CHAPTER 8

8.9K 209 4
                                    

Happy Reading....

Author Pov

Illa memandang makan malamnya tanpa minat karena ucapan Caca yang selalu terngiang di pikirannya.

" La, lo kenapa gak makan? Gak enak masakan gue?" Caca memandang gue setelah meletakkan piringnya ke wastafel.

" Ca, gue minta maaf tadi siang, Gak seharusnya gue marah sama lo padahal niat lo hanya beritahu gue. Sory ya. " Illa terisak.

" Yaelah lo gak makan karena kepikiran omongan gue? Lo kenal gue tu gak setahun lima tahun tapi 20 tahun La lo kenal gue, masak gitu aja lo masih merasa bersalah. Sans aja."

" La, nanti motornya di kunci, rumah, gerbang semuannya dikunci ya. Gue mau balapan dulu. Lumayan lah uangnya bisa buat cicil mobil. " lanjut Caca.

" Kenapa gak sebaiknya lo berenti balapan! Gue tau balapan itu aman dan halal tapi itu juga bahaya Caca. Kenapa lo gak ambil balapan yang di siang hari? Kalau malam kan gelap. "

" La balapan malam itu gak ada unsur taruhan sama sekali. Balapan itu juga seperti balapan mobil yang dilakuin di siang hari. Percaya sama gue. Gue bakal baik-baik saja. Gue juga tetep ikut balapan siang kok " Caca meyakinkan Illa.

Caca memasuki mobil lalu mengeluarkan mobilnya dari gerbang.

" Gak usah nunggu gue pulang. Gue udah bawa kunci sendiri. Bye" pamit Caca.

" Kalo lo lagi serius gue gak bisa ngelawan lo Ca. Semoga lo baik-baik aja. Aamiin. " ucap dan doa Illa dalam hati.

Illa kemudian mengunci gerbang dan semua pintu rumah.

================================

" CACAAA BANGUN!!!!" teriak Illa dari dapur.

" berisik banget sih gak tau apa gue baru tidur jam 1 pagi." gerutu Caca memasuki kamar mandi.

Caca menuju ke meja makan menyusul dengan memakai baju santai tanpa jilbabnya.

" Lo gak kerja? Nih sayur sop sama kentang balado" Illa meletakkan lauk ke meja makan. Caca memakan sarapannya tanpa menjawab ataupun memandang Illa.

"hufft. Lo kenapa sih? Lo kalah lomba kali ini? " Tebak Illa.

Brakk

Caca menggebrak meja makan dengan wajah emosinya.

" Itu tu yang bikin gue emosi La, gue kali ini cuma juara 2 doang. Kampret bener tu laki-laki black jack baru nongol di balapan tapi kok dia dikenal banyak orang situ. Terus lo tau dia bilang apa, dia bilang ke gue cewek kayak lo tu harusnya dirumah tidur meluk guling. Terus ya semua orang muji-muji dia sebelum tanding sama gue. Apa jangan-jangan dia- aww sakit tau ih. Ini kepala buat mikir masa depan, main pukul aja. " Sungut Caca dengan mencebikkan bibirnya setelah ditimpuk dengan sendok.

" Apa ngomong apa lo. Itu pelajaran buat lo dibilangin sama yang lebih tua gak dengerin kalah kan lo. Terus siapa itu black jack orang tuanya terlalu kreatif banget nama anak dibuat gitu. " timpal Illa.

" Ih itu tu black jack panggilan gue sama dia. Karena datang membawa bencana bagi gue seperti yang ada di kartun spongebob itu lo black jack si pengganggu."

" Terserah omongan lo. Gue mau berangkat sendiri ke kantor. Jangan lupa itu bersihin pelataran samping daunnya sudah berguguran, cabe siap di petik, cucian numpuk tapi ini listriknya lagi mati nanti cuci manual pake tangan. Oke kalau gitu gue berangkat. Assalamualaikum wr wb. Hihihi. " Illa keluar dari gerbang melajukan motornya.

Pov End
-----------------------------------------------------------

Arka Pov

" BANGUN!!! " Teriak gue dengan menggoyangkan kaki sepupu gue. Gue pun melanjutkan memakai dasi dan sepatu, sekitar 15 menit berlalu sepupu gue masih tidur maka gue tarik kakinya hingga jatuh.

