Malam adalah waktu paling tepat untukmu, untukku. untuk pergi dari keramaian dari segala rasa yang merusak dirimu melupakan siapa dirimu dan juga diriku, aku melupakan siapa aku, Ata! Jelas aku adalah Ata wanita paling kuat diantara mereka yang lemah, tentu saja.
Setelah siuman dari masa kritis aku memutuskan untuk pergi dari keluarga, kabur! Sebut saja begitu. Tentu saja ada yang mempertanggung jawabkan ini semua siapa lagi kalau bukan kakakku, kak bima.
Setelah siuman dari kejadian itu kaka membawaku ke tempat yang tak pernah tahu sebelumnya, sebuah kota kecil dekat dengan ibu kota provinsi di Jawa Barat, Purwakarta. Aku tak tahu ada kekuatan dari mana sampai-sampai kak bima nekat melakukannya, salma, evan, rian semuanya mereka tidak tahu aku pergi, kepergianku tak meninggalkan jejak semua dimulai dari kak bima kasih aku hp baru dengan nomor baru dengan identitas baru agar tidak kelacak tentu nya, semua akun sosmed yang ku punya dinon aktifkan.
"ta, kamu disini dulu ya sampe kaka selesai jaga dibelakang ada bi umah sama mang ujang, oh iya mang ujang supir baru kamu" sambil mengusap usap rambut
"kenapa masih pake kursi roda sih kak kan aku bisa jalan" mencoba berdiri
"kamu pake kursi roda dulu untuk sementara waktu sampe semuanya baik" jelas kak bima
"tapi ka aku udah baik baik aja, diliatin orang banyak kan jadinya aku gak suka ka" mataku mulai berkaca kaca
"ta, sekali ini aja ngikut apa kata kaka yah" memelukku dari belakang kepalanya tepat disampingku
Aku dan ka bima menjadi pusat perhatian bisa jadi mereka beranggapan kalo kita pasangan yang sedang mendrama. Tak lama setelah mengecup keningku kak bima langsung pergi.Ka bima bertugas di rumah sakit daerah Purwakarta dan kak bima menyuruhku untuk menunggu nya di salah satu caffe terdekat, caffe itu ada di lantai dua dengan view jalan raya meskipun begitu angin sore nya lumayan sejuk.
"mau pesen apa ka? " seorang pelayan menghampiri dan berhasil membuyarkan sesaat lamunanku
"oh emhh apa yah, yang enak apa?" aku kebingungan sendiri
"suka kopi? " tanya nya
" suka, emang ada yah? " tanya ku
" pfftt, itu yang mba pegang menu kopi" kata nya
"eh,, iya yah maaf maaf aku pesen espresso tapi tambah es batu di cup lain yah" aku mulai memesan seperti biasa
" bi umah sama mang ujang mau pesen apa? " menawarkan bi umah dan mang ujang yang berada tepat di belakang tempatku duduk
" sudah pesen ko non" kata bi umah
"oh yaudah"
"ada pesanan lain? " tanya pelayan
" enggak, itu aja cukup makasih" kata ku
"baik tunggu sebentar, pesanan mba nya akan segera tiba" lalu si mas pelayannya pergi.Pelayan tadi seorang laki-laki berkumis tipis dengan rambut di belah dua, berbadan kurus berkulit bersih bukan putih yang kumaksud, postur tubuhnya tidak terlalu tinggi beda beberapa cm lah dengan tinggiku, tak lama pelayan itu datang kembali dengan membawa pesananku
"espresso dengan ice batu, silahkan" lalu disimpan nya tepat disamping kiri ku
"oh iya, terimakasih mas" jawabku
"oh iya mas ini single atau double shoot? " tanyaku, karena aku lupa aku lebih suka single shoot dibandingkan double shoot jangan tanya kenapa, karena ini selera.
" oh itu single mba" jawabnya yang baru saja beberapa langkah pergi setelah membawa pesananku
"syukurlah, makasih ya mas" spontan aku tersenyum padanya
Pelayan itu langsung pergi kedalam, aku memegang kedua pipiku "aku tersenyum" gumamku, hari ini akan menjadi sejarah dalam hidupku hari dimana aku menjadi sosok baru, lingkungan baru, dan manusia manusia baru."bi,, " panggilku
Bi umah menghampiri " iya non ada yang bisa bibi bantu? " tawarnya
" sekarang anter ata ke salon yuk, ata mau potong rambut kata orang buang sial hhehe bibi tau kan salon dekat sini? " pintaku, karena disini kampung halaman menantu bi umah kurang lebih kufikir bi umah akan tau
" boleh non, bibi ada salon langganan kalo pulang tapi biasa aja gak mewah" jelas bi umah
"semua salon sama aja, sekalian kita nyalon yah mang ujang biar ngopi aja kalo ada buat cowo nya sekalian aja kan jadi rame hehhe" dan aku sekarang mulai cerewet kembali
"yaudah ayoo non sebelum den bima jemput nanti berabe kalo kita gak ada disini" ajak bi umah
"ayoo bi, oh iya ini buat bayar pesenan kita" mengeluarkan uang di dalam dompet
Bi umah memerintahkan mang ujang untuk bayar setelah selesai mereka membantuku untuk turun dan pergi menuju salon.Sampai pada akhirnya rambutku dipotong menjadi Pendek dan aku suka, terlebih dengan rambut lurusku yang tebal ini memberi kesan lebih segar sembari senyam senyum dikaca, memainkan rambut, selfie dengan bi umah lalu kukirimkan fotonya ke kak bima via wa dan dia hanya membalas "kamu cantik" kalo ini diperuntukan untuk kekasihnya mungkin bakalan lumer kaya cheesecake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung awan
Historia CortaCerita perempuan penyuka kopi dengan anxiety disorder, belajar dari kopi meskipun pahit masih bisa kau nikmati #kopi