Yeji memakai seragam sekolahnya dan memegang beberapa buket bunga serta sebuah piagam penghargaan dari sekolahnya. Yeji berhasil menjadi lulusan terbaik dan telah diterima di kedokteran SNU.
Tetapi kebahagiaannya kurang lengkap tanpa satu orang tersayangnya yang masih berjuang melawan penyakitnya.
Yeji buru-buru berlari ke luar gedung sekolah untuk mencari taksi. Di sana ia terkejut melihat Han dengan penampilannya yang rapi dan tampan memegang sebuah buket bunga.
"Han, lo kenapa di sini? Hyunjin, siapa yang nemani Hyunjin"
"Hyunjin yang nyuruh gue ke sini,"
Yeji menunduk dan Han merasa malu. Ia tahu Yeji hanya menyukai Hyunjin.
"Lo terima ini? Gue udah berusaha buat lo senang di hari kelulusan lo, tapi lo malah nangis"
Yeji memaksakan sebuah senyuman untuk Han.
"Makasih ya," Yeji menerima buket bunga dari Han.
"Itu dari Hyunjin" ucap Han.
"Serius?" Yeji langsung tersenyum.
"Iya" Tanpa Yeji tahu Han berbohong.
"Ayo kita jenguk Hyunjin!"
Han menarik tangan Yeji lembut dan mereka pergi ke rumah sakit.
Sesampainya di sana, Yeji buru-buru membuka pintu ruang rawat Hyunjin. Di sana Hyunjin baru keluar dari toilet dengan mendorong kursi rodanya, ia tersenyum menatap Yeji dan Han.
"Kamu udah lulus, selamat ya" ucap Hyunjin riang. Hyunjin tidak bisa menutupi raut sedihnya walau ia mencoba tersenyum.
Yeji langsung menghambur ke pelukan Hyunjin.
"Kamu bisa, tahun depan kamu bisa lulus juga sepertiku, ya kan Han?"
Hyunjin hanya tersenyum pada Yeji dan Han, dan membuat mereka sedih melihatnya.
"Iya" jawab Hyunjin pelan.
Yeji dapat melihat airmata menggenang di mata indahnya.
Kamu bisa, kamu kuat, aku yakin kamu bisa ~ Yeji
***
Kata-kata bisa terbang begitu saja. Hyunjin masih tetap dirawat di rumah sakit selama satu tahun lebih setelah Yeji lulus. Hyunjin belum kunjung sembuh. Dan Yeji lah yang menanggung dan membayar seluruh biaya perawatan dan pengobatan Hyunjin.
Sekarang Yeji telah semester tiga, dan hubungannya dengan Han menjadi sangat dekat. Tidak bisa dibilang pacar, karena Yeji berpacaran dengan Hyunjin. Tetapi lebih ke teman tapi mesra. Bahkan panggilan mereka juga sudah berubah.
"Sekarang kamu udah semester tiga, Hyunjin belum juga sembuh"
Yeji mengangguk.
"Apa kamu ga keberatan terus biayai Hyunjin? Hyunjin nyuruh aku untuk nyuruh kamu berhenti biayain dia"
"Maksud kamu apa? Kamu mau aku berhenti?"
"Aku hanya menyampaikan pesan Hyunjin"
"Menurut kamu Hyunjin udah nyerah gitu?" Airmata Yeji seketika menetes.
"Aku rasa gitu, dia sering ngelantur sekarang"
"Gue mau ketemu dia sekarang juga"
Mereka yang duduk di taman, langsung pergi ke rumah sakit.
"Hyunjin!!" Yeji masuk ke dalam ruang rawat Hyunjin dengan riang.
Tetapi Hyunjin sedang tidur.
Yeji menatap Hyunjin sedih. Ia lalu mengelus-elus rambut hitam panjang Hyunjin dengan lembut.
"Hyunjin kamu mau berhenti, mau nyerah?"
"Yeji" Hyunjin terbangun mendengar suara Yeji.
"Bisakah kamu bertahan demi aku Hyunjin"
Hyunjin mengangguk pelan. Yeji pun tersenyum menatapnya.
"Boleh aku kembali ke rumah besok?"
"Maksud kamu?"
"Aku ga ingin di rumah sakit lagi" Hyunjin memegang tangan Yeji lembut. Tatapannya menyiratkan bahwa ia benar-benar sudah lelah berjuang.
"Hyunjin" Yeji terburu-buru memeluknya.
"Ga aku ga mau, tolong jangan menyerah!"
"Aku ga nyerah, aku berusaha tetap di samping kamu, tapi aku.. Aku ga ingin di rumah sakit lagi" ucap Hyunjin pelan, takut menyakiti hati Yeji. Ia sadar selama ini Yeji telah banyak mengorbankan uang dan waktunya untuk merawatnya yang tidak punya apa-apa.
Saat ini jantung Yeji berdetak sangat kencang, airmatanya pun mulai mengalir.
"Lho jangan nangis!" Hyunjin menggigit bibirnya, ia juga menahan airmatanya. Hal yang paling Hyunjin tidak bisa lihat adalah airmata dari orang tersayangnya.
"Aku tetap di sini" Hyunjin mengelus-elus rambut Yeji lembut.
***
Dan keesokan harinya, Yeji benar-benar mengabulkan keinginan Hyunjin untuk berhenti melakukan perawatan intensif di rumah sakit. Wajah Hyunjin berseri saat keluar dari rumah sakit. Yeji yang mendorong kursi roda Hyunjin ikut tersenyum melihat senyum Hyunjin.
Btw, paman dan bibi Hyunjin sudah lama menganggap Hyunjin tiada.
"Hei bro" Han keluar dari mobil Yeji untuk menjemput kepulangan Hyunjin dari rumah sakit. Hyunjin tersenyum pada Han.
"Kayaknya lo seneng banget"
"Iya" jawab Hyunjin.
Han mengacak rambut Hyunjin lembut. Han terlihat sangat senang karena Hyunjin tampak lebih bersemangat.
"Gue bisa kerja dan sekolah lagi" ucap Hyunjin optimis.
Yeji dan Han sedikit terkejut dengan impian Hyunjin.
Tetapi bukankah artinya baik, Hyunjin mempunyai impian kembali, masalahnya apa Hyunjin kuat melakukannya?
"Ya sudah udah ayo masuk!" ajak Han.
***
Tbc or not?
KAMU SEDANG MEMBACA
He is not A Bad Boy
FanfictionBeberapa part pada setiap cerita saya di-private, silahkan follow sebelum membaca😊 "LIAT APA LO!" "Lain kali jaga mata lo! Jangan kehausan banget liat gw" ~Hyunjin~ sang preman dekil yang tampan. "PEDE BANGET LO! MISKIN AJA SONGONG" ~Yeji~ Gadi...