♬♪ I'm listening to "Because of You by Huh Gak♡ " while writing this short story... ♪♬
.
.
.Jisung mengusap matanya pelan. Hari ini terasa sangat panjang untuk dijalani. Sudah tiga hari berturut-turut ia harus pulang malam. Ini karena ia bergabung dengan tim dance dari jurusannya untuk mengikuti perayaan ulang tahun universitas tiga bulan lagi. Belum lagi ia harus membagi jadwal latihan anggar club kampusnya.
Rasanya ia sangat ingin merentangkan otot-otot badannya. Tiduran di ranjang kamar asramanya. Bermalas-malasan sepanjang hari. Oh Jisung sungguh merindukan hal-hal sederhana seperti itu.
"Park Jisung," suara berat itu membangunkan Jisung dari lamunannya. Ia mendongak.
"Apa kau memperhatikan penjelasanku?"
Jisung duduk tegak, "Ya, Seonsaeng-nim."
"Kau terlihat tidak baik. Kau tahu kan kunci utama seorang penari hebat adalah dari kekuatan dan semangatnya. Tanpa kedua itu, kau tidak akan berhasil."
"Ya, Sehun Saem. Maafkan aku." Jisung kembali fokus pada penjabaran mata kuliahnya.
Dosen pematerinya, Oh Sehun meletakkan kedua tangannya di meja. "Untuk semuanya, jika kalian masih ingin menjadi penari profesional sebaiknya perhatikan semua materi dengan baik." ia terlihat galak.
"Baik, Seonsaeng-nim." seru seluruh murid di kelas. Jisung hanya mendengus.
Oh Sehun menatap Jisung baik-baik, seolah memastikan Jisung memperhatikan setiap ucapannya.
Sisa materi kuliah hari ini hanya menguap di kepala Jisung. Masa bodoh dengan penari profesional, Jisung lelah.
* * *
"Ada apa sih?"
Jisung menengok ke arah sumber suara. Malas sekali saat tahu siapa yang menghampirinya.
"Kualitas fokusmu makin buruk." tambahnya. Jisung bergeser, memberikan ruang untuk duduk laki-laki tadi.
"Beberapa hari ini cukup banyak kegiatan, Hyung. Hanya kurang beristirahat." Jisung membela diri.
Laki-laki di sampingnya melonggarkan dasi, dan bersandar di kursi. "Sepanjang mata kuliahku yang kau lakukan hanya menguap, lalu mengantuk. Pemandangan yang buruk bagi seorang guru. Apalagi aku adalah tentormu."
Jisung terkikik, "Maaf, Sehun Hyung.. Kupikir aku terlalu banyak mengambil jadwal. Akan kuatur lagi."
Sehun tersenyum, "Ingatlah, kau sendiri yang bilang padaku, kau ingin menjadi penari profesional. Memiliki studio-mu sendiri. Jangan sia-siakan beasiswa yang kau dapatkan di sini." Sehun mengasak rambutnya.
"Tiga tahun ini kau dalam pengawasanku. Aku tidak ingin fokusmu lengah."
Jisung mengangguk paham. Jelas sekali apa yang dibicarakan oleh tentornya. Oh Sehun adalah orang pertama yang mengenalkan dunia tari pada Jisung saat dirinya berusia 8 tahun. Ia dan Jisung berasal dari desa yang sama.
Dulu saat Sehun masih berstatus sebagai mahasiswa tari, ia sudah membimbing Jisung untuk lebih mengenal bakatnya. Mendaftarkan Jisung masuk ke akademi tari junior, lalu membantu Jisung untuk lulus ujian beasiswa di kampusnya. Jisung sangat berhutang pada Oh Sehun.
Jisung tersadar dari lamunannya saat mendengar suara ponsel Sehun. Ia melihat Sehun mengeluarkan ponsel dari sakunya dan sesaat ekpresi wajahnya berubah menjadi sendu.
Jisung bertanya-tanya, Sehun tidak mengangkat telfonnya. "Berisik, Hyung."
Sehun nyengir, "Lihatlah, mantan pacarku menelfon." ia menunjukkan layar ponsel pada Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
This and That (Everyday for Sungle)
FanfictionChenle si periang dan Jisung yang awkward. Atau Chenle yang awalnya terlalu menempel pada Jisung, dan Jisung yang akhirnya tidak bisa jauh-jauh dari Chenle. Cerita-cerita ini terinspirasi dari tingkah laku keseharian Park Jisung dan Zhong Chenle...