Semua orang mengerumuni alga yang sedang pingsan. Tadi Brian Sudah menyuruh salah satu karyawan alex untuk menelpon ambulan
Terdengar hentakan orang yang sedang berlalari, yaitu alex dan Brian sedangkan rachel dia lebih memilih jalan cepat bukan berlalari karena ia sedang hamil
"Minggir semuanya!!!" Teriak alex
Semua orang langsung memberi akses kepada alex agar bisa melihat alga yang terkapar karena pingsan
"Sayang bangun ini aku alex" panik alex
"Brian apakah Sudah menelpon ambulan" Tanya alex
"Sudah tenang lah dulu"
Ngiung ngiung ngiung Tanda suara ambulan datang
Alex yang mendengar sirine ambulan langsung menggendong tubuh alga rachel juga ikut menemani alex diambulan
Setelah dimasukan ke ambulan alex terus saja berbicara mengajak alga bicara yang sedang pingsan
"Tenanglah alex" ucap rachel sambil mengelus punggung alex
"Aku takut chel dia sedang hamil aku terlalu lalai menjadi seorang suami" ucap alex sangat menyesal
Rachel hanya mendengarkan penyesalan alex sambil mengelus punggung nya agar merasa tenang. Rachel menatap alex percaya tidak percaya karena Alex benar-benar sayang dengan alga. Dia merasa sedih
Tapi ini bukan saatnya sedih karena situasi seperti ini
**Hospital**
Setelah alga dimasukan keruang UGD alex tak Henti-hentinya untuk mondar-mandir
"Alex duduklah serahkan semuanya kepada tuhan dan Tim medis" saran rachel
Alex mengikuti perintah rachel ia duduk. Tidak lama dari alex duduk dokter pun keluar dari ruangan
"Keluarga pasien" ucap sang dokter
"Saya suaminya, bagaimana kondisi istri saya dok" Tanya alex
"Istri anda baik-baik saja. Ia hanya kecapean dan stress, untung saja kandunganya tidak apa-apa." Ucap sang dokter
"Syukurlah" lega alex dan rachel
"Tetapi jangan sampai kejadian ini terulang lagi karena kandungannya sangat lemah dianjurkan untuk pasien bedrest total, karena kandunganya rentan akan keguguran" saran dokter
"Terimakasih atas sarannya dok, boleh saya lihat istri saya" tanya alex lagi
"Boleh Setelah dipindahkan ke ruang inap" jawab sang dokter
Alex mengangguk paham
***
Setelah alga pingsan selama 2 jam akhirnya alga sadar. Alex sangat bahagia dan ia sangat protective kepada alga. Alga senang melihat alex yang perhatian
perhatian alex akhirnya kembali kepada dirinya
Rachel hanya berusaha tegar karena situasinya seperti ini. Ia tidak mau menambah pikiran alex, yah walaupun alex akan kembali mengacuhkanya dirinya. karena alga yang hampir keguguran pasti akan sangat overprotective
"Alex aku izin ke kantin aku mau membeli makan untuk makan Malam" izin rachel
"Okay" jawab alex tanpa mengalihkan pandanganya dari alga
Rachel hanya menghela nafas Panjang
***
Rachel Sudah kembali dari kantin ia melihat alga dan alex yang tertidur Rachel juga melihat tangan alex memegang perut alga
"Alex bangun kau belum makan Malam ayo" bujuk rachel
"Eughhh" lengguh alex
Merekapun pindah ke sofa alex pun makan dengan hikmat
"Hmmm alex kau Sudah memberitahu orang tua alga" Tanya rachel untuk memecahkan suasana yang tiba-tiba awkward
"Sudah mereka bilang besok akan datang menjenguk" balas alex
"Kau tidak pulang bagaimana dengan anak-anak??" Tanya alex
"Aku Sudah menitipkan kepada mom and dad, hmmm aku disini saja lagian kalau aku pulang ini Sudah malam" balas rachel
"Yasudah kalau itu maumu" jawab alex cuek
"Kuatkan aku ya tuhan" batin rachel
Setelah makan malam selesai. alex langsung beranjak dari sofa untuk duduk dikursi sebelah alga
Setelah percakapan tadi pun alex tidak berbicara lagi, bahkan alex tidak menanyakan apakah rachel tidak masalah tidur di sofa atau mungkin menanyakan apakah rachel membutuhkan selimut
Bahkan ucapan selamat Malam atau selamat tidur pun tidak ada
Sekarang pusat perhatian alex kembali tertuju kepada alga
Sampai kapan masalah ini akan selesai apakah aku yang harus perlahan mundur batin rachel
TBC
don't forget comment and vote
😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
REPENTANCE
RandomKu Kira kau tidak akan pernah mengecewakan ku. Ku Kira kau akan selalu membuat aku tertawa dan menjadi penyebab tangisan kebahagiaan ku, tetapi seperti kata banyak orang "ekspetasi tak seperti realita" "apakah benar kalau kau selingkuh seperti orang...