"eeehhhmmm" seorang gadis yang bernama Hye mi mulai membuka matanya perlahan.
"Aku dimana?." Ia melihat sekeliling ruangan.
"Ini bukan kamarku?" Ia mengerjapkan matanya lagi, aah ini kamar kekasihnya, tapi bagaimana bisa ia tidur disini.
Pluuuuk
Sebuah tangan terjatuh diperutnya, yang kemudian menarik tubuhnya kepelukan yang sangat ia rindukan.Hye mi melihat kearah samping, ia mengerjakan matanya beberapa kali, memastikan apakah penglihatannya tidak salah.
"Hanbinnie." Kata Hye mi lirih, ia memegang pipi hanbin.
"Apakah aku bermimpi." Hye mi mencubit pipinya."Auuh sakit."
"Aku bener-benar tidak bermimpi, ini beneran kamu hanbin." Hye mi langsung bangkit dari tidurnya.
Hanbin yang memang kalau sudah tidur seperti orang mati tidak bereaksi.
Hye mi memegang wajah hanbin dengan kedua tangannya, mendorong kekanan kiri untuk memastikan tak memperdulikan kalau orang yang mirip kekasihnya terbangun.
Hanbin yang merasa tidurnya terganggu, langsung menarik tangan Hye mi yang berada di wajahnya.
"Masih terlalu pagi sayang." Hanbin menarik tubuh Hye mi agar berbaring lagi. Ia kemudian memeluk tubuh mungil Nye mi dengan erat.
"Hanbin." Panggil Hye mi lirih.
Yang dipanggil tidak menjawab, ia malah melanjutkan tidurnya.
"Kamu benar-benar hanbin,bukan.?" Hye mi masih tidak percaya dengan penglihatannya.
Hye mi mencubit pipinya lagi, tapi tetap ia merasakan sakit. Kemudian tangannya mengarah ke wajah hanbin.
"Aaauh sakit, Shin Hye mi." Teriak Hanbin, matanya langsung terbuka lebar.
"Aku benar-benar tidak bermimpi 😭😭" Air mata Hye mi seketika keluar, tapi ia kemudian memegang dadanya yang kembali sakit.
Hye mi memukul-mukul dadanya pelan dengan Air mata yang semakin deras 😭😭.
"Apa yang kamu lakukan." Hanbin langsung duduk, dan memegang tangan Hye mi agar tidak memukuli dadanya.
Hanbin memakai bajunya yang tadi ia lepas saat tidur. Ia kemudian membantu gadisnya agar duduk.
"Apa yang kamu rasakan? Aku akan memanggil eomma." Hanbin beranjak turun dari ranjangnya untuk memanggil sang ibu.
Saat ia akan berjalan tangannya dipegang oleh Hye mi "Jangan." Kata Hye mi lirih.
Hanbin kembali duduk disisi ranjang, memegang tangan Hye mi lembut.
"Apa yang kamu rasakan, sayang.?" Tanya hanbin lembut.
Bukannya menjawab Hye mi mengarahkan tangannya kewajah hanbin, mengelus Secara perlahan. Ia kemudian melihat tubuh hanbin dari atas sampai kaki.
Hye mi terus melakukannya, berharap ini hanya mimpi, kekasihnya jauh lebih kurus daripada yang semalam ia lihat dimedia sosial, Hatinya semakin hancur.
"Kamu benar-benar hanbin bukan 😭😭.?" Air mata Hye mi kembali turun, ia merasa seperti mimpi.
Cuuppp
Hanbin mencium bibir Hye mi sekilas
"Apakah itu seperti mimpi.?" Tanya hanbin.Hye mi memegang bibirnya, ini bukan mimpi, ciuman tadi terasa nyata.
"Hanbin.😭😭 " Hye mi langsung memeluk tubuh kurus hanbin, dan menangis kembali.
Hanbin ia mencoba menenangkan gadisnya, mengelus lembut sang gadis. Ia tau apa yang gadisnya rasakan, karena ia pun merasakan hal yang sama.
"Aku sangat merindukanmu, hanbin. 😭😭 Kenapa kamu begitu jahat? Kenapa kamu tidak memberi kabar selama 3 bulan ini kepadaku? Kenapa kamu tidak mengijinkanku untuk menemanimu saat seperti ini hanbin? Kenapa? Kenapa hanbin?😭😭😭 Apa kamu sudah tidak menganggapku lagi?" Tangisan Hye mi semakin keras.
"Sayang liat aku." Hanbin melepaskan pelukannya dan menatap sang kekasih dengan lembut.
"Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin menenangkan diri, maaf sudah membuatmu khawatir." Hanbin menghapus air mata Hye mi.
"Aku benar-benar merindukanmu, hanbin.😭😭" Hye mi kembali menangis dan memeluk hanbin.
"Aku tau, karena aku juga sangat merindukanmu dan merindukan kalian semuanya." Hanbin berusaha menenangkan Hye mi.
"Maafkan aku yang membuatmu sedih khawatir seperti ini, maafkan aku sayang, dan terima kasih karena kamu masih bertahan sampai detik ini juga." Hanbin memeluk gadisnya dengan erat.
.
.
End