Misunderstanding.

14.4K 876 45
                                    

Happy Reading.

-

Keduanya pamit untuk pulang, Aliya ada dalam rangkulan Jimin, Alan akan berangkat sekolah dan Jimin akan membawa Aliya pulang.

"Kau mau berangkat bersama?" Alan menggeleng mendengar pertanyaan Jimin. Mereka tidak searah. Lebih baik Alan naik bus.

"Tidak Hyung. Aku naik bus saja, lagi pula aku tidak mau menganggu!" Aliya menatap adiknya dalam. Sepertinya ketakutan Aliya terjadi, Alan mendengar mereka semalam. Aliya masih lemas, kata-kata Jimin yang menyebut Eun Woo dalam kegiatan mereka membuatnya pusing.

Dari mana Jimin kenal Eun Woo? Dan Bagaimana bisa Jimin menyebut dirinya jalang Eun Woo. Apa yang membuat Jimin salah faham? Aliya tidak mengerti. Ini sepertinya alasan Jimin membuat ikatan ini denganya. Jimin sengaja!

"Noona baik-baik saja?" Aliya mengangguk tanpa mendongakkan kepalanya. Aliya terlalu lelah, kepalanya pusing.

"Sebaiknya kami pulang. Kau berangkat saja, Noona-mu aman denganku!" Alan mengangguk pelan.

"Lain kali hati-hati. Tutup pintu jika mau mesum!" Aliya melotot pada adiknya kain halnya Jimin yang tertawa keras. Mereka berdua!

"Kami mencicil keponakan untukmu!" Dan Aliya refleks mencubit pinggang Jimin, sontak yang dicubit langsung berteriak kesakitan.

"Aliya yakh berhenti. Sakit" Alan tertawa melihat keduanya. Melihat interaksi itu Alan merasa senang.

"Sakit!" Aliya mendengus dan melepaskan rangkulan Jimin. Kedua laki-laki ini menyebalkan!

"Sebaiknya kami pergi dulu. Noona-mu semakin ganas nanti!" Cetus Jimin dan menarik Aliya menjauh dari Alan. Jimin akan membawa Aliya pulang!

"Hati-hati!"

"Kau juga!" Balas Jimin berteriak dan terus menarik tangan Aliya untuk keluar, keduanya hanya diam. Terus berjalan menuju lantai dasar.

"Bisakah kau berikan aku waktu untuk bertanya? Aku merasa aneh dengan tuduhan mu. Eun Woo Oppa? Bagaimana bisa kau menyebut aku Jalangnya. Aku Jalangmu jika kau lupa!" Jimin mengabaikan ucapan Aliya. Terus saja berjalan menuju mobilnya.

"Jim!" Aliya menyentak tangan Jimin dengan kasar. Aliya tidak tahan dengan kebisuan Jimin.

"Diam dan masuk!" Cetus Jimin dingin dan menarik tangan Aliya lagi.

"Masuk Aliya. Apa kau ingin Alan tau tentang ini" Aliya menatap nanar Jimin.

"Aku bukan jalang Eun Woo. Ingat itu" cetus Aliya bergetar dan masuk kedalam mobil Jimin. Alan tidak boleh tau masalah mereka.

Jimin yang melihatnya menghela nafas dan menutup kasar pintu mobil. Berjalan menuju kemudi. Kepala Jimin juga pusing, bagaimana bisa dirinya mengucapkan nama Eun Woo semalam.

Jimin terlalu larut dalam perasaannya. Memuakkan!

"Duduk dan diam" Aliya membuang mukanya. Memilih mengabaikan Jimin.

-

Alan datang ketempat tuanya yang baru, hari ini Alan harus bekerja, Alan masih butuh uang itu. Apapun hubungan Aliya dan Jimin, Alan masih ingin uang itu untuk membebaskan Noona-nya. Alan harus dapat uang itu.

"Kau datang anak muda?" Alan menunduk sopan.

"Aku ingin bekerja lagi Tuan. Berikan aku barangnya!" Laki-laki itu tersenyum dan memanggil anak buahnya.

"Jika kau berhasil dengan ini, akan ada uang yang lebih besar dari kemarin!" Alan melihat satu koper penuh Narkoba. Jumlahnya mencapai Kiloan. Itu jumlah fantastis.

My Regret 21+ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang