Sepuluh ..... Curahan Hati

333 53 16
                                    

Melangkah mundur bukan berarti menyerah. Hanya mencoba berpikir waras akan cinta yang belum bisa kugenggam. Melangkah mundur bukan berarti pasrah. Hanya mempercayai janji pemilik hati, sebagai penitip dan sutradara terbaik
@puputandalusi_

______________________________

"Stop di situ dan jangan ikuti aku!"

"Kamu mau kemana, Nis? Kenapa nangis?"

Ersya mendekati sahabatnya dengan bingung. Diacara kebahagiaan Syifa dan Rizky, sahabatnya yang lain justru sedang merasa sedih berurai air mata.

"Nis?"

Annisa langsung memeluk Ersya erat. Ia tumpahkan kesedihannya dalam pelukan yang masih belum diketahui penyebabnya oleh Ersya. Selama ini ia  tidak pernah menemukan garis kesedihan di wajah Annisa. Bahkan ia tidak pernah mendengar secuil pun cerita sedih yang mungkin menjadi penyebabnya rapuh malam ini.

Ruang depan rumah Syifa yang dijadikan lokasi resepsi masih tampak ramai. Acara baru berjalan satu jam, masih ada waktu satu jam lagi sebelum acara selesai. Ersya pun membawa Annisa ke halaman komplek dekat rumah Syifa yang terlihat terang dan cantik dengan lampu-lampu hias.


A

nnisa mengeluarkan semua kegundahan hatinya. Bagaimana ia begitu sabar dengan cinta dalam hati yang dipendamnya kepada Ilham, bahkan sejak laki-laki itu melamar sahabatnya sendiri untuk dijadikan istri. Sedetik kemudian Ersya merasa bukan sahabat yang baik untuk Annisa. Ia membiarkan sahabatnya merasakan kesedihan dan kehancuran sendiri tanpa ada yang menawarkan bahu untuk menyandarkan kerapuhan Annisa.

Ersya meminta maaf berkali-kali pada Annisa atas ketidak pekaannya selama ini. Ia menyesali dirinya sendiri atas kebodohannya karena merasa bukan sebagai sahabat yang baik dan adil. Ia seperti memihak pada satu sisi hingga hanya peduli pada Syifa dan mengabaikan Annisa.

"Gak ada yang salah, Sya. Aku juga gak menyalahkan kalian. Sebagai sahabat, kita harus ikut bahagia atas kebahagiaan sahabat kita. Tapi kita jangan bahagia atas penderitaan yang sahabat kita alami. Karenanya, ketika keluarga Ilham memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka, aku juga sedih. Aku memposisikan diri sendiri ketika menjadi Syifa."

"Nis, kenapa hati kamu bisa sebaik ini?"

Annisa berdiri dari duduknya. Menatap bintang yang hanya terlihat beberapa titik di langit malam

"Karena aku cuma wanita biasa yang masih memiliki hati. Yang ketika itu masih memiliki kesabaran. Yang masih percaya bahwa takdir Allah akan mempersatukanku pada laki-laki yang selama ini kucintai. Apa yang terjadi pada Syifa dan Ilham adalah takdir. Aku menerima penolakan secara tidak langsung dari Ilham juga takdir. Dan sekarang, aku harus membuka mata, bahwa Ilham mungkin memang takdir dari Allah yang dikirimkan hanya sebagai sahabat. Tidak lebih."

Ersya memeluk Annisa erat. Ia masih tidak mengerti mengapa ada wanita setegar ini dengan cintanya. Ia begitu mencintai Ilham hingga tidak berani untuk melukainya dengan pernyataan yang mungkin bisa membuat Ilham juga terkejut seperti dirinya.

"Kalau kamu benar-benar mencintai Ilham, mengapa tidak memulainya lebih dulu dengan mengungkapkan isi hatimu, Nis?"

"Karena aku bukan bunda Khadijah. Aku hanya seorang Fatimah yang berani mencintai Ali ku dalam hati. Mendoakannya dalam diam di setiap sepertiga malamku."

Tanpa keduanya ketahui, ada laki-laki yang mendengar semua perbincangan mereka dan menahan sesak dadanya atas kejujuran isi hati Annisa. Bagaimana bisa selama ini ia tidak menyadari segala gerak-gerik dan perhatian yang Annisa berikan kepadanya?

Indahkan AkunDalam Takdir Mu (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang