Chenle : Bersemu dan Bersemi

9.7K 1.3K 211
                                    

Dentingan piano terakhir menjadi penutup penampilan Chenle sore ini. Ia membuka matanya, menatap pada banyak pasang mata yang memberikan tepuk tangan meriah mereka terhadap penampilannya.

Chenle berdiri dari kursinya, membungkuk berterimakasih pada teman-teman club musiknya.

Mark terlihat memberikan arahan kepada anggota yang lain untuk bergabung di tengah ruangan. Ia menatap Chenle sambil tersenyum.

"Luar biasa, seperti biasanya." yang lain mengangguk setuju.

Chenle tersenyum, "Terimakasih, Hyung."

Ini sudah memasuki bulan kedua sejak Chenle bergabung dengan club musik untuk ikut berpartisipasi dalam acara konser tahunan kampus. Dia merasa begitu senang, teman-temannya bisa menerima kehadirannya.

"Nah, apa kita akan pergi makan-makan malam ini?" Daehwi, laki-laki berambut cokelat bersorak.

Yang lain menyambut bersemangat, tapi tidak dengan Chenle. Beberapa kali ada acara makan malam bersama club musik, ia selalu menolak. Bukan karena apa, Chenle hanya tidak begitu suka dan memang tidak terbiasa.

"Kau akan ikut, kan?" Haechan menyikutnya.

Chenle tampak berpikir, kali ini harus menggunakan alasan apa lagi. "Bagaimana ya..."

"Hei kau harus ikut." seseorang disamping Daehwi bicara ke arahnya, kalau tidak salah namanya Samuel? Chenle lupa.

"Benar, Chenle-ssi, kau tidak pernah ikut acara kita. Ayolah... Pasti seru jika kau ikut." Jin Young, teman satu kelasnya ikut mengompori.

Mark mengangguk setuju, "Kita akan pergi makan malam hari ini. Kau wajib ikut, Chenle-ya."

Chenle menggigit bibir, apakah tidak apa jika ia keluar malam?

Tidak akan ada yang melapor ke orang tuanya kan?

"Aku akan tutup mulut. Kau tenang saja, aku tidak akan mengadu pada bibi Zhong." Haechan berbisik di telinga Chenle, paham akan apa yang dipikirkan adik sepupunya.

Chenle meringis, mau menolak bagaimana lagi.

"Baiklah, ayo berangkat." ia berseru ke arah teman-temannya. Mereka membereskan barang-barang di ruang latihan.

Chenle mengambil ransel dan memakai jaketnya. Memeriksa beberapa pesan di ponselnya, jarinya berhenti bergerak saat menemukan satu pesan dari Park Jisung.

1 jam yang lalu.

Chenle mendengus. Ia terlalu lama menghabiskan waktu untuk latihan hari ini.

Jisung :
Kau pulang jam berapa hari ini?
Kau tidak membaca pesanku
Apa sedang sibuk?

Chenle nyengir.
Akhir-akhir ini Jisung sangat cerewet.

"Kenapa kau tersenyum sendiri begitu?" Haechan heran.

Chenle menggeleng, "Tidak apa, Hyung." ia segera menyusul Haechan yang sudah berjalan mendahuluinya bersama Mark.

"Senang sekali kau mau bergabung malam ini, Chenle. Ayo kutraktir." Mark berjalan mensejajarkan diri di samping Chenle. Haechan jadi tertinggal di belakang.

Chenle tersenyum, "Tentu saja, ngomong-omong makanku banyak, Hyung."

"Itu bagus, kau harus makan banyak supaya pipimu tetap seperti mochi." Mark tersenyum gemas pada Chenle.

Chenle menoleh ke belakang, ia mendapati Haechan yang hanya diam dan terlihat malas.

"Tadi Hyung yang mengajakku..." Chenle cemberut ke arah Haechan. "Sekarang kenapa tidak semangat, begitu?"

This and That (Everyday for Sungle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang