Hope you like this story ...
.
.Jimin menatap jengah Taehyung yang bisa-bisanya membuat Jimin cemas bukan main.
"Aku senang kau cemas, tapi aku sedih saat tahu bahwa aku gagal menghilangkan nyawaku. Aku merasa sia sia menjalani hidup ini jika tanpamu, kau tahu Jimin saat kau bilang aku bukan sahabatmu lagi rasanya kakiku tidak perpijak, seolah duniaku benar benar runtuh. Aku kira saat itu kau bercanda, tapi ternyata kau benar-benar mengucapkan itu. Kau tahu kan? Hanya kau satu satu orang yang mau menerima segala keluh kesahku. Kau adalah sosok pelindung saat aku tidak sedang berada diantara Eomma dan Appa--"
"A-aku, benar-benar hilang kendali. Aku minta maaf Jimin kalau ucapanku melukai hatimu, aku tetap sahabatmu kan?"
Jimin mana tahan jika Taehyungnya sudah seperti ini. Lagipula Jimin terlalu bodoh untuk mengatakan hal sekasar itu pada Taehyung. Benar-benar bodoh.
"Kalau kau lakukan hal mengerikan seperti kemarin, aku jamin aku tidak akan pernah mau bersahabat denganmu lagi, dengar Taehyung. Jimin tidak punya sahabat yang hobinya melakukan percobaan bunuh diri. Kalau aku tahu kau seperti ini lagi aku yang akan membunuhmu"
Jimin berhambur memeluk tubuh ringkih itu. Jimin berjanji tidak akan mengulang kesalahannya lagi, Taehyung itu terlalu sulit untuk ditebak.
☆☆☆
D
an Jungkook tak habis pikir pada Taehyung. Pasalnya ini bukan yang pertama kalinya Taehyung melakukan percobaan bunuh diri. Jungkook sama sekali tidak paham apa sebenarnya isi kepala Taehyung sampai-sampai ia berbuat senekat itu.
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan Taehyung? Kau pernah bersyukur tidak sih? Diluar sana banyak yang menderita sakit keras, tapi mereka tetap berusaha keras untuk mempertahankan hidupnya. Lalu kau yang sudah jelas-jelas sehat memilih untuk melukai dirimu, aku sama sekali tidak paham pada otak tololmu itu" Datar Jungkook.Dan Taehyung cukup sakit hati mendengar apa yang baru saja Jungkook katakan. Setidaknya kan Taehyung itu masih punya hati, bagaimana bisa dia berkata demikian saat kondisi Taehyung sedang sakit.
Jungkook mengambil mangkuk bubur yang mungkin sudah dingin, menarik pelan kursi lalu menempatkan di pinggir brankar yang Taehyung tiduri.
Taehyung sama sekali tidak goyah, kepalanya masih menoleh ke arah kanan. Tetap dengan pendiriannya untuk tidak menatap Jungkook, lagipula untuk saat ini Taehyung sama sekali tidak mau beradu argumen.
"Lihat kemari Kim, kau harus makan"
Taehyung masih tetap bungkam.
"Jangan buat kesabaranku habis. Kau hobi sekali ya memancing emosiku"
"Cukup Jungkook! Lebih kau pulang, aku bisa sendiri. Dengan atau tanpamu aku bisa"
"Kau sakit Kim" Nadanya sedikit merendah.
"Dan aku lebih sakit saat kau di sini. Sekarang aku sudah benar-benar memutuskan aku ingin mengakhiri semua ini. Aku lelah dengan takdir beromong kosong ini"
Jungkook tertegun dengan apa yang Taehyung katakan, jujur ada sesuatu dalam dirinya yang terluka saat mendengar Taehyung berucap dengan suara lirih.
"Taehyung--"
"Aku rasa yang kita jalin ini bukan simbiosis mutualisme, sama sekali tidak menguntungkan. Jadi aku memilih untuk mengakhiri semuanya detik ini juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us (KookV) ✔
FanfictionAndai saja, pada saat itu Taehyung tidak ikut melibatkan perasaannya hingga sejauh ini, mungkin yang akan terjadi sekarang tidaklah separah ini. pun, begitupun dengan Jungkook, andai saja dirinya bisa mengotrol emosi dan tindakannya mungkin Taehyung...