"Hai, aku Chenle. Zhong Chenle."
Sebuah tepukan mendarat di pundak lelaki jangkung yang saat ini tengah menikmati riuhnya acara penerimaan mahasiswa baru di kampusnya.
Jisung mengernyit tidak suka, acuh pada senyuman yang dipersembahkan oleh lelaki manis yang masih berdiri di sampingnya.
"Kau mengacuhkanku?"
Yang bernama Chenle masih berusaha untuk mengajaknya berkenalan.Jisung melirik sebentar. Kesal melihat orang baru berkeliaran di sekitarnya. Sejujurnya ia tidak begitu menikmati acara penerimaan mahasiswa baru di kampusnya. Ia berniat untuk menghilang sepuluh menit yang lalu seandainya saja laki-laki imut yang bernama Zhong Chenle ini tidak merecokinya untuk mengajaknya berkenalan.
"Hei.. Aku bicara padamu." kali ini Chenle berbicara sambil menyenggol lengan Jisung.
Jisung mengerang, "Ya, aku dengar." Akhirnya menyerah karena semakin kesal mendengar cicitan Chenle di tengah riuhnya suara banyak orang. Rasanya cukup pusing.
Chenle tersenyum. "Siapa namamu?" ia mengulurkan tangan. Oh, kulitnya seputih susu. Batin Jisung.
"Jisung, Park Jisung." ia menerima uluran tangan dari Chenle.
Jisung nyengir, tenyata tangan Chenle begitu kecil saat disandingkan dengan tangannya. Sangat sesuai dengan wajah Chenle yang masih terlihat seperti bayi, imut dan cukup menggemaskan.
Apa yang baru saja Jisung pikirkan? Jisung menggelengkan kepala menyadarkan pikirannya tentang Chenle.
"Kau jurusan apa, Jisung-ssi?" Chenle masih terlihat bersemangat dengan perkenalannya bersama Jisung.
"Tari." Jisung menjawab malas.
"Oh, aku seni suara. Aku ingin bergabung dengan club musik juga. Bagaimana denganmu?" Chenle antusias.
"Belum tahu."
"Jisung-ssi belum mendaftar club apapun?"
"Hm."
"Oh, mau bergabung denganku di club musik?"
"Tidak!"
"Jisung-ssi menyukai tari. Spesifiknya apa?"
Jisung acuh.
"Hei.. " Chenle menyenggolnya.
Jisung menoleh kesal.
Kenapa sih orang ini, berisik sekali. Batinnya."Kontemporer."
"Wow, hebat." Chenle bertepuk tangan. "Sebenarnya aku juga tertarik dengan tari, tapi kupikir aku lebih suka menyanyi." Ia tertawa kecil.
Jisung melirik sebentar, cukup manis.
"Besok acara penerimaan mahasiswa baru sudah selesai. Itu artinya kita mungkin tidak bisa bertemu lagi, ya?" Chenle bergumam, lebih pada diri sendiri. "Jisung-ssi, boleh aku meminta nomor hp mu?"
Jisung melotot, apa-apaan?
"Tidak!"Chenle manyun, "Kau pelit." ia cemberut, "Ayolah, Jisung-ssi."
"Hei, kita baru saja berkenalan, dan aku tidak tahu menahu siapa kau. Lalu tiba-tiba kau meminta nomor hp ku? Untuk apa itu?"
Chenle tersenyum. "Kukira bicaramu irit."
"Ap-apa?" Jisung melotot.
"Dari tadi kau hanya menjawab satu dua kata. Aku jadi penasaran padamu." Chenle nyengir. "Hanya nomor hp, please..."
"Tidak!" Jisung menghindar, kali ini ia bergerak menjauhi Chenle.
Yang ditinggalkan segera menyusulnya. Chenle mensejajarkan langkah kecilnya dengan Jisung. "Jisung-ssi..."
Jisung cuek, masa bodoh.
"Yaaaa... Park Jisung." Chenle belum menyerah, pokoknya harus dapat nomor Jisung. Pikirnya.
Jisung berhenti mendadak, Chenle menubruk punggungnya.
"Astaga aku kaget." Pekik Chenle.
Jisung berbalik menghadap ke arah Chenle. "Berikan ponsel-mu."
Mata Chenle berbinar. "Baiklah, sebentar." Ia mengeluarkan ponsel dengan casing bergambar anak ayamnya pada Jisung.
Jisung menerimanya dan mengetikkan beberapa angka ke layarnya memudian menyerahkan kembali pada Chenle. "Berhenti membuntutiku!" ia mengomel.
Chenle menerima ponselnya kembali dengan senyum mengembang, membuat matanya yang kecil tenggelam di antara kedua pipi mochinya.
Jisung berbalik meninggalkan Chenle yang masih tersenyum sendiri.
Baru beberapa langkah ia berniat meninggalkan "teman barunya"-versi Chenle itu. Ia kembali mendengar namanya dipanggil.
Apa lagi sih, Chenle....
Jisung malas-malasan berbalik.
Ia mendapati Chenle merengut.Jisung siaga, apakah sudah ketahuan? Pikirnya.
"Jisung-ssi, bagaimana ini?" Chenle berdrama.
Jisung bingung.
"Jisung-ssi..." Chenle kembali menatapnya.
Jisung was-was.
"Jisung-ssi, aku tidak tahu harus bilang ini atau tidak... "
"Sepertinya, Jisung-ssi.. Sepertinya aku menyukaimu."
Chenle nyengir.
Jisung melotot.
"HA?"
-BAGIAN 1 : END-
hai, chenji shippers.
semoga kalian suka cerita pembuka yang aku buat khusus untuk pecinta duo cimit ini ya.silahkan yang mau kasih kritik saran kutunggu hehe
ini baru latar awal aja nih, belum ada arah mau dibawa kemana. yang jelas ceritanya ngga akan dibikin pusing, hihi.
semoga kalian suka
see u soonuyahansi^ω^
KAMU SEDANG MEMBACA
This and That (Everyday for Sungle)
FanfictionChenle si periang dan Jisung yang awkward. Atau Chenle yang awalnya terlalu menempel pada Jisung, dan Jisung yang akhirnya tidak bisa jauh-jauh dari Chenle. Cerita-cerita ini terinspirasi dari tingkah laku keseharian Park Jisung dan Zhong Chenle...