Don't forget to press vote and give your comments, thank you.
Author's POV
Mungkin jika wanita lain yang berada diposisinya, pasti akan berbeda. Wanita lain pasti akan dengan senang dan bahagia jika mendapatkan kesempatan seperti ini. Berbeda dengan Barbara yang sedari tadi mendengus dan menggeram tertahan karena sudah tiga jam ia menunggu manusia bertubuh gumpal yang tengah melakukan pemotretan.
"Sialan. Tahu begini, aku lebih baik tidur saja dirumah." Gumamnya sambil lagi-lagi mengubah posisi duduknya dan terus memainkan ponselnya.
Ia melirik majalah yang berada dimeja sebrang, terdapat dirinya pada cover majalah itu dan ia tak suka. Bukan. Bukan karena cover itu, melainkan tagline nya yang memang membahas tentang kedekatannya dengan salah satu aktor disana.
"Aku selesai. Sebentar 'kan? Kau saja yang tidak percaya." Ucap lelaki itu membuat Barbara memutarkan kedua matanya jengah.
"Aw. Sakit. Barbs." Ringis Harry ketika Barbara baru saja menginjak kaki Harry dengan sengaja dan cukup kencang.
"Sebentar kau bilang? Ini tiga jam sialan. Tiga jam!" Bentak Barbara tertahan. Harry dengan santai mengusap kepala Barbara, sama saja ia seperti sedang menguji nyalinya karena Barbara tengah berubah menjadi Singa saat ini.
"Iya sayang. Iya. Aku tau kau menginginkanku 'kan? Ayo kita pulang dan aku telanjangi kau diranjang." Ucapnya sambil mengapit leher Barbara dengan lengannya.
"Apasih!" Elak Barbara kesal namun Harry tak memerdulikan itu. Barbara sedikit tertarik lehernya karena Harry yang tiba-tiba saja berhenti, membuat Barbara lagi-lagi menggeram kesal.
"Apa. Apa lagi sekarang sialan?" Tanyanya selagi memerhatikan Harry yang sedang menatap kedua sepatunya.
"Lihatlah Barbs! Karena ulahmu, sepatuku kotor. Ini Gucci, Barbs. Gucci!" Pekiknya sambil mengusap wajahnya frustasi. Namun Barbara hanya menatap kuku-kuku jari tangannya santai tanpa memerdulikan Harry yang memekik frustasi dihadapannya.
"Sudah. Sudah teriaknya?" Tanya Barbara lalu ia mendekatkan wajahnya pada wajah Harry yang sedang memajukan bibirnya disana, "Dengar 'ya bedebah. Kau membeli pabrik Gucci sekalipun, kau tak akan bangkrut. Tidak usah berlebihan seperti itu." Lanjutnya sebelum akhirnya menarik Harry untuk kembali berjalan.
"Kau tega Barbs." Masih dengan lirihannya Harry berkata begitu, dan masih dengan sialannya Barbs hanya memutarkan matanya tak perduli akan rengekkan Harry yang terus mengatainya tega, tak punya hati dan segolongan lainnya.
Dimobil, Harry mendiami Barbara. Begitupun sebaliknya. Tapi bukan hal aneh bagi Harry karena Barbara memang gemar mendiaminya selama ini.
"Kau kenapa. Gigimu sakit, hah?" Tanya Barbara akhirnya. Bukannya apa, biasanya Harry mendiaminya jika Barbara memang sudah benar-benar membuat Harry jengkel. Tapi ini, bahkan Barbara berpikir jika Harry berlebihan kalau ia memang benar-benar mendiaminya hanya karena Barbara menginjak sepatu Gucci lelaki itu.
"Yasudah. Tak apa kau diam. Justru bagus karena aku tak perlu mendengar ocehanmu yang seperti orang mabuk itu. Aku hanya ingin memberitahumu jika aku akan ke Paris esok malam. Aku ada pemotretan disana." Ucap Barbara.
"Apa-apaan?! Kenapa kau baru memberitahuku sekarang 'sih! Kau tahu aku tak suka jika kau memberitahuku secara menda-"
"-Berisik tolol. Aku hanya mengerjaimu. Lagian, apa-apaan kau mendiamiku hanya karena aku menginjak sepatumu." Potong Barbara sambil mendorong bahu Harry menggunakan tangannya. Kembali menyenderkan tubuhnya pada kursi mobil, Harry lalu menghela nafasnya pasrah. Lalu pandangannya fokus kepada kursi kemudi didepannya yang mana supirnya tengah menyetir disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO ONE KNOWS | Harry Styles
Hayran KurguHarry Styles, lelaki berumur 25 tahun yang berprofesi sebagai Penyanyi, Songwriter, Aktor, dan juga Model. Memulai solo karier dari awal, tidak membuat dirinya sulit untuk mendapatkan ketenaran. Semua orang mengenalnya, siapa yang tak kenal Harry St...