"Berhenti!"
Suara itu menggema di ruangan. Ada nada kesal tersirat dari sana.
Chenle berhenti menekan tuts pianonya. Ia mendesah. Matanya terbuka, mengarah ke sisi kanannya.
Mark Lee tengah berdiri di sana, menghadap ke arah Haechan yang terkejut dengan respon Mark.
"Apa kau tidak serius ingin tampil?" Mark kembali terdengar gusar. Ia menatap jengah pada Haechan.
"Kita sudah mengulangi lagu ini tujuh kali, tapi kau sama sekali tidak bisa menyatu dengan musik." Mark berkacak pinggang, "Kau kenapa sih?"
Haechan hendak membuka mulutnya, tapi kemudian hanya diam membalas tatapan Mark.
"Aku sudah bilang padamu untuk fokus, di nada ini," Mark menunjuk deretan not balok di kertas, "Benar-benar buruk."
Itu terdengar sangat kejam. Chenle berjengit.
Mark berjalan ke arah Chenle, "Apa kau tidak lihat Chenle sudah bekerja sangat keras hari ini?" Ia kembali memberondong Haechan dengan ucapan yang menurut Chenle sangat menyebalkan.
Kenapa ia dibawa-bawa dalam percakapan ini?
"Kau mau menyusahkan siapa lagi?" Mark membanting tumpukan kertas di sampingnya.
Semua orang yang ada di ruangan terperanjat kaget. Tidak menyangka bahwa hari ini Mark terlihat lebih mengerikan dibanding sebelumnya.
Chenle akui bahwa hari ini moodnya tidak cukup baik, ditambah lagi performa Haechan yang tiba-tiba berulangkali salah pada bagian lagu yang mereka nyanyikan.
Ia memang kesal pada Haechan, tapi sikap Mark menurutnya agak keterlaluan.
"Kenapa kau tidak bisa tampil dengan baik seperti Chenle?"
Chenle mendengus, apa Mark sedang membandingkan mereka?
"Lihat, bagaimana bisa kau mengacaukan penampilan Chenle,"
"Cukup!!!"
Haechan berseru kencang sekali.
Chenle begidik.
"Berhenti membandingkan aku dengan Chenle!" suara Haechan bergetar, matanya terlihat berkaca-kaca.
Mereka berdua terlihat begitu marah. Suasana di ruangan mulai tidak kondusif. Chenle berdiri dari kursinya.
"Jadi menurutmu aku sangat buruk dari Chenle?" mata Haechan menatap nyalang pada Mark.
Mark mendecak, "Kau masih butuh jawabannya?" ia sama sekali tidak terlihat hendak mencairkan suasana.
Haechan tertawa.
Tawa yang mengerikan, setidaknya itu yang Chenle tangkap.
"Hyung, sudah..." Chenle yang merasa tidak nyaman karena mereka berdua menyangkut pautkan diri dengannya akhirnya bersuara.
"Dengar Mark Lee," Haechan mengacungkan telunjuknya ke wajah Mark, "Jika yang kau butuhkan hanya Chenle, dan yang menurutmu baik hanya Chenle, aku akan berhenti dari pertunjukan ini."
Mark memicingkan mata.
"Lakukan semua yang kau mau. Aku keluar!" Haechan berbalik, mengambil tas di ujung ruangan. Lalu bergegas keluar.
"Jangan pernah menyesali ucapanmu, Haechan-ssi!" Mark balas mengumpat tanpa memedulikan kepergian Haechan.
Chenle yang kebingungan langsung mengambil gerakan terlebih dahulu menyusul Haechan yang sudah meninggalkan ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
This and That (Everyday for Sungle)
FanfictionChenle si periang dan Jisung yang awkward. Atau Chenle yang awalnya terlalu menempel pada Jisung, dan Jisung yang akhirnya tidak bisa jauh-jauh dari Chenle. Cerita-cerita ini terinspirasi dari tingkah laku keseharian Park Jisung dan Zhong Chenle...