g-6

15 1 0
                                    

"Kamu gak papa?"tanya gavin.
Aria menatap rekan kerjanya dengan senyum di paksakan.
"Gakpapa kok ga"
Gavin mengulurkan tangannya membantu aria, namun gadis itu menggeleng lalu berusaha berdiri sendiri.
"Aku udah biasa jatoh-jatoh"elak aria.
Gadis itu menepuk-nepuk debu yang menempel di lutut celana nya.
"Biasa di dorong kayak gitu sama orang-orang yang ngakunya pelanggan?"
"Haha, apa sih ga? Dia gak sengaja tadi"bohong aria.
Gavin melihat secara langsung dan jelas, lelaki tadi mendorong aria seenaknya seakan gadis itu kardus penghalang jalannya.
"Berarti mulai sekarang aku akan ngulurin tangan aku tiap kamu jatuh"
Aria tersenyum menatap gavin.
"Aku kuat, gak selemah yang kamu pikirin kok ga. Udah, sana balik kerja"
Aria membalikkan tubuhnya untuk kembali merapikan barang, namun ia kembali mendengar suara gavin.
"Aku gak pernah bilang kamu lemah. Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu tetap baik-baik saja"
"Aku baik, jadi kamu gak usah kh..."
Belum sempat aria menyelesaikan ucapan nya, gavin memeluknya. Tanpa menghiraukan pegawai lain dan pelanggan, perlahan airmata aria yang sejak tadi berusaha keras di tahannya menjadi pecah.
"Gakpapa, semuanya baik baik aja"bisik gavin.
Aria mengangguk kecil walau tangisnya kian pilu.
"Matahari harus tetap bersinar, tak peduli mendung menggempurnya tanpa ampun"ucap gavin ketika tangis aria mulai reda. Sebuah senyuman manis terbit di wajah keduanya.
"Janji akan selalu berbagi?"pinta gavin.
Aria mengangguk cepat.
"Janji"


Bersambung....

Mau cerita sedikit, kepikiran bikin bagian ini gara-gara kejadian kemarin.
Ayah dari teman saya meninggal, jadi saya turut hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Saya tahu gimana perjuangan dia selama ini merawat ayahnya sejak ibunya meninggal dua tahun lalu (tepat di tanggal yang sama).
Saat sudah berada di rumahnya, saya memilih untuk berada di teras rumah nya saja. Namun saat saya melihatnya menangis, tangis saya pecah saat itu juga.
Baru kali ini saya menangis saat orangtua teman saya meninggal. Saat saya melihat teman saya yang selalu ceria saat waktu kerja, bahkan saya tidak pernah melihatnya menangis sekalipun dan saat itu saya melihatnya berusaha tetap tegar walau tak bisa menyembunyikan airmata nya benar-benar membuat saya kehilangan kontrol atas emosi saya.
Dan saat ingin bersalaman juga mengucapkan bela sungkawa, saya hanya dapat memeluknya tanpa berkata sepatah katapun. Jujur ini moment paling memalukan, karena saya yang harusnya menguatkan dia malah sebaliknya 😂
Dia sampai bilang "gak papa kak, gakpapa" berkali-kali buat nenangin saya. Mana ingus meler kemana-mana.
Gak tahu ini gimana besok kalo ketemu dia, malu semalu-malunya 😂
Karenanya saya menciptakan karakter gavin di bagian ini yang walau dingin namun dapat menenangkan aria.

See you next time guys.... 🙋✋✋✋✋✋

(KEEP LOVE ASTER, ESPECIALLY ARUNIKA 😁)

gombalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang