksi dirinya karena menjilat bibir Jimin. Aliya bisa lebih liar dari yang dibayangkan orang. Jelas tertutupi dengan sikap polosnya, menjadi istri Park Jimin membuat Aliya berubah dan tau banyak hal. Termasuk hal-hal berbau mesum.
"Kau nakal sekali sayang" Aliya tersenyum tipis dan menarik kepala Jimin agar lebih dekat.
"Aku hanya mengimbangi suamiku" jawaban Aliya membuat Jimin tersenyum tipis dan menyerang leher Aliya yang penuh dengan karyanya. Yah Jimin tidak akan puas jika itu istrinya, siklus kehidupannya berputar pada Aliya. Always.
Memberikan aksen lebih luas dengan mendongak, menikmati terik matahari dan sesapan bibir yang suaminya berikan pada lehernya. Mendongak dengan benar dan bergumam menahan desahan, bibirnya terbuka mencoba menahan suara agar tidak memekik akibat gigitan gigi tidak rata itu. Secara tiba-tiba tubuhnya harus tersentak kaget karena tangan nakal itu bermain-main dengan dadanya. Ya Tuhan.
"Jim"
Mengabaikan peringatan Aliya dan Jimin terus saja menyesapnya, menarik paksa bikini sialan yang menempel di tubuh istrinya, Jimin tidak peduli jika Aliya marah karena bikininya tidak berbentuk karena ulahnya. Jimin akan memberikan 100 pasang bikini jika Aliya protes nanti.
"Euh" Jimin membawa tubuh Aliya untuk dipinggir. Menaikkan tubuh Aliya diatas dan Jimin ikut menyusul. Melepaskan satu-satunya kain yang menjadi penghalang baginya dan melepaskan celana renang nya. Jimin menarik kaki Aliya dan mendekatkan inti mereka. Menunduk dan mencium Aliya secara kasar dan menuntut, menyesap bibir atas dan bawah dengan semangat, jelas dengan jari yang menari dengan leluasa diatas tubuh sintal Aliya.
Meremas gemas Dada Aliya yang tidak tertutup apapun, hingga Jimin dihadiahi sebuah pukulan keras dibahu nya oleh Aliya. Jimin memang tidak sabaran sih, salah siapa istrinya terlalu hot.
Menurunkan ciumannya dan menuju dada, menciumnya dengan rakus dan melumatnya tanpa ampun, masa bodoh dengan tanda di dada Aliya. Jimin tidak peduli sama sekali.
"Eugh" Jimin turun kebawah dan sampai pada rumah adiknya. Tersenyum tipis dan bangkit, mendekatkan tubuh mereka dan bersiap masuk kedalam rumahnya.
"Jim perlahan" Jimin mengangguk tanpa bersuara, mendesakkan tubuhnya secara cepat dan satu hentakan. Membuat Aliya memekik dengan kuat, hingga bahu Jimin jadi sasaran remasannya.
"Akh" Jimin sendiri merasa seperti orang bodoh karena selalu ingin seperti ini. Sensasinya selalu nikmat dan tidak tergantikan, remasan-remasan lembut disana membuat Jimin selalu ingin masuk dan Jimin merasa gila dalam satu waktu jika seperti ini.
Bergerak perlahan dan membuat Aliya yang ada dibawah kuasanya mendesah perlahan, terus saja mendesah karena dorongan Jimin. Pelan tapi penuh dan ini sangat ketat hingga Aliya dibuat kelimpungan untuk mengekspresikan ini.
Selalu nikmat dan penuh kejutan, Aliya sadar jika Jimin memang sempurna untuk nya, terlepas dari semua masalah yang mereka alami selama ini, yang Aliya tau mereka bahagia setelah melalui penyesalan ini. Semuanya berubah indah setelah sekian lama, atas dasar kesabaran dan ketegaran. Kebahagian akan datang dengan sendiri.
"Aku mencintaimu, Joon dan anak-anak kita nanti" Aliya tersenyum dan meraih kepala Jimin, menyatukan bibir mereka dan menciumnya dengan lembut.
"Aku tau Jim. Sangat tau"
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret 21+ ✅
FanfictionKebenaran itu terungkap dengan berjalannya waktu. Dan rasa itu tumbuh diantara kebencian. Kebencian dan dendam. "Lakukan apapun padaku? Aku tidak akan mengeluh atau menolak!" + Sad Story'.