Kau, Orang yang selalu kusemogakan.

66 9 0
                                    

Kecewa, ya itu yang dapat kuungkapkan saat ini
Mengingat kau yang dulu kubanggakan sekarang harus kulupakan.
Yang dulu kita tertawa bersama, kini menjadi bukan siapa siapa.
Mengingat kisah lucu kita,kadang akupun terbayang, betapa indahnya kau untuk dikenang.
Tapi sayang, kenangan itu harus kubuang. Karena jika dibiarkan terus-terusan, patah hati ini akan terulang.

Sampai kini, bayangmu masih saja mengganggu aktivitasku. Membuat tidurku tak lelap, karena didalam mimpiku, kau selalu ingin menetap.

Aku masih ingat saja aktivitas rutin yang kita lakukan di tiap Minggu. Sebelum kita bertemu, pasti kau menantikan kehadiranku didepan teras rumahmu. Sesampainya aku dirumahmu, kau datang menyambutku dengan senyum malu yang sudah menjadi ciri khasmu itu.

Senyum itu yang aku rindukan, bukan bahagiamu sekarang yang berada di lain pelukan.
Sungguh tega kau menyayat hati, padahal aku mencintaimu sampai mati.
Mengingat kejadian patah hati ini, ingin rasanya aku ingin memutar waktu kembali dan segera meludahi kalian berdua yang sedang berbagi hati tanpa memikirkan perasaanku yang sudah mati suri.

Tapi semuanya sudah takdir, aku tak bisa mengelak walau akhirnya hatiku yang sudah pasti akan rusak.

Semua sudah ada di jalannya masing-masing. Kau berbahagia dengannya disana, sedangkan aku disini meratap luka. Tapi tak apa, bahagiamu bahagiaku juga.

Jaga terus hubunganmu dengannya. Buat hidupnya berkesan dengan sifatmu yang menyenangkan. Jangan terlalu egois karena itu bisa membuatnya menangis. Haha, seperti diriku yang takluk akan keegoisanmu memilih seorang penggantiku yang baru.

Jangan membuatnya menyesal karena telah memilihmu. Buktikan padanya bahwa kau layak disampingnya selalu.Dan ingat, jangan pernah lagi melukai seseorang yang tulus untuk memberikanmu seluruh hati, agar kau takkan menyesal di esok hari.

Kini, kita berdua telah berbahagia dimasing-masing jalan cerita. Kau dengannya, aku dengan derita yang kupunya

Hari-hari pun telah berlalu. Aku selalu mencari cara untuk menghapus jejakmu.
Aku mencoba berkelana setiap waktu.
Mencari kesibukan, agar bayangmu tak menempel ketat terus terusan yang akhirnya membuat hari ku tak menyenangkan

Disela sela waktu itu,
Aku membaca buku-buku patah hati dari Wira Nagara dan Fiersa Besari. Karya mereka sungguh sangat menyentuh. Pantas saja, para pembaca tak jenuh.

Aku juga sangat terinspirasi dari mereka berdua. Alur cerita yang mereka hadirkan, sama seperti kejadian yang sekarang kurasakan.

Akhirnya aku mencoba menulis tulisan patah hati yang kualami selama ini.

Dan inilah hasilnya, mengabadikan karya yang latar belakangnya cerita kita berdua.
Mengingat kenangan kita sampai harus menghapus semua cerita demi kebahagiaanmu adinda tercinta.
Air mata pun jatuh tersiksa,
Kenanganmu sudah kuanggap luka
Namun maaf, tanpamu aku belum terbiasa.

Seperti inilah kita, menjadi dua orang insan yang dulu saling memperjuangkan, berakhir mengecewakan.
Kita disatukan oleh pertemuan, dan akhirnya dipisahkan oleh perpisahan.
Maka dari itu, aku benci dengan adanya perpisahan karena aku tau, pasti akan menyakitkan.

Berbahagialah, kau dan dirinya sudah menyatu bagaikan pulpen dan buku, dan biarkan kisah kita ini hangus dalam debu.

Aku selalu menunggu berita tentang pesta pernikahan kalian. Sebuah acara yang paling mengesankan di hidupmu dan dirinya meski pahitnya harus kurasakan.
Sebuah momen yang membuat semua temanmu gembira akan kabar dihidupmu yang paling menyenangkan.
Sementara, kehadiranku di hidupmu hanya kau anggap sebagai sebatas bualan yang mungkin tak pernah kau anggap sebagai kesayangan.

Maaf selama ini, kau telah diganggu oleh sifat posesif yang aku miliki.
Terganggu oleh notifikasi aplikasi yang setiap hari aku menanyakan kabarmu hari ini. Maaf, aku hanya tak ingin kau pergi . Maaf, egoku selalu memaksamu untuk terus bersamaku sampai saat ini.
Maaf, sekali lagi maaf.

Jika hadirku mengganggu aktivitasmu, Maka biarkan aku terus menjagamu didalam doaku.

Kesempatanku untuk membahagiakanmu, sudah tak ada lagi. Kini, gilirannya membahagiakanmu hingga sisa umurnya nanti. Cita-citaku yang dulu pernah kuupayakan untukmu sekarang sudah tak berguna lagi. Fokuslah dengannya, agar kalian tetap menjaga hubungan kalian sampai ujung waktu nanti.

Sesakit ini ditinggalkan dan dilupakan. Aku tak mau dendam, kau adalah orang yang selalu kesemogakan. Seluruh doa kupanjatkan agar tak ada lagi berita yang mengecewakan.

Pergilah, kau akan kuabadikan dalam sebuah memori paling menyedihkan. Terpajang dalam museum yang paling menyakitkan, Kau membuat seluruhnya berantakan.

Kau pergi dan melukai hatiku yang selama ini kuberi.

Sampai akhirnya, kenangan kita menjadi beban karena harapan yang terlalu tinggi kuimpikan, ternyata menyakitkan.

Tak boleh berharap lebih, karena itu yang akan membuatmu bersedih. Jangan terlalu cinta, karena resiko yang kau dapatkan nantinya terlalu berbahaya.

Kata-kata ku untukmu sudah habis. Cerita kita berdua telah kuceritakan secara kronologis, walau aku mengerjakannya sambil menangis. Kau takkan pernah tau bahwa apa yang telah kau lakukan untukku itu terlalu sadis.

Kau akan selalu kudoakan, doaku selalu kupanjatkan. Dengan rasa yang sudah mati, aku mengizinkanmu pergi dengan harapan terbaik yang selalu mengikuti.

Semoga kelak kau masih tetap bersamanya.
Semoga kelak yang terbaik mendatangi kau dengan secepatnya.
Semoga kelak kau lebih baik kedepannya.
Dan semoga, kau dapat berbahagia selamanya.

Amin.

Semoga apa yang kau inginkan sesuai dengan apa yang telah kau harapkan

Philopobia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang