Part 11

1.6K 172 6
                                    

Saatnya serius....

Happy reading.....


Igor menghela napas lalu memeluk anaknya dengan lembut.

"Maafkan Daddy..."

"Apa yang terjadi Dad?" Igor mengusap punggung anaknya.

"Seseorang berniat mencelakaimu dan Dad membunuhnya karena Dad takkan pernah bisa membiarkan orang yang sudah mencelakaimu hidup."

Theo terdiam.

"Apa saja yang sudah kau ingat Nak?" Lev menggengam tangan Theo.

"Entahlah, hanya bayangan seseorang menjambakku dan mengatai jika Dad pembunuh berdarah dingin, hiperseks..."

Igor menguraikan pelukannya

"Lupakanlah, yang penting sekarang kau baik-baik saja bersama kami" bujuk Katya dan Theo hanya bisa mengangguk, dia merasa sedih melihat Katya yang tampak khawatir.

"Dad, Mom, apa kalian poliandri?"

Lev, Igor dan Katya terdiam, mereka harus menjelaskannya bagaimana? Theo memang sudah dewasa dan sudah saatnya tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Katya berdehem lalu mulai menceritakan bagaimana awalnya mereka bertemu. Theo yang mendengarkan cerita ibunya hanya bisa terdiam, mencoba merasakan dan mencerna cerita Katya.

Cinta mereka memang di luar nalar, namun jika ditelaah Theo tahu bagaimana ibunya menderita memiliki kekasih yang super posesif dan tak dapat dibantah. Ya seperti cintanya pada Dae yang tak bisa di bantah, mungkin obsesinya pada Dae menurun dari sifat Igor yang tak mau di bantah dan harus dituruti.

Rasanya Theo akan mati saja jika tidak berada di dekat Dae barang sedetikpun, seperti sekarang. Meski dia yang merajuk dan menjauhi gadis itu, hatinya tidak pernah merasa tenang jika berada jauh dari Dae.

Selesai mendengarkan cerita ibunya, Theo hanya bisa termenung. Satu hal yang Theo tahu, ayahnya seperti psikopat dan ya dia memang lelaki tidak normal. Karena mana ada lelaki normal yang mau berbagi istri dan membunuh wanita yang sudah dia setubuhi.

Theo tak mau seperti Igor, dia akan berusaha membahagiakan Dae, dia akan setia pada Dae, dia akan mencintai gadis itu sepenuh hatinya dan yang pasti takkan mau berbagi dengan siapapun. Dar hanya miliknya seorang, titik!

*****

Dae membaringkan tubuhnya sejak sarapan menyedihkannya. Dae terluka dengan sikap dingin Theo. Apa pria itu akan berubah pikiran dan mencampakkannya? Apa Theo akan melepaskannya? Lalu bagaimana dengan Dae?

Apakah Dae bisa hidup tanpanya? Dae memejamkan matanya sambil menangis, ya dia harus bisa menerima jika Theo sudah tidak menginginkannya. Masih untung Theo hanya mencium dan memeluknya, belum merampas kesuciannya.

Jika Dae hamil dan Theo meninggalkannya, bagaimana nasib Dae? Ibunya pun pasti murka dan Dae tak Mungkin jadi pencopet dalam keadaan hamil. Dae menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk tidak berpikir aneh-aneh.

"Kau kenapa sayang?"

Tiba-tiba pria itu memeluknya membuat Dae terkejut, air matanya kian mengalir deras. Akhirnya lelaki yang sedari pagi ada dipikirannya datang!

Theo mengelus lembut kepala gadis itu.

"Maafkan aku, aku janji takkan mendiamkanmu lagi." Ucapan Theo seketika menghangatkan perasaan Dae.

"Janji?"

"Janji, sayangku. Asal kau tahu, aku juga sama menderitanya denganmu."

Dae membalas pelukan Theo.

"Aku ingin segera menikah."

"Hmmm... Kenapa?"

"Aku ingin segera menyentuhmu, menjadikanmu milikku seutuhnya." Bisik Theo sambil mengecup kening, hidung lalu melumat bibir gadis itu dengan lembut.

"I miss you so bad, honey!" Bisik Theo membuat tubuh Dae merinding.

Dae membalas ciuman Theo dengan amatiran, berusaha mengimbangi ciuman lelaki yang entah sejak kapan mengisi relung hatinya. Sekarang Dae yakin jika sekarang dirinya mencintai Theo.

"Dae...."

"Hmmm....."

"Aku mencintaimu!"

"Aku juga..."

"Juga apa?"

"Mencintaimu, Theo..." Bisik Dae malu-malu membuat Theo bahagia dan kembali melumat bibir gadis itu tanpa ampun!


Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Defying Gravity : The Dark pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang