Lima ..... Petaka

444 54 10
                                    

Langit gelap setia memayungi anak manusia begadang melepas rindu dari pesan udara. Rizky menelan liurnya sakit. Lehernya seolah tercekik saat Ilham menanyakan gadis yang ia sunting. Jika sahabatnya ada di hadapannya sekarang, mungkin akan terjadi adu jotos kedua kalinya.

"Surprise! Makanya lo harus dateng kalau mau kenal. Okey!" Jawab Rizky sesantai mungkin.

"Sok misterius lo. Anyway, sekali lagi selamat yaa atas pernikahan lo. Semoga rumah tangga kalian sakinah, mawaddah wa rahmah. Penuh rahmat dan ridho Allah."

"Aamiin."

Doa di tengah malam menutup obrolan keduanya. Sudah waktunya menghidupkan malam dengan dzikir dan merayu sang Khalik dengan doa.

Rizky kaget melihat tempat tidur yang sudah kosong dan kursi roda yang tidak ada. Sekali lagi ia melihat jam dinding. Pukul 03.00. Rizky pun tau kemana istrinya pergi. Sepertinya Syifa sudah lebih dulu bersih-bersih untuk bertemu Allah. Ia pun berganti pakaian selagi menunggu Syifa selesai berwudhu.

"Eh, udah selesai teleponannya, Bang?"

"Udah. Kamu kenapa gak nemuin tadi? Mau solat sendiri ya?"

"Enggak,takut ganggu. Kayanya tadi happy banget, makanya aku wudhu duluan sambil nunggu abang selesai telepon."

Sambil menunggu Rizky selesai wudhu, Syifa membaca Al-qur'an sebelum melaksanakan solat malam berjamaah. Ia berusaha memaksimalkan ibadahnya meski sudah berumah tangga. Seperti doanya saat masih melajang.

"Ya Allah, pertemukan dan satukanlah aku dengan seorang laki-laki yang mencintaiku karena Mu. Laki-laki yang mampu membimbingku dalam kebaikan dan menjadi teman dalam beribadah. Yang jika bersamanya, syurga terasa dekat."

Disepertiga malam, keduanya khusyuk bermunajat kepada Allah. Dzat pemilik langit dan bumi yang telah menyatukan mereka dalam ikatan suci dan halal. Merayu dalam setiap bait doa dan lantunan ayat untuk dzat yang maha membolak-balikan hati hamba-Nya. Pemilik hati manusia.

Malam-malam syahdu yang dihidupkan dengan lantunan dzikir dan ayat-ayat al-qur'an, menemani hingga fajar dan matahari terbit. Mensejahterakan pagi dalam balutan doa.

**********

Ummi Khadijah menepati janjinya untuk mengantarkan Annisa membeli kue pancong. Usai jogging di sekitar komplek, keduanya mampir di cafe kecil yang menjajakan kue tradisional seperti lupis, onde-onde, donat dan lainnya. Ini adalah tempat faforit Annisa dan sahabatnya yang lain saat main ke rumah Ilham.

Annisa berencana untuk langsung pulang setelah lari pagi, ia ada janji dengan Brayn dan Ersya untuk mengantarkan undangan pernikahan Kyfa. Sampai sekarang ia masih penasaran bagaimana reaksi Ilham saat tau Rizky menyunting mantan tunangan sahabatnya sendiri. Jika Ilham murka, maka semakin berat langkahnya untuk mengambil hati laki-laki yang didawamkannya dalam doa. Namum jika Ilham sudah ikhlas, maka jalan untuknya menjadi terbuka.

"Ummi mau vidio call Ilham. Nisa ikutan ya, Nak?"

Pipi Annisa merona. Jantungnya berdebar. Ini pertama kalinya ia melihat wajah ilham setelah hampir dua bulan tidak bertemu. Ummi melirik Annisa yang sesekali membenarkan tatanan jilbabnya.

"Nisa sudah cantik, kok. Ilham pasti kangen sama kamu. Sudah lama kan gak ngobrol bareng?"

Annisa salah tingkah akan ucapan Ummi Khadijah. Bersyukur telepon langsung tersambung dan dijawab Ilham hingga Annisa tidak perlu menutupi rasa malunya lebih lama.

"Assalamu'alaikum, Ummi."

Suara Ilham di sebrang terdengar renyah dan riang. Kegelisahan Annisa perlahan terkikis.

Indahkan AkunDalam Takdir Mu (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang