Alevia berlari sepanjang koridor sekolah. Nafasnya sudah terengah-engah, namun ia urung berhenti. Gadis itu tak hentinya merutuk dalam hati karena semalam menyetujui usulan sang abang untuk marathon menonton serial marvel, yang berakhir ia harus terlambat pagi ini.
Setelah hampir sampai dikelasnya, Alevia berhenti berlari. Ia mengatur nafas dan menyeka peluh. Ia melirik sebentar jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 07.35, fiks ia sudah terlambat lima menit. Alevia yakin kegiatan belajar mengajar pun sudah dimulai.
Ia ingin berbalik, tapi kepalang tanggung karena tubuhnya sudah berada didepan pintu kelas. Alevia menarik napas panjang sebelum mengetuk pintu kelas.
Tok..tok..tok
Seisi kelas yang tadinya sibuk mencatat, kini beralih menatap pintu yang sudah diketuk seseorang. Ibu Odah pun yang sedang menjelaskan materi dipapan ikut melirik ke pintu kelas dan mendapati Alevia berdiri disana sambil tersenyum sungkan.
"Selamat pagi bu. Maaf saya terlambat." Ucap Alevia pelan.
Ibu Odah geleng-geleng kepala, guru wanita itu berjalan menghampiri Alevia. "Iya pagi juga, tumben kamu terlambat? Ini tidak biasanya. Coba kamu berikan alasan yang masuk akal, agar saya bisa mengizinkan kamu masuk." Pintah bu Odah.
Alevia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Eng-an-anu bu, semalam saya begadang karena nonton film bu." Ucap Alevia terbata-bata.
Lagi, ibu Odah mengelengkan kepalanya. "Sebenarnya saya tidak keberatan mengizinkan kamu masuk, berhubung ini kali pertama kamu terlambat. Hanya saja, saya harus bersikap adil agar siswa yang lain tidak cemburu terhadap kamu. Jadi, kamu tidak keberatankan kalau saya hukum?"
Alevia menghembuskan napasnya. Mau tidak mau ia harus menerima jika dihukum, karena bagaimanapun ia juga salah. Alevia mengangguk lesu. "Iya bu, hukum aja. Saya terima kok."
"Ya sudah, sekarang kamu ke perpus dan buat ringkasan tentang sistem reproduksi manusia, dari halaman 11 sampai 20. Istirahat nanti kumpulkan ke saya." Bu Odah memberi penjelasan.
"Siap bu. Kalo begitu saya ke perpus dulu."Alevia pamit dan segera beranjak dari kelasnya.
Huh, gara-gara bang Alen nih! Awas aja pulang.
-----
Setibanya diperpus, Alevia tidak ingin membuang-buang waktunya. Ia segera menghampiri rak yang menyediakan buku biologi dan mulai mengerjakannya.Tak terasa sudah setengah jam Alevia berada diperpus untuk menyelesaikan hukumannya. Ringkasan yang diminta bu Odah pun sudah Alevia selesaikan. Saat hendak mengembalikan buku ke raknya, handphone Alevia berdering menandakan sebuah pesan masuk. Dengan buru-buru ia merogoh sakunya, mengeluarkan handphone dan segera membaca isi pesan.
To : Eca
Lo dimana?
Udah pergantian jam nih, gak mau blik ke kls?From : Alevia
Lagi diperpus
Iya2 bentar lgi blik kok!
Pak herman udh msuk?To : Eca
Okok!
Gak masuk, kelas free
(Read)Alevia hanya membaca pesan terakhir dari Eca tanpa berniat membalasnya. Setelah itu ia kembali mengantongi handphonenya dan bergegas mengembalikan buku yang ia pinjam.
Setelah selesai dengan hukumannya, Alevia keluar dari perpus dan berniat kembali ke kelas. Takut dipergoki guru piket karena berada diluar kelas saat jam pelajaran, gadis itu berjalan dengan tergesa-gesa sambil sesekali menengok ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEVIA
Teen FictionKeberadaan dua murid baru yang secara tidak langsung telah mengusik ketenangan hidup Alevia dan mengantarkannya pada sebuah masalah yang tidak pernah diinginkannya sama sekali.