12

2.3K 74 0
                                    

Tok...Tok....

Terdengar suara ketukan membuyarkan lamunan Adam dan Alya

"Nak....kalian sudah bangun..?"

Terdengar suara ibu pemilik rumah yang memanggil mereka dari luar. 

"Iya...Bu...kami sudah bangun...."

Alya menyahut panggilan tersebut. Ia mengulurkan tangannya ke arah Adam. Ia tersenyum, kemudian ia menggandeng tangan Adam.

"Ayooo...Mas kita keluar...."

Adam juga membalas senyuman Alya, ia menggandeng tangan Alya, menuju ke arah luar kamar. Alya dapat merasakan tangan Adam yang dingin. Mungkin karena hal yang terjadi barusan.

Ibu pemilik rumah sedang menunggu di meja makan. Terlihat singkong rebus yang mengepul terhidang di meja makan.

"Mari Nak..sarapan dulu...hanya ini yang dapat ibu sajikan..."

"Terima kasih banyak bu...ini sudah lebih dari cukup"

"Oh..ya..Nak..tadi ibu sudah melaporkan keberadaaan kalian kepada pak kepala Desa, beliau berjanji akan mengirimkan utusan untuk mengantarkan kalian, tapi untuk sementara kalian istirahatlah dulu disini, pulihkan tenaga kalian. Dua atau tiga hari kemudian kalian dapat melanjutkan perjalanan kalian"

"Terima kasih banyak bu...sejujurnya kami sempat bingung bagaimana mencari jalan kembali, dan kami yakin bahwa teman-teman kami juga sedang mencari-cari keberadaan kami"

"Sama-sama Nak, akses jalan dari desa ini ke kota sangat jauh, jadi mungkin teman-teman kalian perlu wakti untuk menyusul kalian kemari"

Adam mengangguk, kemudian ia memandang Alya yang terlihat lahap menyantap singkong rebus tersebut. Ia tersenyum sambil mengacak rambut Alya.

"Kalian memang saudara yang rukun ya.."

Alya hampir tersedak ketika mendengar perkataan ibu pemilik rumah. Wajahnya bersemu merah, benarkah perasaannya saat ini murni perasaan adik terhadap kakaknya. kakaknya.Adam memperhatikan wajah Alya yang memerah tersebut, ia juga tersenyum.

"Bu, bolehkah kami jalan-jalan di sekitar sini"

"Oh..silakan nak..."

Adam mengajak Alya ke luar rumah.

"Yuk Dek...kita jalan-jalan sebentar"

Alya mengangguk, ia mengikuti Adam menuju halaman depan. Ternyata di halaman depan terdapat beberapa orang, mungkin mereka adalah sekitar.

"Wahhh...cah bagus...cah Ayu...kalian orang kota yang tersesat tadi malam ya..."

Adam tersenyum, rupanya kabar kedatangan mereka sudah tersebar di desa tersebut.

"Iya bu...kami yang tersesat tadi malam"

"Pak kepala desa sudah memberitahukan kedatangan kalian pada warga sini"

"Wahh..kami malah belum bertamu ke rumah Pak Kepala Desa, kalau boleh tahu di mana rumah pak Kepala Desa?"

"Ohh...kalian berjalanlah ke belokan itu, nanti ada rumah yang di depannya ada tanaman bunga sepatu, itu rumah pak kepala desa"

"Baik Bu, terima kasih banyak..."

Adam dan Alya memutuskan ke rumah kepala desa. Mereka beruntung sekali, pak Kepala Desa sedang duduk di teras rumah.

"Assalamualaikum...Pak.."

"Waalaikumsalam...oh..kalian yang menginap di rumah mbok mirah ya..."

"Iya Pak...maafkan kami kalau kedatangan kami mengusik desa ini"

"Wahhh..kami tidak merasa terusik Nak, kami sangat senang dengan kedatangan kalian, yahhh...walaupun kalian kemari dengan tak disengaja kan..?"

"Iya Pak...kami berdua kena musibah, hanyut sampai ke sini"

"Untuk sementara pulihkan tenaga kalian, setelah tenaga kalian pulih saya akan mengirim orang untuk mengantar kalian ke kota"

"Terima kasih banyak atas pertolongannya Pak.."

"Yah...Sama-sama, oh ya...selama tinggal di desa ini kalian bisa jalan-jalan di sekitar desa ini, coba kalian menuju ke arah barat disana pemandangan yang menarik"

"Mhhmmm....boleh pak...kalau begitu kami permisi dulu Pak..."

"Wah...buru-buru sekali...Ya sudah, hati-hati ya...."

"Baik Pak..."

Adam dan Alya berlalu dari rumah Pak Kepala Desa. Mereka menuju tempat yang dimaksudkan oleh Kepala Desa.

Selang lima belas menit berjalan mereka sampai di padang savana, namun di tengah padang savana tersebut terdapat sesuatu yang unik, yaitu gerumbul bunga liar nan cantik terdiri dari berbagai macam warna.

Alya terpesona, ia seperti dejavu. Tempat tersebut persis dalam mimpinya beberapa waktu lalu.

Terjebak Kenangan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang