Part 9

1K 156 30
                                    

Cuma cerita ini yang bisa di buka, yang lainnya loading mulu 😅

Happy reading.....

Dae menghela napas, sungguh membosankan terkurung di dalam kamar meski segala fasilitas mewah tersedia. Dae biasa hidup liar, menjadi anak jalanan dan menghirup udara bebas.

"Kau sudah makan?"

Dae terkejut mendengar suara Theo dan langsung melihat ke arahnya. Lelaki itu membawa kantung besar berisi makanan dan aromanya sangat menggoda.

"Kau baru pulang?"

"Ya, aku sedikit terlambat karena memesan beberapa makanan. Aku tak tahu makanan favoritmu."

Theo mengeluarkan isi kantong, ada pizza, sushi, spaghetti, steak, chicken crispy, salad buah, jus jeruk, jus alpukat dan mangga.

"Banyak sekali?" Dae membelalakan matanya.

"Kau tak suka?"

"Ini makanan favoritku semua Theo."

Dae tersenyum lalu mencomot chicken crispy dan melahapnya. Kebahagiaan tampak terpancar dari mata Theo, dia bangga oleh-olehnya di sukai oleh Dae.

"Kau juga makan!" Dae menyuapi Theo membuat hati lelaki itu menghangat. Mereka pun menghabiskan makanan itu berdua, sampai kenyang.

Selesai makan, Theo membersihkan tubuhnya sementata Dae membersihkan sisa bungkus makanan ke tong sampah. Dae merasa bahagia akhirnya dia bisa menikmati junk food yang selalu dia idam-idamkan sewaktu miskin.

Biasanya Dae hanya bisa memandang orang yang sedang melahap junk food selagi di dalam kereta atau menunggu kereta.

"Kau belum tidur?" Tanya Theo membuyarkan lamunan gadis itu.

"Aku masih sangat kenyang."

Theo tersenyum lalu duduk disamping Dae sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Daddy tadi berbicara denganku."

"Berbicara apa?"

"Kita akan menikah satu bulan lagi." Dae tampak terkejut, satu bulan lagi?

"Kau ingin konsep seperti apa?"

"Aku?"

"Kau ingin menikah di hotel mana, bernuansa apa, warna dekorasi pernikahan, gaun...."

"Aku tak mengerti akan hal seperti itu jadi terserah." Dae tersenyum lalu membantu Theo mengeringkan rambutnya.

Awalnya Theo terkejut Dae mengambil alih handuknya namun dia langsung tersentuh saat Dae menggosok lembut kepalanya dengan handuk.

"Kau seperti Mom..." Guman Theo membuat Dae tersenyum simpul. Dae merasa Theo begitu manis jika sedang baik, tapi jika sudah cemburu, Dae merasa ketakutan, Theo terlihat seperti iblis.

"Aku mencintaimu, Dae..." Bisik Theo sambil memeluk pinggamgnya membuat tubuh Dae menegang.

Jantungnya berdegup kencang saat lelaki itu mencium perutnya dan mengusap bokong sintalnya. Sentuhannya merambat ke payudara gadis itu.

"Theo..."

"I want you!"

*****

Ghea menatap sang ayah yang masih saja sibuk mengurusi keperluan kakaknya.

"Apa ini tidak berlebihan?"

"Apa maksudmu, Ghea?"

"Dad... Bagaimana jika ingatan kakak pulih?" Igor menatap Ghea tak suka.

"Ini ide Mommy-mu, kau tahu bagaimana jika dia sudah merajuk."

"Aku bisa memaklumi jika kami memiliki dua ayah, ibu yang menikahi dua pria ditambah anaknya yang amnesia dan...."

"Ghea!" Bentak Igor tak suka.

"Aku hanya realistis saja Dad!"

"Apa kamu cemburu?"

"Untuk apa aku cemburu?"

"Lalu?"

"Dad, kita menyayangi Kakak tapi bukan berarti kita mengorbankan perasaan orang lain."

"Kita tidak mengorbankan perasaan siapapun."

"Daenarys?"

"Dia cepat atau lambat pasti akan mencintai kakakmu dan...."

"Lebih baik kita jujur pada Dae sebelum dia mengetahui kejanggalan calon suaminya." Igor menatap Ghea lalu menghela napas lelah.

"Dae harus mengikuti aturan keluarga kita."

"Tapi...."

"Kau lebih baik diam jika tak mau terlibat!"

"Daddy ini..."

"Aku tahu apa yang aku lakukan jadi kau tak usah khawatir. Theo akan baik-baik saja." Ghea menghela napas, baik Katya maupun Igor ternyata sama keras kepalanya.

"Turutilah kemauan Daddy-mu. " Ghea menatap ke arah Lev, ya pria itu baru saja datang dari luar negeri.

"Pappa..." Pemuda itu langsung memeluk tubuh ayah kandungnya.

"Kau sudah datang."

Igor tersenyum lalu memeluk Lev dengan erat.

"Tentu saja, aku merindukan kalian."

"Aku juga merindukan Pappa."

Lev pun mengusap punggung anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Ya sudah, kalian bermesraan dulu, aku mau selesaikan dulu pekerjaanku!" Pamit Igor.

Lev dan Ghea hanya tersenyum lalu kembali berpelukan. Lev begitu merindukan anaknya, anak perpaduan antara dirinya, Igor dan Katya. Igor yang nakal ternyata pernah juga menanamkan benihnya di rahim sang istri saat dia tengah mengandung anaknya. Namun begitu, banyak bagian dirinya yang tercetak jelas di dalam tubuh Ghea seperti rambut, kulit dan matanya.

"Pappa, apa kau sudah tahu semuanya?" Lev menguraikan pelukannya secara perlahan lalu menatap wajah Ghea.

"Percayalah!" Ghea hanya bisa mengangguk pelan.

Tbc

Seperti biasa, aku akan melibatkan kalian dalam ceritaku.

Apa harapan kalian tentang kisah mereka?

Ghea dan Theo saling memperebutkan Dae?

Dae hanya untuk Theo saja?

Theo, Dhea dan Igor saling memperebutkan Dae? (Makin kacau aja ya opsi nya 🤣)

Atau ada ide yang lain?

Yang jelas di cerita ini, umur Katya sudah tidak panjang.

Thanks for reading.....

Defying Gravity : The Dark pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang