Chapter 8

8 4 0
                                    

Terlalu sering bersama membuatku sadar, bahwa ternyata mengenalmu tak cukup sekedar duduk sebangku.

_____________

"Jadi kapan nih kita mulai kerja?" Tanya Geri memecah keheningan.

Saat ini mereka berempat sedang berada dikantin menikmati makan siang. Alevia, Eca, Nala dan juga Geri.

"Gue sih kapan aja siap." Ucap Eca sambil mencomot siomaynya.

"Aku juga terserah." Alevia menambahkan.

"Yaudah nanti gue ngomong dulu sama si Rolan. Abis itu gue bikinin grup chat biar kita gampang kontak-kontakan."

"Yaps setuju!" Ucap Alevia dan Eca berbarengan.

Nala yang berbeda kelas dengan tiga orang dihadapannya memilih hanya menyimak tanpa ingin bertanya. Ia sudah bisa menduga, pasti yang sedang diperbincangkan mereka adalah tugas sekolah. Makanya ia tidak ikut nimbrung karena merasa tak perlu.

"Permisi.."

Keempat orang yang sedari tadi sibuk berbincang, kini beralih fokus pada objek yang sedang berdiri dihadapan mereka.

"Ngapain kamu disini?" Tanya Alevia ketus.

"Makanlah!" Balas Axel santai.

Alevia mendengus. "Ya iyalah, kita juga tau. Emang kata siapa kamu mau ngamen?"

"Nah. Kalo udah tau, ngapain nanya?" Axel menggeser kursi disebelah Nala. "Ger, gue gabung disini gapapa kan?!"

Geri mengangguk mantap. "Gapapa kok. Kebetulan kita juga lagi bahas tentang tugas makalah, kan enak sekalian ada lo."

Alevia menganga mendengar jawaban Geri. Ia sudah bersiap buka mulut hendak protes, namun kata-kata Axel membuatnya kembali bungkam.

"Udah sih Al, gak usah protes, duduk aja dulu. Bentaran doang kok. Gue janji gak bikin rusuh. Inikan juga demi tugas dan nilai kita."

Mengalah. Menarik napas panjang, Alevia kembali duduk dengan perasaan setengah jengkel. Namun dalam hati, ia juga membenarkan perkataan Axel.

"Jadi.. sampe dimana tadi pembahasan kita?"

_____

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, namun bu Erika belum juga menyelesaikan kegiatan mengajarnya.

Beberapa murid sudah menggerutu karena guru kimia itu terus saja mengoceh tentang materi struktur atom yang sudah menguap dibawa angin siang.

"Lan," panggil Geri pelan.

Yang dipanggil menoleh sambil mengangkat keningnya tanda bertanya "apa?". Geri yang melihat hal itu sontak merotasikan bola matanya. "Ckck. Gak peka!"

Ia lalu memberi kode, agar Rolan segera menyuruh bu Erika menyudahi kegiatan belajar. Rolan hanya mengangguk lalu kembali fokus kedepan. Tak berselang lama, tiba-tiba sebuah ketukan dimeja mengalihkan fokus guru kimia yang masih asyik menerangkan itu.

Tok..tok..tok..

Bu Erika menoleh ke sumber suara. "Ada apa Axel?"

Ya, bukan Rolan yang mengetuk meja, melainkan Axel. Pria itu nampaknya juga sudah bosan mendengar rumus-rumus yang terus dilontarkan ibu Erika didepan sana.

"Maaf bu mengganggu. Tapi, ini udah bel pulang loh." Ucap pria itu sopan.

Bu Erika spontan melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Guru muda itu kemudian menepuk jidat sambil tersenyum malu. "Astaga, maaf yah. Ibu sudah keasyikan sampe lupa waktu."

ALEVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang