[180819]
.
"kamu kenapa.?" Hanbin masih bingung dengan situasi saat ini.Hanbin yang tadi masih tidur, terbangun karena ada seseorang orang yang langsung
Masuk kekamarnya tanpa permisi.Ia langsung menerjang hanbin yang masih setengah sadar, memeluk tubuh hanbin dengan air mata yang turun dari pelupuk matanya.
"Hye mi, why.?" Tanya hanbin lagi kepada seorang gadis yang bernama Hye mi, merupakan kekasih hanbin.
"😭😭😭😭😭" Tak ada jawaban dari Hye mi, Tangisannya terdengar semakin keras.
"Uljima..." hanbin menepuk-nepuk punggung Hye mi pelan, mencoba menenangkan sang gadis.
"Hanbin aku benar-benar takut." Kata Hye mi serak.
"Hanbin, benar-benar sangat takut hanbin.😭😭😭" Tangisnya semakin keras.
"Kenapa, ceritakan kepadaku." Ucap hanbin selembut mungkin.
"Aku Aku aku....... 😭😭." Hye mi tidak bisa melanjutkan perkataannya.
"Tenangkan dirimu." Hanbin memeluk Hye mi erat. ia tak suka kalau melihat gadisnya menangis seperti ini.
.
Hye mi menangis hampir 1jam lebih, matanya terlihat tertutup seperti orang tidur."Hye mi~ya." Panggil hanbin lirih. Ia menggerakkan tangannya didepan wajah Hye mi, memastikan apakah gadisnya tertidur.
Tak ada pergerakan sama sekali dari tubuh Hye mi, hanya dengkuran kecil keluar dari bibirnya.
Hanbin menidurkan tubuh Hye mi dikasur kamarnya, meletakkan secara perlahan. Setelah meletakkan tubuh Hye mi secara pas, ia menutupi tubuh Hye mi dengan selimut.
"Jangan tinggalkan kami,hanbin." Ucap Hye mi dengan mata yang masih tertutup.
"Aku tidak akan meninggalkan kalian yang sudah mencintaiku dengan tulus." Ucap hanbin.
"Maafkan aku jika ketakutanmu itu disebabkan olehku." Hanbin mencium pujuk kepala Hye mi lembut.
Hanbin keluar dari kamarnya, berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.
"Hanbinnie, dimana Hye mi?" Tanya seorang wanita yang wajahnya masih terlihat mudah walaupun umurnya sudah menginjak 40an tahun lebih.
"Ada dikamarku sedang tidur ,eomma." Ucap hanbin kenapa seseorang yang ternyata ibunya.
"Dia sebenarnya kenapa eomma.?" Tanya hanbin.
"Eomma malah ingin bertanya kepadamu." Eomma.
"Tadi saat dia datang, ia langsung masuk kekamarmu sambil menangis." Jelas sang ibu.
"Oh baiklah." Hanbin Hanya menganggukan kepalanya.
"Jaga dia dengan baik, hanbinnie." Eomma.
Hanbin mengacungkan jempolnya, ia kemudian berjalan menuju kamarnya.
Sang ibu menatap tubuh sang anak dengan tatapan sedih, ia tau sebenarnya apa yang sedang kekasih anaknya rasakan.
"Semoga semuanya baik-baik saja." Ucap sang ibu lirih.
.
.
.
Hanbin menghampiri ranjangnya, tidur disamping gadisnya."Sebenarnya apa yang kamu rasakan saat ini, sayang." Ucap hanbin lirih.
Hanbin tidur menyamping, menatap wajah gadisnya , merapikan rambut sang gadis yang menutupi wajahnya.
"Jika itu karena aku lagi, maafkan aku." Hanbin.
Wajah hanbin terlihat sedih, tangannya terus mengelus rambut kekasihnya lembut.