23

1.7K 60 4
                                    

Alya memacu mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia sangat kesal dengan Fariz dan juga perempuan yang bernama Dita tadi. Ia cemburu ketika mendengar Dita menggoda Fariz.

Sampai di kampus, ia segera memarkirkan Mobilnya. Ternyata di parkiran sudah Asifa, sahabatnya.

"Uyyy...Alya...."

Tapi Alya tidak menghiraukan panggilan Asifa tersebut, karena pikirannya masih terfokus pada kejadian barusan.

"Ehhh...ni anak malah melamun....Alyaaaaa"

"Haahhhh...Apa...??"

Alya sangat kaget mendengar teriakan Asifa.

"Aduuh...Asifa bikin kaget aja..."

"Lagian elo pagi-pagi udah bengong...bukannya orang yang lagi jatuh cinta harusnya bahagia..."

Mata Alya mendelik, mulutnya manyun, matanya merah menahan tangis. Asifa kaget melihat perubahan pada wajah sahabatnya

"Ehhh..ni anak malah manyun...jelek banget.."

Tiba-tiba terlihat ribut-ribut dari arah gerbang kampus. Para gadis terlihat bergerombol dan ada beberapa yang histeris. Asifa yang penasaran melongok ka arah gerbang kampus. Ternyata ada seorang laki-laki yang menungganggi motor sport melaju ke arah parkiran, dan laki-laki itu ternyata Fariz.

"Al...al...alya...."

"Apaan sih...."

"Itu....itu...Bang Fariz...nyamperin elo ke sini..."

Mata Alya melotot mendengar suara Asifa tersebut. Ia membalikkan badan. Dan ternyata benar Fariz menuju ke arahnya.

Fariz turun dari motornya. Tentu saja cewek-cewek dikampus merasa histeris melihatnya. Dengan gagahnya Fariz menghampiri Alya. Ia kemudian meraih ke dua tangan Alya, tak di sangka-sangka ia berlutut di hadapan Alya. Pemandangan tersebut tentu saja menarik perhatian seluruh warga kampus.

"Alya...aku minta maaf atas kejadian tadi..."

"Apaan sih..abang...bikin malu nih..."

Fariz mengambil sesuatu di balik jaketnya. Ternyata ada bok merah. Fariz membukanya ternyata ada cincin.

"Alya...maukah kau jadi istriku..."

Wajah Alya memanas, perasaannya campur aduk antara senang dan malu. Suara bisik-bisik terdengar. Entah siapa yang memulai.

"Ayoo...Alya..terima aja..."

"Iya...Alya terima"

"Terima...terima..."

Alya merasa bimbang, dan dilema sementara Fariz masih berlutut.

"Ayooo..jangan pakai lama...Alya...terima aja.."

Alya menggigit bibirnya.

"Ba..baik..aku mau jadi istrimu..."

Tepuk riuh teman-temannya mengiringi pernyataan Alya. Fariz bangun dari berlulutnya. Ia segera memeluk Alya.

"Makasih sayang..kamu mau jadi istriku..."

Fariz berbisik mesra pada Alya.

"Aku hari ini akan segera melamarmu"

Alya tergugu mendengar suara Fariz tersebut.

"Iya..Bang...."

"Jangan marah lagi ya....ini pembuktian cintaku padamu...udah kamu masuk kelas dulu, aku tunggu di sini ya..."

Alya mengangguk, Fariz melepaskan pelukannya. Alya akhirnya menuju kelasnya dengan wajah sumringah dan bahagia. Hatinya hari ini campur aduk, setelah ia merasa kecewa sekarang ia merasa sangat bahagia sekali

Terjebak Kenangan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang