Chenle : Menuju Akhir

9.6K 1.2K 674
                                    

Cuaca hari ini begitu cerah. Langit biru diselimuti awan putih mirip gula-gula kapas yang beterbangan. Angin berhembus malu-malu menerbangkan dedaunan yang berjatuhan dari tangkainya.

Chenle beringsut dari duduknya. Ia meletakkan keranjang berisi makanan di tikar kecil yang sudah Jisung siapkan untuk mereka.

Jisung hanya mengamati dalam diam saat Chenle mulai mengeluarkan kotak makanan dan minuman dingin. Sesekali senyumnya terpasang saat melihat Chenle kebingungan meletakkan makanan yang terlalu banyak untuk mereka.

"Aku tidak tahu kau menyiapkan semua ini sendirian." Jisung berkomentar, ia memindahkan keranjang makanan ke sudut tikar.

Chenle cemberut, "Camping di hari yang cerah seperti ini tanpa makanan adalah sebuah dosa besar."

Jisung tertawa. Ia manggut-manggut menuruti perkataan sahabatnya.

"Ngomong-omong apa kau suka selai strawberry?" Chenle membuka kotak makanan pertama. Jisung melongok mendapati tumpukan sandwich dengan taburan meses di atasnya.

"Aku suka." Jisung mengambil satu dari Chenle. Ia menggigit ujungnya, menikmati setiap kunyahan. "Ini enak sekali." Jisung menunjukkan jempolnya pada Chenle, membuat senyum indah tercetak manis di wajahnya.

Chenle kembali membuka kotak lainnya. Ia memperlihatkan bibimbap buatannya pada Jisung. Mereka berdua menikmati makanan yang sudah Chenle siapkan.

"Aku kenyang..." Jisung mengusap perutnya saat kotak makan terakhir berisi telur gulung habis disantap olehnya.

Chenle tersenyum, merasa bangga saat tahu Jisung menyukai makanan buatannya.

Mereka berdua duduk menghadap ke taman. Mengambil posisi di bawah pohon rindang. Beberapa orang sedang berjalan-jalan dan melakukan piknik kecil seperti mereka.

"Aku tidak terfikir untuk menghabiskan waktu denganmu di sini." Jisung membuka suara setelah mereka sama-sama hanya diam menikmati pemandangan.

Chenle menoleh pada Jisung. "Dari dulu aku ingin sekali pergi ke tempat seperti ini." Ia memeluk lututnya, "Membawa bekal, duduk di rumput, menghabiskan waktu sambil melihat banyak orang... Kupikir itu sangat menyenangkan."

Jisung hanya mendengarkan.

"Terimakasih karena mau menuruti keinginanku." Chenle tersenyum pada Jisung.

Jisung berdehem, ia mengusap tengkuknya salah tingkah. Mereka kembali terdiam.

Sejujurnya Chenle benar-benar merasa sangat bahagia. Ia ingat bagaimana Jisung menghentikannya untuk pergi sendirian. Jisung membuatnya yakin bahwa ia masih punya kesempatan untuk memenangkan hati Jisung.

Chenle menengadahkan tangan, meraih sebuah bunga yang terbang dari atas.

"Cantik."

Chenle menoleh pada Jisung, mendapati tatapan Jisung ke arahnya.

Chenle berkedip kemudian menatap bunga di tangannya. "Ah... Benar, bunga ini sangat cantik."

"Bukan bunganya."

Chenle menatap Jisung lagi, dahinya berkerut.

"Kau." Jisung menjeda. "Cantik."

Wajah Chenle memerah, pipinya merona. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah jalanan di depannya.

Jisung tertawa, lalu menyentuh pipi Chenle, membuat Chenle melotot padanya.

"Kau mau mengerjaiku lagi ya?" Chenle menuduh, berusaha menyembunyikan degup jantungnya yang tidak karuan.

This and That (Everyday for Sungle) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang