HELXDAMRA 1995

45 3 0
                                    


" Waaww Kris, bagaimana kau bisa membuat bola cahaya sebesar itu? "

" mudah sekali, kau hanya butuh belajar mengendalikan pikiran mu "

Seperti biasa, sore itu Helxdamra dipenuhi suara anak – anak berjubah besar hingga mata kaki dengan kepala ditutupi topi runcing keatas, melatih kekuatan mereka. Beberapa menghiasi langit – langit, terbang menggunakan sapu sebagai alat ganti transportasi, beberapa juga naik piringan besar, membantu dalam bepergian bagi mereka yang belum mahir dalam memainkan sihirnya. kehidupan yang sering disebut kehidupan juigaz ini, dikenal dengan negeri permai yang indah, negeri para malaikat. negeri yang dikelilingi perbukitan yang hijau. Terlihat di langit – langit beberapa pesawat bewarna biru tua mengkilat, dikendarai oleh dua orang memakai baju bewarna silver masing – masingnya, bagian kaca depan bening dan beberapa layar tipis berisikan sketsa Helxdamra tepat di depan mereka. Pesawat ini berlalu lalang silih berganti, patroli melihat para penyihir yang menyalahi aturan Hekxdamra.

Selain dikenal dengan kekuatan sihirnya, Helxdamra juga memusatkan kehidupan nya pada perkembangan teknologi. Dengan bantuan cairan hurixe yang dimiliki, membantu mereka menciptakan teknologi yang luar biasa yang sangat menunjang persenjataan kerajaan dan kebutuhan rakyat.

Sore semakin larut, sebagian besar rakyat Helxdamra yang dikenal dengan kaum damra menghentikan aktivitasnya, merapat ke batu besar dan melihat panjang ke depan. Kaum damra memang selalu terhisir takkala senja menyapa, Helxdamra memang memiliki matahari terbenam yang begitu indah. Tua muda, sibuk ataupun senggang, semua kaum damra akan melihat beberapa menit matahari yang mulai tenggelam, menyisakan sinar terakhirnya sore itu pada kubah kerajaan yang menjulang tinggi, ya itulah dia kerajaan Helxdamra. Kaum damra pun serentak melihat ke belakang, melihat kerajaan yang mereka cintai dengan penuh senyum, hingga beberapa menit kembali berpencar dengan wajah seolah puas dengan hari yang ia lalui hari itu.

" Matahari senja Helxdamra selalu bisa menyisir siapapun, termasuk Rajanya sendiri "

Di tempat berdirinya seorang kakek berambut putih, berjubah tebal berlapis dua, warna merah dan emas, menyapa seorang pria yang tak jauh berbeda dengan nya, sangat mirip, hanya dibedakan oleh usia. Walau sudah berambut putih, ia masih memiliki tubuh yang tegap, berdiri dengan gagahnya dengan tongkat bewarna emas di tangan kanannya, bola merah dibagian ujungnya ikut menambahkan betapa bagusnya tongkat itu. Luzio Renahm, beliaulah Raja dari Kerajaan Helxdamra. Perlahan sang Raja menoleh ke belakang, melihat seorang pria berjalan ke arahnya, pria dengan badan yang begitu tegap, rambut kuning bersinar terkena sinar matahari yang mulai menghilang, memegang sebuah tongkat bewarna biru dengan bola putih diujungnya. Baju dan celananya bewarna biru diselingi putih, terlihat begitu serasi dengan kulitnya yang bewarna kuning dan tongkat yang ia pegang, jubah putih yang berkibar saat ia berjalan menambah gagahnya.

" inilah salah satu sihir yang dimiliki Helxdamra putra ku, sejenak kau akan terlupa akan dunia ketika melihatnya "

Kembali sang Raja memandang jauh ke depan, diikuti putra nya yang tengah berdiri di sampingnya. Di teras berpagar besi, dihiasi bunga – bunga indah sekelilingnya sang Raja bersama anaknya menyaksikan terbenamnya matahari sore itu, sesekali melihat rakyat nya dari lantai empat kerajaan. Rakyat pun membalas melihat mereka, melihat sang Raja dan putranya berdiri di kerajaan yang begitu besar dan megah, kerajaan yang dipenuhi dengan puluhan tiang – tiang besar yang menjulang tinggi dengan ciri khas bewarna emas, kerajaan yang dibalut dengan emas berkilauan, dengan satu kubah besar yang tampak jelas dari kejauhan. Sang Raja melambai kearah mereka, melempar senyum nya yang begitu damai, diikuti sang putra disampingnya. Rakyat yang berkumpul di batu besar di samping gerbang kerajaan balas melambai dan berteriak

FIVE DIMENSION LIFE (Lavio Renahm)Where stories live. Discover now