14

2.2K 78 2
                                    

"Mas..melamun aja sih...ayooo.."

Suara Alya mengagetkan Adam. Adam mengangguk tersenyum. Ia memetik setangkai bunga.

"Dek...."

"Iya Mas...."

Adam mengesampingkan rambut Alya, kemudian ia menyelipkan setangkai bunga tersebut ke kuping Alya.

"Kamu cantik...."

Alya mengerjapkan mata ketika mendengar perkataan Adam tersebut.

"Mas...boleh Alya memeluk Mas Adam..."

"Boleh...tapi syaratnya...kamu panggil aku Abang Fariz..seperti saat kita kecil  dulu"

Mata Alya memerah, ia menangis tersedu.

"Bang Fariz......"

Alya menghambur ke pelukan  Adam atau sekarang ia panggil Fariz. Adam merentangkan tangannya menyambut pelukan Alya. Alya memeluk Fariz dengan sangat erat, Ia terisak.  Fariz mengelus rambut Alya.

"Aku janji gak akan ninggalin kamu lagi..Dek...sudah cukup aku kehilangan dirimu terlalu lama..."

Alya menyandarkan kepalanya ke dada bidang milik Fariz. Fariz mengelus rambut milik Alya. Fariz mengecup kening Alya. Entah siapa yang memulai. Bibir mereka saling bertemu dan berpagut mesra.

"Banggg....."

"Stttt....."

"Kenapa begini..."

"Kau tak usah membohongi hatimu...aku tahu ada perasaan beda yang tumbuh di hati mu, begitu juga dengan aku...aku mencintaimu..bukan cinta kakak terhadap adiknya...tapi cinta seorang pria terhadap kekasihnya..akuilah di hatimu ada juga perasaan itu juga terhadapku"

"Alya..juga mencintai Bang Fariz...."

Nafas lega keluar dari dada Fariz, ia puas mendengar pengakuan itu dari Alya.

"Aku akan menemui ayah dan ibu mu, akan kuminta kau menjadi istriku"

"Dek..kamu mau kan jadi istriku...?"

"Mau bang...."

"Aku berjanji akan terus membahagiakan kamu seumur hidupku"

Mata Alya memanas mendengar perkataan itu dari mulut Fariz. Ia merasa hatinya yang dulu terombang ambing kini menemukan pelabuhan cintanya.

###

Fariz dan Alya duduk di tepi padang savana tersebut. Alya menyenderkan kepalanya di bahu Fariz, mereka berbincang-bincang tentang masa lalu mereka. Sesekali Fariz mengusap dan mengecup rambut Alya. Alya merasa sangat senang dengan perlakuan Fariz tersebut.

"Yuk Dek...udah siang..kita pulang..."

Alya mengangguk, ia mengikuti ajakan Fariz. Sepanjang jalan Fariz terus menggenggam tangan Alya. Tak berapa lama akhirnya mereka sampai di desa. Terlihat keramaian di rumah milik ibu yang telah menolong meraka.

"Alhamdulillah....mereka sudah datang"

Fariz dan Alya sangat terkejut, ternyata itu teman-teman Alya beserta beberapa orang teman Fariz.

"Teman-teman...kalian disini"

Fariz menyapa mereka, ia sangat senang ternyata teman-temannya mempunyai empati yang sangat tinggi sehingga perlu bersusah payah menemukan keberadaan mereka berdua.

"Huuuuu....kita di sini sibuk mengkhawatirkan mereka, ternyata mereka happy aja...sibuk pacaran lagi..."

Suara Asifa itu sontak saja membuat derai tawa diantara mereka. Wajah Alya terlihat memerah menahan malu.

"Apa...pacaran?? Mereka bukan kakak beradik??"

Suara kepala desa menghentikan tawa mereka.

"Kalian berbohong ya...mengaku kakak adik..."

Fariz sangat terkejut mendengar ucapan kepala desa tersebut. Ia harus menjelaskan duduk persoalan dan hubungan antara dia dan Alya.

Terjebak Kenangan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang