Bagian 2
Ini adalah hari keduaku berada di kota. Aku kembali melakukan apa yang kulakukan kemarin, mencari Sukma. Bermodalkan foto Sukma, aku masih mencoba untuk bertanya kepada orang-orang yang berlalu-lalang dan dapat kuminta berhenti sejenak. Memang sulit, apalagi jika harus memastikan bahwa orang itu tidak benar-benar terganggu oleh pertanyaanku.
Awalnya aku cukup selektif dalam memilih orang yang dapat kutanyai. Namun, aku merasa usahaku semakin menemui jalan buntu. Sehingga, aku berusaha tidak lagi peduli apakah mereka sibuk atau tidak. Asalkan dia masih mau menanggapiku itu sudah cukup. Walau aku tahu bahwa tanggapan mereka sama. "Maaf mas, saya tidak tahu."
"Maaf mas, saya sangat sibuk. Mungkin mas harus menanyakannya pada pihak kepolisian saja."
"Coba mas cetak selebaran dan sebarkan ke tempat-tempat umum, mungkin ada yang memperhatikan."
"Maaf mas, saya sibuk!"
Huh! Aku nyaris kesal. Namun, aku harus tetap berpikir baik. Aku yakin, aku pasti dapat menemukannya.
"Ya, aku pasti bisa menemukanmu!"Settt!
Aku merasakan ada sesuatu di belakangku. Sepertinya ada yang mengikutiku. Atau mungkin, memperhatikanku. Siapa dia?Aku mencoba ke arah yang mencurigakan dan benar! Aku bertemu dengan seorang seorang perempuan bertopi. "Ada yang bisa saya bantu, mbak?"
"Eh! Tidak mas!" Perempuan itu langsung bergegas pergi. Namun, nahas, kakinya menginjak sesuatu dan dia terjatuh."Aduh mbak! Mbak tidak apa-apa?" Aku mencoba untuk menolongnya. Topinya terlepas dari kepalanya ketika dia terjatuh dan aku dapat melihat wajahnya.
"Loh, mbak ini yang kemarin itu ya?" Aku terkejut pada pertemuanku dengan perempuan bertopi ini. Ternyata dia adalah perempuan yang tidak sengaja kutabrak waktu mengejar berandalan kota kemarin. Perempuan yang sama juga ketika aku dikejar Jin Ludah. Kenapa dia terus ada di sekitarku?Dia terlihat terkejut, karena aku mengenalinya. Dia berusaha menolak bantuanku. Namun, aku merasa dia masih syok dengan kejadian jatuhnya tadi. Memang, aku melihat kakinya tidak apa-apa. Namun, aku memahami jika dirinya mungkin merasa malu, sehingga itu membuat badannya masih belum mampu untuk berfungsi secara normal -berdiri dan berjalan.
Aku membantunya berdiri. Awalnya kucoba untuk menawarkan bantuan dengan memapahnya untuk berjalan. Namun, dia menolak. Aku tak bisa memaksa.
Eh!
Aku mendengar sesuatu. Namun, sepertinya hanya aku yang dapat mendengarnya. Karena, ketika aku mencoba menanyakannya pada perempuan itu, dia mengaku tak mendengar apa-apa.
"Baiklah, mbak. Saya tinggal dulu. Permisi."
"Eh, tunggu! Urusan kita belum selesai!" perempuan itu berteriak kencang dan sepertinya dia turut berlari mengikutiku.Aku tak menghiraukan perempuan itu dan segera berlari mencari sumber suara itu. Sepertinya sedang terjadi sesuatu yang tidak bagus di sekitar tempat ini.
Itu dia! Eh, tetapi, bukankah itu Elli? Ada apa dengan dirinya? Mengapa dia melakukan itu?
Aku tidak menduga jika dia berteriak-teriak dan menuding orang-orang yang sedang mengerumuninya. Dia terlihat aneh. Sepertinya, dia sedang kerasukan. Aku merasakan hawa negatif yang terpancar dari tubuhnya."Elli!"
