ULTIMATUM

6 0 0
                                    

Diatas sebuah bukit Helxdamra, cahaya putih bercimpratan. Puluhan prajurit berbaju besar bewarna merah, topi runcing dengan warna serupa dengan bajunya terbang diudara, masing – masing nya memegang satu tongkat sihir sebesar jari kelingking bewarna putih dengan panjang tiga puluh centi meter. Secara bergantian menyerang seorang wanita, secara bergantian pula terjatuh karena serangan wanita itu. Semua tergeletak lemas di tanah.

Wanita itu berdiri dengan anggunnya, bajunya merah mengkilat seperti gaun, kulitnya kuning emas dan rambut kuningnya dijalin menjadi satu teruntai kedepan disebelah bahu kanannya sepanjang pinggang, benar – benar anggun.

Satu persatu para prajurit bangun, terbang dan mengayunkan tongkatnya, menyerang wanita anggun itu, tapi dengan lihainya dia membalikkan badan kiri dan kanan, depan dan belakang, kemudian mengeluarkan cahaya dari jemari lentiknya, membuat para prajurit kembali terkapar.

" Tidakkah kau terlalu keras Moza? "

" Pasukan Alma, Formasi berbaris "

Seketika prajurit berbaju besar itu berbaris berpisah antara pria dan wanita, jumlahnya hampir mencapai ratusan.

" Perkembangan kalian sangat lamban, jika kalian masih seperti ini besok, aku pastikan kalian akan mati. Silahkan bubar ! "

Prajuritpun bubar. Wanita anggun itu kemudian berbalik, menanggapi sapaan seorang pemuda yang mengunjunginya berlatih bersama pasukan alma. Mozaria Alma, wanita anggun pemimpin pasukan Alma, prajurit yang mengandalkan sihirnya yang siap menganbdikan diri untuk Helxdamra.

" mereka harus ditimpa dengan keras, agar terbiasa nantinya "

Moza menjawab anggun seorang pria yang sedari tadi menunggu responnya. Keduanya berdiri diatas bukit tertinggi Helxdamra, disana terlihat Helxdamra dan isinya.

" Bagaimana perkembangan pasukanmu? Kau terlihat tidak puas dengan latihan hari ini "

" sebenarnya mereka memiliki kemajuan Jacob, tapi aku selalu mengatakan mereka lemah, agar mereka berlatih lebih keras lagi "

Moza menjawab Jacob santai, pandangan mereka masih lurus ke depan memandang Helxdamra dengan kesibukan nya. Jacob Porezh, pemuda berbadan tinggi, memakai baju besi dengan pedang perang dibagian kiri pinggangnya. Kedua daun telinganya menyatu dengan kulit kepalanya, dia merupakan pemimpin pasukan lendrix, pasukan pria dengan pedang dan bola rantai berduri ditangannya, pasukannya juga tak jauh berbeda dengan nya, memakai baju besi dan daun telinga yang menyatu dengan kulit kepala. Jumlah pasukannya hampir sama dengan jumlah pasukan Moza.

" bagaimana dengan pasukan mu? Kau sepertinya banyak bersantai akhir – akhir ini "

" ya...begitulah, mereka berhasil menguasai gerakan baru yang ku ajarkan "

" akan seru jika pasukan Alma dan Lendrix berada dalam satu arena "

" Hahaa, boleh Alma, sangat boleh "

Moza dan Jocob kemudian terbang, berbincang meninggalkan bukit tertinggi Helxdamra menuju kerajaan, sesekali mereka tegur sapa dengan pesawat yang tengah berpatroli siang itu. Ketika menikmati perjalanan menuju kerajaan, tiba – tiba lingkaran besar keunguan muncul di langit Helxdamra, membuat semua warga damra yang menyaksikannya terkejut. Dari lingkaran besar itu, muncul lima pesawat asing bewarna hitam, meluncurkan beberapa tembakan api.

Kehadiran pesawat asing itu membuat Helxdamra panik, tembakannya membuat warga damra berteriak satu sama lain.

Ruang Jurizix berkedip – kedip, lampu merah menyala disetiap sudutnya tanda ada bahaya. Varius dan team nya mengamati layar tipis berukuran besar, pesawat asing itu mulai bergerak kearah kerajaan, Lavio masih berada disampingnya ikut menyaksikan.

FIVE DIMENSION LIFE (Lavio Renahm)Where stories live. Discover now