Hope you like this story ...
.
.Pagi-pagi sekali Taehyung sudah bersiap untuk berangkat kuliah. Entahlah, untuk pertama kalinya Taehyung sama sekali tidak betah tinggal di rumah. Mendadak risau di hatinya melanda ketika melihat pintu bercat putih di sebelahnya masih betah tertutup. Taehyung tidak ingin berpikiran yang tidak-tidak, tapi nalurinya terus memaksakan, memang apa yang akan di lakukan oleh sepasang pria dan wanita di dalam kamar selain ...
Taehyung menggelengkan kepalanya, menepis semua pikiran negatif nya.
Sekarang Taehyung seperti seorang paparazzi, menempelkan telinganya di depan pintu kamar Jungkook. Mencoba mencari tahu apa yang tengah mereka lakukan atau hanya sekedar mencari tahu apa yang mereka bicarakan.Mendadak pintu itu terbuka, dan untungnya Taehyung sudah menarik dirinya menjauh dari pintu tersebut hingga tidak ada alasan lagi untuk dirinya yang hampir saja tertangkap basah.
"Pagi sekali, bukannya kelasmu di mulai siang?" Tanya Jungkook.
"Entahlah, mendadak aku tidak suka tinggal lebih lama di rumah ini" jawabnya acuh.
Seketika tenggorokan Taehyung tercekat saat netranya menatap pada piyama putih yang tengah Jungkook kenakan, di sudut lengan bahu piyama itu terdapat bercak lipstik yang begitu kentara membentuk sebuah bibir.
"Biar kuantar"
"Tidak usah, aku bisa sendiri. Urus saja kekasihmu itu, kurasa dia lebih membutuhkanmu"
"J-jungkook"
Keduanya menoleh pada asal suara di ambang pintu. Lagi-lagi hati Taehyung gerah melihat pemandangan di depannya ini. Hee Sa mengenakan piyama Jungkook hingga menenggelamkan hampir seluruh tubuhnya, oh ada yang janggal di dini. Taehyung melihat leher wanita itu penuh dengan bercak merah.
"Aku berangkat" pamit Taehyung tanpa menoleh.
☆
☆"Gwaencanha, semuanya hanya soal waktu. Itu manusiawi, Taehyung. Kau mencintai suamimu sendiri itu hal yang wajar. Kau harus lebih jujur lagi pada dirimu sendiri"
Jimin mengusap punggung Taehyung.
Taehyung tidak tahu lagi harus berkeluh kesah pada siapa. Jadi ia memilih untuk membaginya dengan Jimin, lagipula tidak ada orang lagi yang Taehyung percayai selain Jimin."Apa mencintainya memang harus sesakit ini? Memangnya aku siapanya Jungkook? Bukankah tidak seharusnya perasaan ini hadir?" Taehyung tersenyum masam, seolah memaki dirinya sendiri.
"Taehyung--"
"Bagaimanapun juga, posisi Hee Sa tak akan tergantikan oleh siapapun"
Taehyung bangkit dari duduknya.
"Percayalah, cepat atau lambat--"
"Aku sudah jatuh pada Jungkook, dan cepat atau lambat semuanya akan menjadi hal yang menyakitkan"
Dan Jimin kebingungan harus menjawab apa, karena Jimin sendiri tidak tahu Jungkook menyukai Taehyung apa tidak.
"Malam minggu nanti, aku akan merayakan ulangtanku di rumah Yoongi hyung, sekalian merayakan Anniversary" Jimin mengalihkan topik pembicaraan.
"Aku pasti datang"
"Ajak Jungkook juga"
"Aku tidak janji"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us (KookV) ✔
FanfictionAndai saja, pada saat itu Taehyung tidak ikut melibatkan perasaannya hingga sejauh ini, mungkin yang akan terjadi sekarang tidaklah separah ini. pun, begitupun dengan Jungkook, andai saja dirinya bisa mengotrol emosi dan tindakannya mungkin Taehyung...