"Heh?! Akhirnya ada juga pemuda yang ingin melihat tubuhku dari dekat. Hahaha!!"
"Hei, Elli, sadarlah!"
"Elli sudah tidak ada!""Apa yang terjadi? Apa kau tahu mengapa Elli seperti ini?"
Ternyata ada seorang perempuan berhijab yang berada di sekitar Elli. Dia terlihat panik dan tidak tahu apa yang terjadi pada Elli. Aku tidak bisa membiarkan perempuan itu kebingungan, namun penjelasanku hanya akan membuat tubuh Elli semakin lama berada di bawah kendali jin jahat yang merasukinya. Aku harus segera menyadarkannya."Dia kerasukan, jadi aku harus menyadarkannya. Apa mbak bisa membantuku?"
"Kerasukan? Tapi, bagaimana aku bisa membantumu?"
"Mbak bisa membantuku dengan berada di sekitarku. Agar tidak ada yang menggangguku saat menarik Elli kembali. Tapi..."
"Tapi, apa?"Mendadak aku melihat sosok perempuan bertopi yang ternyata benar-benar mengikutiku sampai ke sini. Aku pun akhirnya meminta bantuan kepadanya setelah aku menjelaskan bahwa Elli harus disadarkan melalui panggilan suara orang terdekat Elli dan itu adalah kakak laki-lakinya -si bos preman kota ini.
Perempuan itu tanpa ba-bi-bu pun langsung bergegas ke markas preman kota untuk memanggil abang Elli yang ternyata namanya adalah Aldria -perempuan berhijab itu memberitahuku. Kini, fokusku kembali pada Elli. Memang cukup sulit untuk melumpuhkan jin yang merasuki tubuh Elli.
Namun, kekuatannya belum sepenuh kekuatan yang dimiliki oleh Jin Ludah. Mungkin karena jin ini harus merasuki Elli, sehingga tenaganya tidak sebanding dengan tenaga natural dari Elli. Ini yang membuatku pada akhirnya dapat melumpuhkannya dan segera kuteruskan dengan "ritual" menyadarkan Elli.
Aku pun segera mengambil posisi -duduk dan menempelkan dua jariku ke dahi Elli- untuk menyadarkan Elli. Sebenarnya yang kulakukan saat ini adalah menerobos masuk ke dalam dunia lain yang menjadi tempat Elli disembunyikan oleh jin jahat itu. Mungkin bisa disebut juga jika aku sedang berada di alam pikiran Elli.
Namun, sebenarnya yang kulakukan adalah berada di dunia lain yang biasanya digunakan oleh jin untuk "menyimpan" manusia hasil culikannya. Mereka yang biasanya mengalami kerasukan pasti berada di tempat seperti ini. Di sinilah aku berharap dapat menemukan Elli.
"Elli! Elli! Di mana kamu?!"
"Elli!!!"Setelah masuk cukup dalam, akhirnya mataku dapat melihat sesuatu yang disebut sebagai tempat yang mengurung Elli. Ya, itu adalah jiwa Elli. Dia ternyata berada di sebuah penjara yang mirip sangkar burung -namun berukuran besar. Elli terlihat berdiri dan terikat tanpa daya.
"Elli, sadarlah!"
"B-bang Kheelan...?"
Akhirnya dia sadar. Aku gembira, karena Elli ternyata masih cukup kuat. Ini dapat dibuktikan dengan kelekasan dia untuk sadar. Namun, "awas bang! Di belakangmu!!"*-*
"This capter will continued on the next Tuesday. Please wait and still read to support this story! Thanks!"
Tulungagung-Malang, 15 Juni-20 Agustus 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Baja (Original Story by Agustian Noor in Ciayo Comics)
AdventureKisah petualanganku bermula saat temanku yang bernama Sukma, dinyatakan menghilang tanpa kabar di kota. Aku, yang bernama Kheelan, mencoba untuk pergi ke kota mencari Sukma. Namun, ternyata di kota tersebut, aku menemukan banyak rintangan. Bertemu d...