***I'm listening to Like a Star by K. Will while writing this story***
.
.
.Riuh penonton memenuhi seisi aula saat tim teater selesai menampilkan pertunjukkan perdananya tahun ini. Pembawa acara sibuk berinteraksi dengan penonton selagi mengulur waktu untuk pertunjukan terakhir.
Chenle menatap pantulan bayangannya di cermin. Tangannya berkeringat, ia sibuk mengatur nafas demi menenangkan degupan jantungnya yang sudah tidak karuan.
Perutnya mulas dan tangannya gemeratan. Rasanya Chenle ingin kabur saja. Ini benar-benar tidak baik.
"Semuanya sudah siap? Kita akan tampil sesuai urutan, oke?" Mark memberi aba-aba dari pintu backstage.
Seluruh anggota tim mengangguk, mereka juga tampak gugup. Chenle bisa melihat Daehwi yang berkali-kali mengipasi wajahnya, Samuel berdiri di sampingnya memijat pundaknya.
Chenle akan tampil dua kali, penampilan pertamanya berada di urutan ke lima. Seharusnya saat itu ia akan tampil bersama dengan Haechan, berdua tanpa piano.
Tapi karena Haechan batal tampil, ia terpaksa harus melakukan penampilan solo dua kali. Chenle panik bukan main.
Ia menoleh ke arah teman satu clubnya yang mulai keluar dari backstage dan menampilkan pertunjukka mereka. Chenle mendengarkan lamat-lamat, mereka begitu bagus.
"Zhong Chenle?"
Seseorang memanggilnya dari pintu, Chenle mengamatinya. Ia merasa tidak mengenali orang itu.
"Aku mencarimu kemana-mana." Pria itu mendekat, ia tersenyum.
"Oh, hai, maaf.. Ada apa kau mencariku?" Chenle bertanya-tanya.
Anak itu menepuk dahinya. "Kau tidak ingat denganku?"
Chenle mengerutkan dahi, berusaha mengingatnya.
"Aku Yangyang, teman Renjun dulu saat sekolah. Kau ingat?" Yangyang menyebutkan nama sekolah mereka.
"Ah..." Chenle ingat sekarang, Yangyang juga berasal dari China. Bagaimana bisa Ia melupakan teman Renjun.
"Maafkan aku, Ge." Chenle menggaruk rambutnya, merasa tidak enak.
Yangyang tertawa, "Tidak apa." ia merogoh saku blazernya, "Aku membawa sesuatu, kupikir ini milikmu."
Chenle mengamati Yangyang mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Ia menyerahkan pada Chenle. "Aku menemukannya di ruang teater kampusku beberapa minggu yang lalu. Tapi aku tidak yakin apakah ini milikmu atau tidak."
Chenle menerimanya, ia terlihat bingung.
"Aku melihat tulisan Music Star di sana. Renjun pernah bilang itu panggilanmu."
Chenle membuka kotak itu. Ia menemukan sepasang gelang platina di dalamnya. Chenle mengambil salah satu gelang dengan gantungan bintang di ujungnya, ia memeriksanya. Matanya menyipit saat membaca tulisannya.
"Gege menemukannya di ruang teater kampus tari?" Chenle bertanya memastikan.
Yangyang mengangguk, "Itu tergeletak di bangku penonton. Aku sudah menyerahkan pada petugas keamanan tapi tidak ada yang mengambilnya."
Chenle kembali memeriksa gelang itu, entah kenapa ia seperti bisa menebak siapa pemilik aslinya.
"Bolehkah aku menyimpannya sampai selesai pertunjukan? Ada sesuatu yang harus kupastikan."
"Tentu saja, Chenle." Yangyang terseyum, "Nah, aku harus kembali ke teman-temanku. Aku menantikan penampilanmu, Chenle." Yangyang menepuk pundak Chenle sebelum pada akhirnya ia menghilang di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
This and That (Everyday for Sungle)
FanficChenle si periang dan Jisung yang awkward. Atau Chenle yang awalnya terlalu menempel pada Jisung, dan Jisung yang akhirnya tidak bisa jauh-jauh dari Chenle. Cerita-cerita ini terinspirasi dari tingkah laku keseharian Park Jisung dan Zhong Chenle...