Gedebug

" aww... Sialan lo dasar sepupu laknat, gue baru tidur setelah subuhan tadi. Kalau bangunin tu yang lembut dikit napa sih, ini malah ditarik kaki gue. " Protes sepupu gue.

Gue meninggalkan sepupu gue tanpa merespon protesnya. Gue menuju ke ruang makan yang disana sudah ada papa, mama, dan Yuri.

" Pagi pa, ma, yuri. " sapa gue dan mencium kepala Yuri.

" GOOD MORNING ALL. KEPONAKAN DAN SEPUPU KESAYANGAN KALIAN ADA DISINI. " Teriak sepupu gue menghampiri kami lalu tangan laknatnya mengambil piring gue yang telah terisi mie goreng.

" Aduh ponakan tante kok kesini gak bilang-bilang. Kan tante, om, dan Yuri bisa sambut kamu. " Ucap mama gue antusias.

" Iya nih abang kesayanganku kok gak ngasi kabar." Ucap Yuri sambil memeluk sepupu gue.

" Dia kesini kayak maling ma, jam 3 pagi kesini ganggu Arka." Gue masih marah kepada sepupu gue karena mengambil makanan gue tadi.

" Kamu pasti ketempat itu lagi ya. Om aduin kamu ke papa kamu." Ancam papa gue, gue seneng ngelihat sepupu gue ketakutan karena ketahuan ngelakuin kegiatan yang berbahaya namun katanya halal walau gue tau sepupu gue udah lama gak pernah melakukan itu lagi semenjak lulus kuliah dulu.

" Yah jangan gitu dong. Dengan ini aku bisa bahagia tanpa harus ganggu orang lain. Kalau om ngaduin ke papa atau ke mama om gak akan aku bantu lagi ngurusi Dirgantara Group lagi. " Berani sekali sepupu gue ngancem papa gue. Bahkan gue pun gak berani ngelawan papa gue sendiri kalaupun gue lakuin itu pasti gue dicoret dari KK.

" Dirgantara Group itu kan juga 50% milik kamu, kalaupun kamu gak mau kamu yang dijewer mama kamu dan itupun paling parah di coret dari KK." Gue semakin puas mendengar jawaban dari papa gue. Sepupu gue hanya diam sambil makan.

" Arka kamu kapan mau cari istri mama gak sabar gendong cucu. Adiknya papa kamu aja udah punya cucu 2." Mama gue udah beraksi .

" hihihi" Gue melirik ke sepupu pengganggu gue cekikikan bareng adik gue sambil berbisik.

Gue pun langsung pamit ke orang tua dan adik gue tanpa melihat sepupu gue.

Saat mengemudikan mobil gue kurang fokus Karena pembahasan mama tadi yang membuat mood gue sedikit terganggu.

" kenapa sih mama bahas istri segala pakek dibandingin sama adik papa yang udah punya cucu lagi dikira gampang cari istri,calon aja belum ada gimana bisa dapet istri sama cucu. " gerutu gue sambil tetep berusaha fokus mengendarai mobil.

Skip

Sesampainya ke kantor gue seperti mengenal dia berjilbab hitam dengan tinggi sekitar 145 cm it's so tiny dan gue yakin itu emang si tiny temen Caca. Gue menuju ke resepsionis untuk menanyakan perempuan tadi.

" Apa anda tau siapa perempuan berjilbab hitam yang baru masuk lift? " gue penasaran.

" Aaaa Pak Arka. OMG gue diapelin CEO" Resepsionis itu menebalkan bedak membuat gue bergidik lalu gue diberi tau oleh laki-laki lumayan tampan dengan tinggi dibawah gue.

" Itu namanya Nila Purnama yang biasanya dipanggil Illa pak. Oh iya kenalin nama saya Billy satu tim dengan Illa. " gue menjabat tangannya. Gue merasa canggung didekatnya pun gue masuk ke lift.

Pov End...

Tbc

MY CEO OR MY DOCTOR (tersedia dalam bentuk Ebook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang