Jisung : Menutup Dengan Manis

2.3K 230 51
                                    

Langit cerah ditemani angin sejuk menyelimuti suasana kota. Dedaunan turun dari pohon bersamaan dengan hiruk pikuk orang berlalu lalang, menyambut suasana di sore hari.

Jisung duduk di kursi panjang taman dekat kampusnya. Matanya memandangi orang-orang di sekitar. Ia membetulkan letak topi yang dikenakannya. Sesekali tersenyum saat menemukan hal-hal yang membuatnya tenang.

"Apa yang kau lihat?"

Jisung menoleh ke arah sumber suara. Senyum di wajahnya semakin terkembang.

"Kau sudah selesai?" Jisung bangun dari duduknya, memberikan sambutan pada Chenle dengan sebuah pelukan singkat.

Chenle terkikik, Ia mengangguk. "Lelah sekali hari ini." Ia menunjukkan kedua matanya yang lesu, "Kepalaku serasa mau pecah."

Jisung mengusap rambut Chenle pelan. "Seperti biasa, selalu berlebihan." Ia terkekeh saat dihadiahi senyuman masam dari bibir Chenle.

"Apa yang terjadi?"

Chenle duduk terlebih dahulu, Ia meletakkan tumpukan bukunya di samping. Sementara Jisung dengan sabar menunggui Chenle mengembalikan semangatnya.

"Kau tahu," Chenle menghela napas, "Essay-ku ditolak mentah-mentah." Ia cemberut, "Mereka bilang nada yang kutulis terdengar sangat membosankan."

Jisung terkesiap, pantas saja Chenle terlihat uring-uringan. Ia mengusap punggung Chenle pelan.

"Aku lembur berhari-hari demi essay ini. Lalu lihat yang aku dapatkan?" Bahu Chenle melemah.

Jisung tersenyum, "Lalu bagaimana selanjutnya?"

Chenle menggeleng, "Aku akan memperbaikinya. Tapi tidak sekarang. Aku bisa gila."

Jisung menarik tangan halus Chenle, ia menghadapkan anak itu padanya. "Kau sudah bekerja sangat keras untuk ini."

Sudut bibir Chenle tertarik sedikit.

"Kau sangat hebat, Our Music Star Zhong Chenle." Jisung tersenyum padanya.

Mendengar itu mau tak mau Chenle tertawa. "Sebenarnya kau yang selalu berlebihan." Chenle mencubit pinggang Jisung, membuat pacarnya mengaduh.

"Hahaa, aku serius." Jisung mengusap bekas cubitan Chenle yang justru membuatnya kegelian.

"Tukang gombal." Chenle mencemooh.

"Bukan gombal..." Jisung menarik bahu Chenle agar menghadap ke arahnya lagi. "Kau yang terbaik, Zhong Chenle."

Chenle meleleh, ia tersenyum.

"Kemari, kau butuh mengisi baterai." Jisung merentangkan kedua lengannya, mengisyaratkan Chenle untuk memeluk Jisung.

Chenle pada akhirnya masuk dalam dekapan hangat yang Jisung berikan.

"Terimakasih."

Jisung mendengar suara lemah Chenle yang bersandar di dadanya.

"Apapun untukmu, Chenle-ya." Jisung membisikkan kalimat itu di telinga Chenle.

"Kita pulang?"

Chenle mengangguk.

"Kau mau makan hotpot?" Jisung nenawari Chenle sambil menggandeng tangannya.

"Hm, ide bagus."

"Baiklah, ayo kita makan hotpot." Jisung berseru semangat diikuti kekehan tawa ceria dari Zhong Chenle.

* * *

"Bagaimana dengan Jisung?"

Chenle yang sedang merapikan meja belajarnya berhenti, Ia melamun sebentar.

This and That (Everyday for Sungle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang